TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[REVIEW] Classroom of the Elite—Usaha Melawan Hierarki Sekolah

Kamu bisa tonton gratis di YouTube Muse! #IDNTimesHype

Classroom of the Elite (dok. Studio Lerche/Classroom of the Elite)

Classroom of the Elite merupakan salah satu anime bergenre school yang dirilis pada 12 Juli 2017. Meski bukan anime baru, anime ini juga ditayangkan gratis di plaform YouTube Muse Indonesia mulai 18 Agustus 2021. Tentu saja, anime ini jadi kembali hype dan ditonton oleh banyak penggemar anime dari Indonesia.

Memiliki total dua belas episode, anime tema sekolah ini mengambil alur cerita yang cukup menarik mengenai sistem pembelajaran yang unik dari sekolah bergengsi. Apabila kamu belum menonton, gak ada salahnya untuk mengetahui serba-serbi anime ini sebelum menonton, nih. Yuk, simak ulasannya satu per satu!

1. Kelas buangan yang berusaha melawan hierarki sekolah

Chabashira menerangkan peraturan SMA Metropolitan Tokyo. (dok. Studio Lerche/Classroom of the Elite)

Anime ini berpusat pada Kiyokata Ayanokouji yang masuk ke kelas 1-D di sekolah elite Metropolitan Tokyo. Sekolah ini berisi fasilitas yang sangat lengkap dan menjamin muridnya mendapatkan masa depan yang cerah setelah lulus. Tak hanya itu, sekolah bersistem asrama ini juga memberikan poin yang bernilai sama dengan Yen sebagai alat pembayaran di area sekolah. Apa pun bisa dibeli dengan poin tersebut. Namun, yang membuat para siswa tercengang, poin yang diberikan di hari pertama sekolah adalah 100 ribu poin!

Dengan asumsi bahwa pemberian poin sebanyak itu dilakukan setiap bulan, para siswa kelas D menjadi boros dan menghamburkan poin mereka. Sebagian siswa juga membolos dan tidak mendengarkan pelajaran di kelas. Akhirnya, tiba saatnya hari ketika mereka akan mendapatkan jatah poin bulanan. Namun, tidak ada poin sepeser pun yang masuk untuk siswa kelas D.

Sang wali kelas, Chabashira Sae kemudian mengungkapkan hierarki sebenarnya dari sekolah ini. Setiap siswa dinilai berdasarkan potensi dan prestasi sehingga kelas D yang sudah terlanjur takabur dari awal terpaksa memiliki poin paling rendah di antara keempat kelas. Mereka harus mampu menyalip poin kelas lainnya jika ingin mendapatkan poin bulanan dan bertahan hidup di sekolah tersebut.

Alur cerita anime ini cukup menarik mengingatkan kita untuk tidak cepat berpuas diri ketika memiliki sesuatu yang berlebih. Kelas D yang dicap sebagai kelas buangan pun berusaha sebaik mungkin agar bisa bertahan setelah kehilangan banyak poin mereka. Selain itu, penulis juga terkesan dengan berbagai taktik Ayanokouji untuk dapat menyelamatkan kelas D di belakang layar.

Baca Juga: [REVIEW] Violet Evergarden: The Movie—Pembebasan Luka Masa Lalu

2. Ambisi Horikita dan Bantuan Ayanokouji

Ayanokouji menyelamatkan Horikita. (dok. Studio Lerche/Classroom of the Elite)

Semangat kelas D untuk menaikkan derajat mereka tak lepas dari ambisi sang heroine, yaitu Suzune Horikita. Meskipun berbeda dengan versi light novel-nya, karakter Horikita dibuat sangat menonjol di anime ini sebagai karakter keras kepala dengan kemauan yang kuat untuk membuktikan kelayakan dirinya.

Di sisi lain, Ayanokouji diceritakan sebagai tokoh yang lebih terkendali, tenang, dan perlahan membantu Horikita dalam mewujudkan ambisinya. Menariknya, Ayanokouji selalu melakukan taktiknya secara sembunyi-sembunyi sehingga orang lainlah yang menerima pujiannya. Karakternya sendiri masih dibuat misterius, bahkan setelah serial ini berakhir.

"Manusia hanyalah sebuah alat."

Kiyokata Ayanokouji

3. Desain yang penuh warna dan berbeda dari anime sekolah lainnya

Kushida menerima pujian karena membantu kelas D dalam ujian. (dok. Studio Lerche/Classroom of the Elite)

Anime Classroom of the Elite digarap oleh Studio Lerche yang cukup berhasil menciptakan desain yang menarik bagi setiap karakternya. Perubahan emosi dari setiap karakter dibuat dengan sangat baik dan penulis sangat kagum dengan pewarnaan dari masing-masing karakter.

Tak seperti anime school lainnya yang cenderung hanya fokus untuk membuat karakter utama terlihat menonjol, desain setiap karakter dalam anime Classroom of the Elite dibuat begitu apik dan memiliki ciri khas masing-masing yang bisa membedakan mereka.

4. Lagu opening dan ending khas anime sekolah yang cocok dengan Classroom of the Elite

Horikita dan Ayanokouji bernegosiasi dengan Chabashira. (dok. Studio Lerche/Classroom of the Elite)

Lagu opening dari anime Classroom of the Elite berjudul "Caste Room" yang dibawakan oleh ZAQ. Sementara, untuk lagu ending dibawakan oleh Minami dengan lagu berjudul "Beautiful Soldier". Kedua lagu ini begitu cocok mengisi opening dan ending dari Classroom of the Elite. Dengan pembuka yang penuh semangat dan ditutup dengan lagu yang indah, memang ini sesuai dengan ciri khas anime bergenre sekolah. 

ZAQ dan Minami juga bukan sosok asing dalam dunia musik anime. ZAQ turut serta mengisi lagu untuk beberapa anime, seperti Shougeki no Souma, Flip Flappers, dan Chuunibyo demo Koi ga Shitai!. Sementara, Minami juga mengisi banyak lagu anime mulai dari Kimi ga Nozomu Eien, Infinite Stratos, hingga Mobile Suit Gundam AGE.

Baca Juga: [REVIEW] Anime Record of Ragnarok—Pertarungan Manusia Melawan Dewa

Verified Writer

Trisnaynt

(~ ̄³ ̄)~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya