TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[REVIEW] Blue Period—Proses Kreatif di Balik Karya Seni Lukis

Anime bergenre coming of age yang akan menginspirasimu!

Blue Period (dok. Studio Seven Arcs/Blue Period)

Anime yang rilis dalam periode musim gugur 2021 memang menarik banyak orang dan sayang untuk dilewatkan. Beberapa judul anime pun begitu diantisipasi oleh para penggemar anime dari berbagai genre. Meski didominasi anime bergenre laga dan fantasi, anime genre slice of life juga hadir meskipun tidak begitu banyak. Salah satu anime yang paling beda sekaligus membuat penulis terpikat adalah Blue Period. Menariknya, Blue Period mengangkat genre coming of age yang cukup menginspirasi. 

Blue Period sendiri adalah anime terbaru yang dirilis di media streaming Netflix pada 25 September 2021. Anime dengan total dua belas episode ini diadaptasi dari manga berjudul serupa karya Tsubasa Yamaguchi. Yang membuat anime Blue Period menarik terletak dari temanya yang gak biasa kamu temukan di anime lainnya, nih, yaitu seni lukis. Nah, jika kamu belum menonton anime ini atau masih ragu, kita intip dulu serba-serbi dan review Blue Period terlebih dahulu agar makin yakin. Scroll ke bawah, ya!

1. Minat yang bangkit karena lukisan

Yaguchi menggunakan pensil untuk mengukur proporsi dalam lukisan. (dok. Studio Seven Arcs/Blue Period)

Anime Blue Period sendiri menceritakan tentang siswa SMA bernama Yatora Yaguchi. Memiliki penampilan yang terkesan nakal, Yaguchi justru memiliki nilai yang tinggi dan rajin di kelas. Meskipun ia termasuk pintar, jauh di lubuk hatinya, Yaguchi tidak memiliki ketertarikan terhadap apa pun, seolah ada yang kurang dan tidak berminat dengan banyak hal. Alhasil, hari-harinya ia habiskan dengan bermain bersama teman-teman atau hanya mengikuti kegiatan sekolah tanpa adanya rasa senang maupun emosi yang berlebihan. 

Suatu hari, kelas Yaguchi mendapatkan pelajaran melukis. Awalnya meremehkan sang guru, Yaguchi pun merasakan sulitnya melukis dan ada daya tarik terselubung yang ia rasakan dalam proses melukis. Hatinya jadi semakin tergugah tatkala melihat lukisan milik kakak kelasnya di ruangan klub melukis. Belum pernah ia merasa tertantang untuk melakukan sesuatu. Dengan tekad yang penuh, Yaguchi pun memantapkan dirinya untuk menekuni dunia seni lukis dan menjajal Universitas Seni Tokyo sebagai targetnya setelah lulus SMA. 

Karena genre dari Blue Period adalah coming of age, proses pendewasaan diri memang terasa kental dan inspiratif. Alur cerita dibangun dengan sangat baik, mulai dari Yaguchi yang meremehkan bahwa menjadi seniman tidak bisa menjadi prospek karier yang menjanjikan, justru berakhir dengan mendalami seni lukis yang pernah ia pandang sebelah mata. Yaguchi sadar ia tidak memiliki keterampilan khusus dan harus belajar dengan cepat untuk mengejar ketertinggalannya. 

Selain berfokus pada perjuangan Yaguchi, anime ini juga turut memberikan gambaran tentang proses kreatif di balik sebuah lukisan. Bahkan, untuk lukisan yang terlihat sederhana, ada banyak hal yang dipertimbangkan mulai dari perspektif, warna, hingga alat yang digunakan. Para penonton yang awalnya juga cukup awam dengan proses melukis pun jadi bisa dapat lebih banyak ilmu nih setelah menonton Blue Period.

Baca Juga: [REVIEW] My Hero Academia: World Heroes' Mission—Teror dari Humarise

2. Tidak pernah ada kata terlambat untuk berusaha

Yaguchi dan teman-temannya di kelas tambahan. (dok. Studio Seven Arcs/Blue Period)

Perjuangan Yaguchi dalam mencapai tujuannya adalah hal yang paling penulis sukai dari anime ini. Yaguchi baru saja menemukan minatnya terhadap melukis dan sudah menetapkan tujuannya untuk berhasil masuk ke Universitas Seni Tokyo. Berdasarkan cerita, masuk ke Universitas ini super susah karena lulusan SMA akan bersaing dengan anak-anak gap year yang notabene memiliki pengalaman lebih luas. Diperkirakan, persentase yang lolos ujian masuk pun hanyalah 0,5 persen untuk siswa lulusan SMA. 

Jatuh bangun pun pastinya dialami oleh Yaguchi dan karakter lainnya dalam anime ini. Rasa cemas karena belum memiliki pengalaman yang banyak, bersaing dengan anak gap year, dan trial and error yang terus-menerus terjadi membuat Yaguchi hampir putus asa untuk meraih tujuannya. Dengan kegagalan berkali-kali, kemampuan Yaguchi untuk bangkit dan membalik keadaan dengan berusaha maksimal memang memberikan warna tersendiri bagi anime ini. 

Tak hanya kerja keras, karakter Yaguchi juga mengajarkan penonton untuk tidak gampang berpuas diri dan terus berinovasi. Sebanyak apa pun saingannya, pada akhirnya, Yaguchi hanya bersaing dengan dirinya sendiri dan mengasah kemampuannya lebih baik dari hari ke hari.

3. Desain anime Blue Period yang cukup menarik dari studio Seven Arcs

Yaguchi melukis dengan emosional. (dok. Studio Seven Arcs/Blue Period)

Dengan mengambil topik dunia seni lukis, penulis memang mengharapkan desain yang menarik dari anime ini. Sesuai ekspektasi, studio Seven Arcs yang menggarap anime Blue Period sudah cukup sukses mengadaptasi anime ini dengan desain yang keren. Lukisan-lukisan yang ditampilkan dalam anime ini pun menarik dan desain karakter dalam anime ini pun terbilang catchy dalam pandangan pertama. 

Desain anime ini memang menarik, tetapi satu kekurangan terletak pada animasi yang agak kaku. Kadang di beberapa adegan, pergerakan yang dilakukan karakter memang kurang mulus, tetapi hal ini tidak terlalu memengaruhi grafis Blue Period secara keseluruhan. Kesimpulan dari penulis, jangan khawatir, segi desain grafis di anime Blue Period masih oke, kok!

4. Omoinotake dan Mol-74 mengisi lagu untuk anime Blue Period

Blue Period memiliki dua lagu andalan yang ear-catching sebagai pembuka dan penutup. Menariknya, grup band Omoinotake turut memeriahkan anime ini dengan mengisi lagu pembuka berjudul "EVERBLUE". Sementara itu, grup band Mol-74 membawakan lagu yang lebih lembut berjudul "Replica" sebagai penutup. Anime ini juga diwarnai dengan musik-musik penuh semangat yang dirangkai oleh Ippei Inoue.

Setelah berbicara soal musik, kita akan beralih ke pengisi suara dari para karakter Blue Period. Deretan seiyu populer, seperti Yumiri Hanamori, Yume Miyamoto, Kengo Kawanishi, hingga Daiki Yamashita, pun hadir untuk mengisi suara. Meski dimeriahkan dengan deretan seiyu yang sudah terkenal, siapa sangka jika seiyu dari karakter Yaguchi, yaitu Hiromu Mineta, rupanya masih cukup baru sebagai pengisi suara. Mengisi suara sang karakter utama, Mineta tampaknya berhasil membuat karakter Yaguchi semakin menonjol dengan emosi yang tepat.

Baca Juga: [REVIEW] ODDTAXI—Kisah Sopir Taksi Biasa Terlibat Kasus Penculikan

Verified Writer

Trisnaynt

(~ ̄³ ̄)~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya