Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Light Yagami (dok. MADHOUSE/Death Note)

Intinya sih...

  • Death Note memiliki elemen seinen dengan protagonis yang bukan karakter yang akan mengajarkan arti dari kerja keras.

  • Dororo memiliki tema berat dan adegan eksplisit yang terlalu mengerikan untuk seri shounen.

  • Fullmetal Alchemist: Brotherhood membahas isu politik, propaganda, perang, bahkan agama yang terlalu berat untuk seri shounen.

Sebenarnya, cukup mudah untuk membedakan seri syonen (shounen) dan seinen. Sederhananya, shounen adalah seri untuk remaja, sementara seinen adalah seri untuk orang dewasa. Cerita shounen biasanya cenderung lebih ringan dan mudah dicerna oleh para remaja. Sementara itu, cerita seinen biasanya lebih gelap, kompleks, dan eksplisit.

Meski memiliki perbedaan yang cukup signifikan, penonton kadang bingung dalam membedakan seri shounen dengan seinen. Pasalnya, ada beberapa anime shounen yang terasa seperti seinen. Apa saja animenya? Simak ulasan berikut!

1. Death Note

Light menemukan Death Note. (dok. MADHOUSE/Death Note)

Sampai sekarang, Death Note masih menjadi salah satu anime psychological thriller terbaik yang pernah ada. Meski anime ini termasuk sebagai seri shounen, Death Note memiliki lebih banyak elemen seinen. Tidak seperti anime shounen pada umumnya, sang protagonis, Light Yagami, sama sekali bukan karakter yang akan mengajarkan arti dari kerja keras. 

Bahkan, Light ditampilkan sebagai penjahat utama dalam seri ini. Light diceritakan sebagai orang yang menemukan Death Note, buku yang bisa membunuh siapa saja. Dengan buku tersebut, Light melakukan pembunuhan massal pada para penjahat untuk menciptakan dunia baru tanpa kejahatan. 

Hal yang membuat Death Note tidak terlihat seperti seri shounen karena seri ini tidak berfokus pada perkembangan kekuatan Light. Light sudah tidak perlu berkembang karena dirinya sudah genius sejak lahir. Terlebih, Death Note juga menampilkan cerita yang kompleks dan berfokus pada pertarungan psikologi antara Light dengan L.

2. Dororo

Hyakkimaru (dok. Tezuka Productions/Dororo)

Dirilis pada 2019, Dororo merupakan serial remake dari anime berjudul sama yang dirilis pada 1969. Anime ini menceritakan tentang Hyakkimaru, seorang anak daimyo yang dijual kepada iblis oleh ayahnya sendiri. Karena perjanjian ayah Hyakkimaru dengan iblis, Hyakkimaru akhirnya terlahir tanpa memiliki sebagian besar anggota tubuh. Setelah dirinya remaja, Hyakkimaru akhirnya melakukan perjalanan balas dendam untuk memburu iblis yang sudah mengambil anggota tubuhnya. 

Dororo bisa dibilang memiliki tema yang terlalu berat untuk seri shounen. Anime ini mengandung banyak unsur politik yang mungkin kurang relate dengan penonton remaja. Terlebih, Dororo juga memiliki banyak adegan eksplisit yang terlalu mengerikan untuk ditonton oleh remaja. 

3. Fullmetal Alchemist: Brotherhood

Ed menukarkan Gerbang Kebenarannya dengan tubuh Al. (dok. Bones/Fullmetal Alchemist: Brotherhood)

Fullmetal Alchemist: Brotherhood berfokus pada Elric bersaudara, Edward dan Alphonse, yang menjadi Alkemis Negara untuk mengembalikan anggota tubuh mereka. Sebelumnya, Ed dan Al melakukan ritual terlarang yang membuat mereka kehilangan anggota tubuh. Karena memiliki kemampuan dalam alkimia, mereka akhirnya menjadi Alkemis Negara untuk menemukan cara mengembalikan tubuh mereka.

Secara plot, perkembangan karakter, dan pertarungan, Fullmetal Alchemist: Brotherhood memang memiliki elemen shounen yang sangat kuat. Namun, menurut penulis, anime ini mengangkat tema yang terlalu berat untuk seri shounen. Fullmetal Alchemist: Brotherhood tidak hanya bercerita tentang petualangan Ed dan Al, tetapi anime ini juga menyinggung isu politik, propaganda, perang, bahkan agama.

4. Hunter x Hunter

Gon menolak untuk menyerah dari Hanzo. (dok. MADHOUSE/Hunter x Hunter)

Hunter x Hunter sebenarnya memiliki elemen shounen yang sangat kuat. Anime ini dibintangi oleh anak-anak, memiliki tema persahabatan, dan perkembangan karakter ala-ala seri shounen. Namun, hal yang membuat Hunter x Hunter terasa seperti seri seinen ialah pembangunan dunianya. 

Hunter x Hunter memiliki dunia yang sangat kelam, keras, dan misterius. Tak hanya itu, seri ini juga dipenuhi dengan banyak penjahat amoral. Tidak sedikit karakter di Hunter x Hunter dengan moralitas abu-abu. 

5. Attack on Titan

Eren menangis. (dok. MAPPA/Attack on Titan)

Attack on Titan mungkin bisa dibilang sebagai gabungan dari shounen dan seinen. Seri ini memiliki elemen shounen karena dibintangi oleh protagonis yang ambisius. Namun, seiring berjalannya waktu, Attack on Titan lebih terlihat seperti anime seinen ketimbang shounen

Menjelang akhir seri, cerita Attack on Titan mulai melibatkan politik yang rumit dan kompleks. Di sini, kita akan mulai dibuat bertanya-tanya tentang siapa yang benar dan salah. Pasalnya, kebanyakan karakter Attack on Titan memiliki moralitas abu-abu. 

Ditambah lagi, Attack on Titan juga memiliki ending yang gelap seperti kebanyakan anime seinen. Pada akhir cerita, sang protagonis, Eren Yeager, melakukan genosida besar-besaran. Tentu saja, itu adalah hal paling mengerikan yang bisa dilakukan oleh seorang protagonis shounen

Sebagai seri shounen, kelima anime di atas memang tidak melupakan elemen-elemen penting dalam seri shounen pada umumnya. Namun, entah karena plot yang terlalu gelap atau adegan eksplisit, kelima anime di atas lebih terasa seperti anime seinen ketimbang shounen. Jadi, bagaimana menurutmu? Dari kelima anime shounen di atas, anime apa yang paling terasa seperti anime seinen?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha