[Eksklusif] Cerita Alan Walker Tentang Mimpi Jadi Tentara & Indonesia!

Alan Walker blak-blakan alasan pake masker hingga logonya

Untuk kesekian kalinya, Alan Walker kembali datang ke Indonesia dan siap menghibur para penggemar setianya. Kedatangan musisi sekaligus produser Inggris ini dalam rangka memeriahkan acara musik tahun, Spotify on Stage, yang digelar meriah Jumat (12/10), di Jakarta International Expo Kemayoran.

Dipilihnya Alan untuk menghadiri pagelaran musik yang mengumpulkan para musisi-musisi keren dari Asia dan Eropa ini tentu bukan tanpa alasan. Yups, alasan utamanya karena DJ satu ini mampu merajai pasar musik sejak bergabung di industri dengan hits makernya "Faded". Bahkan karyanya setiap hari diputar ribuan kali oleh pecinta musik Tanah Air.

IDN Times pun mendapatkan kesempatan untuk sesi wawancara bersama Alan Walker beberapa jam sebelum ia menggebrak panggung Spotify on Stage di depan lebih dari 7.000 penonton.

Hai Alan, kami dari IDN Times. Senang sekali bisa bertemu dengan kamu hari ini. Selamat datang kembali ke Indonesia. Apa kabar? Bagaimana perjalanannya, jet lag gak nih?

"Yeah, saya senang sekali bisa kembali datang ke sini. Untungnya gak terlalu jetlag sih walau perjalanan hari ini cukup melelahkan. Dari Oslo ke Doha mengambil penerbangan pertama kemudian Doha ke Jakarta di penerbangan kedua, kurang lebih enam sampai delapan jam perjalanan. Saya selalu senang setiap mendengar akan ke Indonesia lagi," jawabnya dengan sangat ramah.

Perkenalan dan saling menyapa diawali dengan sangat menyenangkan oleh pemilik hits makers "Alone" tersebut. Aktivitas pun berlanjut dengan sesi tanya jawab bersama grup media.

Penasaran apa saja yang dibocorkan Alan selama sesi wawancara kurang lebih 30 menit? Nah berikut ini ulasan lengkapnya, yuk langsung simak aja blak-blakan Alan tentang kerja keras, impian, dan arti fans Indonesia baginya.

Baca Juga: 10 Momen Keseruan Spotify on Stage 2018, Alan Walker hingga Stray Kids

1. Menjadi sangat populer seperti sekarang, bagaimana awal mula perjalanan bermusikmu?

[Eksklusif] Cerita Alan Walker Tentang Mimpi Jadi Tentara & Indonesia!IDN Times/Victor S. Raditia

Perjalanan karier saya kurang lebih dimulai pada tahun 2007 atau 2008. Saya tidak menyangka akan seperti sekarang. Saya senang bermusik lalu saya pun mengunggah lagu ciptaanku di YouTube dan Soundcloud pada 2011. 

Saya juga banyak mendengarkan musik, misalnya tekno. Kemudian saya mulai eksperimen membuat lagu dan memasukannya ke YouTube. Jujurnya saya tidak memiliki latar bermusik seperti yang banyak orang miliki, tapi sekarang ini teknologi sudah tersedia, semua sudah ada di internet, kamu bisa mendapatkan apapun yang kamu inginkan.

2. Pada mulanya kamu tidak langsung menggunakan nama Alan Walker, apa alasan yang membuatmu kemudian mengubah nama panggung?

[Eksklusif] Cerita Alan Walker Tentang Mimpi Jadi Tentara & Indonesia!IDN Times/Victor S. Raditia

Saya mulai menggantinya kira-kira sekitar tahun 2014, ya sebelum "Faded" jadi sangat populer. saya dulu menggunakan nama DJ Walkzz. Alasannya, mungkin dulu saya masih terlalu kekanak-kanakan, lagian saya banyak melihat orang menamakan dirinya seperti DJ Harmonix, DJ Pick Me atau apa pun.

Nah, hal seperti ini sempat populer di era 2010-an, namun kemudian sekarang gak lagi. Akhirnya saya bertanya di grup Facebook dan hampir semua menyarankan untuk menggunakan nama asli, Alan Walker. 

Selain itu, saya ingin dikenal lebih dewasa dan menggunakan nama asli menunjukkan profesionalitas. Saat ini pun, saya bukan hanya DJ tapi juga produser musik. Jadi, menyematkan DJ di depan nama sepertinya gak relevan lagi.

3. "Faded" menjadi sangat populer 2015 silam. Di usia kamu yang masih 18 tahun. Bagaimana respon orang tua dan sekitarmu? Rasanya menjadi populer di usia sekolah?

[Eksklusif] Cerita Alan Walker Tentang Mimpi Jadi Tentara & Indonesia!IDN Times/Victor S. Raditia

Kalau boleh jujur, sebenarnya rasanya cukup aneh, tapi diwaktu bersamaan juga menyenangkan. Karena lagu itu sangat sukses kemudian sangat membantu karier bermusik yang baru saya awali. 

Pada saat itu, saya masih dalam tahap sedang bertumbuh jadi dewasa, jujurnya saya tidak terpikir untuk melakukan apa pun. Nah dengan musik ini nampaknya juga membantuku melewati masa kampus. 

Lingkungan saya sama terkejutnya dengan yang saya rasakan. Tapi saya membuktikan bahwa ini yang saya inginkan dan orang tua akhirnya mendukung. Ya, saya rasa mereka bangga.

Tapi pada akhirnya saya sadar yang terpenting adalah untuk selalu mengingat dari mana kita berasal. Jadi ketika 'Faded' begitu sukses, saya tetap ingat kehidupan saya sebelumnya dan menjadi diri sendiri. Yang paling penting adalah mengingat siapa sebenarnya dirimu.

4. Selama berkarier di dunia musik, apa yang paling kamu sukai dari industri ini?

[Eksklusif] Cerita Alan Walker Tentang Mimpi Jadi Tentara & Indonesia!IDN Times/Victor S. Raditia

Menjalani karier di musik/industri ini membuat saya sadar betapa industri ini sangat menyenangkan dan unik. Saya menemukan bagaimana musik menghubungkan segala hal secara dalam waktu bersamaan. 

Sehingga saya sangat mendukung layanan digital streaming seperti saat ini, karena layanan tersebut bisa diakses di seluruh penjuru dunia. Terbukti, musik saya dapat menjangkau ke banyak tempat. Saya sangat bahagia dapat menjadi bagian dari industri dan komunitas tersebut. Intinya musik mewakili gairah dan cinta dari sebuah komunitas.

5. Menjawab rasa penasaran banyak orang, boleh tahu gak nih dari mana sumber inspirasi logo yang kamu gunakan? Seperti perpaduan huruf W dan A?

[Eksklusif] Cerita Alan Walker Tentang Mimpi Jadi Tentara & Indonesia!IDN Times/Victor S. Raditia

Logo ini pada dasarnya terinspirasi dari Linkin Park. Ya, saya mengagumi mereka. Logo yang dimiliki Linkin Park sekilas nampak seperti satu garis lurus membentuk huruf L dan P kemudian lingkaran. Nah, simbol yang saya kenakan pun sebenarnya serupa, ujung di huruf A dan W ini sejajar karena jika ditarik garis bisa membentuk bulatan sempurna. Ya kurang lebih demikian.

6. Memiliki kesan yang unik dan berbeda, bisa ceritakan alasan dibalik kostum yang selama ini kamu kenakan, agak misterius ya

[Eksklusif] Cerita Alan Walker Tentang Mimpi Jadi Tentara & Indonesia!IDN Times/Victor S. Raditia

Kalau inspirasi kostum, seperti hoodie dan masker mulut ini, awal mulanya saya mencampurkan semua hal yang saya sukai, bermula dari kegemaran pribadi selama ini. 

Misalnya dari grup hacker anonymous, desain grafis, desain-desain lainnya, hingga game 'Watch Dog'. Semua bermula dari kesukaan pada game dan programming

Hahaha, masker ini bukan simbol misterius atau bahwa saya ingin menyembunyikan jati diri dari dunia, tapi ini saya ciptakan sebagai simbol persatuan dan kesetaraan. Bahwa ini bukan tentang siapa kamu, tapi apa karyamu.

Baca Juga: [Eksklusif] Wawancara Alan Walker yang Kaget Melihat Warga Indonesia

7. Kamu telah melakukan banyak kolaborasi dengan berbagai musisi dengan latar belakang budaya berbeda. Salah satunya yang menarik adalah Lay EXO dan Seungri nih. Seperti apa kerja sama itu dapat terwujud? Ada kesulitan bahasa mungkin?

[Eksklusif] Cerita Alan Walker Tentang Mimpi Jadi Tentara & Indonesia!IDN Times/Rosita A

Tentu, setiap kolaborasi selalu ada tantangannya. Misalnya, dengan artis Korea ya pastinya bahasa. Namun, menurut saya yang terpenting memang adalah komunikasi. Sangat penting untuk mengkomunikasikan musik dengan berbagai genre termasuk KPop. 

Misalnya saat ini KPop sangat terkenal di Amerika dan Eropa. Nah dengan kolaborasi ini kami saling bersinergi, mungkin saya juga dapat mengembangkan karier yang lebih baik lagi di kawasan Asia melalui kolaborasi ini. Sekali lagi, sangat menyenangkan.

8. Kamu salah satu musisi yang sangat terbuka untuk berkolaborasi dengan siapa pun bahkan dengan KPop. Nah, ada kriteria tersendiri gak sih kalau mau collab dengan seorang Alan Walker?

[Eksklusif] Cerita Alan Walker Tentang Mimpi Jadi Tentara & Indonesia!IDN Times/Victor S. Raditia

Saya terbuka untuk kolaborasi dengan musisi siapapun dan dari manapun. Biasanya saya memberi tahu sosok yang ingin saya ajak kolaborasi, kayak "Hai saya ingin membuat lagu bersama" dari ajakan ini kami kemudian berdiskusi dan memulai dari lagu. Selalu menantang untuk bekerja sama dengan genre yang berbeda, seperti yang telah saya coba dengan musik KPop.

9. "Diamont Heart" feat Sophia Somajo menjadi sangat populer. Bagaimana proses pembuatan karya ini dari mendapatkan inspirasi hingga menjadi sebuah lagu?

[Eksklusif] Cerita Alan Walker Tentang Mimpi Jadi Tentara & Indonesia!IDN Times/Victor S. Raditia

Oiya, sebenarnya awal lagu ini hanya berupa melodi terlebih dahulu, kemudian liriknya menyusul. Inspirasi saya peroleh bisa dari mana saja sih, tidak ada ketentuan yang mengikat. Intinya saya hanya ingin memberikan nuansa yang baik dan ceria di lagu itu. Setelahnya, saya menulis liriknya, lalu bertemu Sophia. Ia sosok yang sangat baik, sehingga saya tidak perlu melakukan banyak hal untuknya. Dia sangat luar biasa deh.

Menariknya, lagu ini pertama kali digarap pada 2016 silam, jadi waktu penggarapannya kurang lebih satu sampai dua tahun sih. Tapi gak selamanya kayak gitu, setiap lagu punya waktunya masing-masing. Misalnya, "Diamont Heart" ini cukup lama karena kadang saya pikir lagunya sudah rampung namun semakin ke sini saya merasa perlu ditambahkan sesuatu untuk jadi lebih menarik. Kemudian saya mengerjakannya kembali sebab saya mengingkan hasil yang benar-benar baik "spektakuler".

10. "Diamont Heart" berhasil dirilis dengan sambutan meriah. Setelah ini, adakah rencana kolaborasi berikutnya? Bersama musisi Indonesia, mungkin?

[Eksklusif] Cerita Alan Walker Tentang Mimpi Jadi Tentara & Indonesia!IDN Times/Victor S. Raditia

Kesempatan kolaborasi selalu ada. "Diamont Heart" telah rilis, setelah ini rencananya akan ada album baru. Saya belum bisa membocorkan detailnya. Saya baru akan melakukan finalisasi bulan depan, jadi ya kalian harus sedikit menunggu mungkin di awal tahun depan. Ya, ini sangat menyenangkan.

Sejujurnya saya belum banyak mengetahui musisi Indonesia secara spesifik. Tapi saya selalu terbuka untuk berkolaborasi dengan siapapun dan belajar hal baru, termasuk dari musisi Indonesia.

11. Jika tidak menjadi musisi, apa profesi yang sangat ingin kamu geluti?

[Eksklusif] Cerita Alan Walker Tentang Mimpi Jadi Tentara & Indonesia!Dok. Spotify

Waktu masih sangat muda saya selalu mencari tahu saya ingin jadi apa di masa depan nantinya, tapi hal yang sangat saya sadari adalah sekolah bukan tempat yang tepat untuk saya. Saya orangnya selalu malas ke sekolah dan pokonya selalu ingin pulang cepat dan belajar Photoshop dan program desain digital lainnya. 

Tapi, sebenarnya saya menyimpan mimpi masa kecil saya yaitu menjadi anggota militer. Saya tidak mendapatkan kesempatan untuk masuk menjadi anggota militer. Saat ada pendaftaran untuk menjadi tentara, lagu 'Faded' meledak di internet. Jadi impian itu saya tanggalkan.

Bila seandainya saya tidak menjadi musisi, saya sangat ingin menjadi tentara atau belajar musik di Amerika, atau sesederhana sekedar bekerja, menjadi kasir di minimarket juga gak masalah.

12. Setelah "Faded" menjadi sangat populer bahkan sampai ke Indonesia dan sangat digemari, bagaimana menurutmu tentang itu?

[Eksklusif] Cerita Alan Walker Tentang Mimpi Jadi Tentara & Indonesia!IDN Times/Victor S. Raditia

Akan selalu menyenangkan untuk kembali ke Indonesia. Berdasarkan data yang dimiliki oleh tim saya, hampir 20 persen dari follower saya berasal dari Indonesia. Bahkan Indonesia masuk dalam top country yang banyak menikmati karya saya. 

Banyak cinta dan dukungan dari sini. Sehingga saya selalu bersemangat untuk kembali ke sini dan menyapa para penggemar, salah satunya melalu Spotify on Stage, ini cara saya berterima kasih kepada pendengar. Sangat nyaman berada di sini.

Terima kasih untuk waktunya, Alan. Sangat senang berbagi cerita denganmu hari ini. Tidak sabar untuk menantikan kejutan menarik berikutnya.

Sesi interview berakhir dengan dan saling bercengkrama. Alan dan tim juga melanjutkan untuk persiapan acara.

Itu tadi ulasan interview kami bersama Alan Walker. Kamu salah satu yang menikmati penampilannya di JIExpo kemarin? 

Sedikit ulasan tentang aksi panggung yang membuat merinding dan mengguncang JIExpo Kemayoran, Alan mengawali penampilannya dengan intro "20th Century Fox" kemudian berlanjut "The Spectre". 

Tak lupa ada "Move Your Body" dari Sia dan "Hymn for the Weekend" milik Coldplay. Masih seperti biasanya, aksi Alan dipenuhi riuh tepuk tangan penonton dan loncatan penuh energi terlebih setelah Julian Bergen bergabung memanaskan panggung. Kamu yang hadir pasti puas banget sih.

By the way, karena telah mendapat bocoran bahwa akan ada album baru, jadi gak sabar nih buat nunggu awal tahun. Menurutmu siapa yang akan diajak berkolaborasi di album berikutnya? atau kamu ada rekomendasi musisi yang pas untuk berkarya bersama Alan? Stray Kids, Tulus, Anne Marie atau bahkan Slot Machine? Hm, bagikan pendapatmu di kolom komentar ya.

Baca Juga: Stray Kids Hingga Alan Walker Ramaikan "Spotify On Stage" di Jakarta

Topik:

  • Edwin Fajerial

Berita Terkini Lainnya