Selama ini dr. Richard Lee jarang sekali berbicara tentang kehidupan keluarganya. Namun baru-baru ini, pemilik klinik kecantikan Athena tersebut mengungkap fakta soal anak ketiganya yang didiagnosis autisme.
Di usianya yang hampir menginjak 4 tahun, sang anak masih belum bisa berbicara. Meski begitu, Richard Lee tak pernah berkecil hati. Simak cerita dr. Richard Lee dan istrinya soal anak ketiga mereka yang didiagnosis autisme di bawah ini, ya!
Belum banyak yang tahu, ternyata anak ketiga dr. Richard Lee dan Reni Effendi didiagnosis autisme. Fakta tersebut diungkap langsung oleh keduanya lewat tayangan video yang diunggah ke kanal YouTube dr. Richard Lee, MARS, pada Sabtu (11/6/2023).
Awalnya, dr. Richard tak ingin menceritakan soal kondisi anaknya, karena merupakan privasi mereka. Namun karena pemberitaan yang simpang siur, ia pun memutuskan untuk angkat bicara.
"Ada beberapa hal yang harus saya klarifikasi. Yang pertama saya tidak mau menutupi ini bukan karena malu, bukan juga karena ini aib atau apa, ya. Tapi karena beberapa permasalahan pribadi keluarga saya. Saya anggap bukan ranah publik dan ini ranah privasi. Jadi enggak pengin terlalu diumbar," kata dr. Richard.
Dalam tayangan video berdurasi 15 menit tersebut, Reni Effendi menyebut tidak ada keluarga yang sempurna. Begitu juga dengan keluarga mereka. Sebagai ibu, ia pun sempat mengkhawatirkan masa depan anaknya yang harus terus didampingi.
"Anak kita kayaknya enggak bisa independent takutnya, kan. Harus dependent terus dengan kita. Itu yang kita takutkan," kata Reni menitikkan air mata.
Sambil menenangkan istrinya, dr. Richard Lee pun turut mengutarakan perasaannya. Dia mengaku tidak pernah berkecil hati karena yang terpenting baginya adalah sang anak selalu dalam keadaan sehat.
Sebenarnya anak ketiga dr. Richard Lee dan Reni yang biasa dipanggil Kenzo tersebut terlahir dalam keadaan normal. Namun hingga kini di usianya yang hampir menginjak 4 tahun, Kenzo masih belum bisa berbicara.
Ketika dibawa berkonsultasi di Palembang, dokter hanya mengatakan Kenzo mengalami speech delay. Namun setelah diperiksa lebih lanjut di Jakarta, baru ketahuan kalau bungsu tiga bersaudara tersebut mengidap autisme.
"Pertama kali tahu, dia didiagnosa autisnya itu waktu di dokter di Jakarta. Yang di sini (Palembang) baru speech delay saja. Kurang lebih sekitar satu tahun yang lalu. (Umur) 2,5 tahun dikatakan bahwa ini autis," ungkap dr. Richard Lee.
Reni Effendi kemudian membagikan soal perasaannya saat Kenzo didiagnosis autisme. Ternyata kala itu dirinya masih menyangkal diagnosis dari dokter.
"Dulu aku masih menyangkal kalau anak aku autis. Aku bilangnya kayak ya udah mungkin nanti di umur 3 tahun bisa ngomong. Tapi umur 3,5 tetap gak ngomong juga," kata Reni yang tampak berusaha tegar.
Meski begitu, Reni sama sekali tak memandang diagnosis putranya tersebut sebagai kekurangan. Ia justru menganggap Kenzo sebagai hadiah dari Tuhan agar mereka bisa lebih memaknai kehidupan.
Seiring berjalannya waktu, Reni pun mulai berdamai dengan keadaan. Demi Kenzo, ia bahkan sampai mempelajari cara menghadapi anak istimewa, karena tidak ingin hanya mengandalkan terapis saja.
"Aku sekarang sudah mulai mempelajari sendiri. Kebetulan kan basic kita kedokteran. Jadinya, aku pikir, selamanya kalau aku ngandelin terapis aja kayaknya anak ini gak ada kemajuan,” pungkasnya.