7 Film Berlatar Budaya Minang dengan Nuansa Religi

Deretan film yang mengharukan dan penuh makna kehidupan

Intinya Sih...

  • Film berlatar budaya Minang mengangkat tema-tema kebudayaan Indonesia
  • Deretan film seperti "Di Bawah Lindungan Ka'bah" hingga "Tenggelamnya Kapal Van der Wijck" menyentuh hati dan sarat akan nuansa religi
  • Pesan kehidupan yang kuat dan sarat akan unsur religi dapat menjadi sarana hiburan yang baik untuk melestarikan kebudayaan dan memperdalam pemahaman agama Islam

Kekayaan alam yang sangat indah dengan keberagaman suku budaya yang dimiliki oleh Indonesia memang menjadi daya tarik tersendiri, khususnya bagi para sineas perfilman dalam mengangkat tema-tema kebudayaan untuk dijadikan latar cerita. Termasuk salah satunya ialah budaya Minang asal Sumatera Barat yang sangat familiar dan sering dijadikan latar cerita baik untuk novel maupun film layar lebar.

Memiliki ciri khas dan keistimewaan, budaya Minang dikenal dengan sejumlah pesona-nya, mulai dari rumah adat, tarian daerah, kekayaan alam hingga ragam kulinernya yang mendunia. Tak hanya itu, budaya Minang juga sarat akan unsur religi yang akan memberikan banyak pembelajaran kehidupan. Nah, untuk menemani perjalanan ibadah puasa-mu di bulan Ramadhan, simak deretan rekomendasi film berlatar budaya Minang dengan nuansa Islami yang menyentuh hati berikut ini:

1. Di Bawah Lindungan Ka'bah (2011)

https://www.youtube.com/embed/rDJqw1PJjCQ

Memiliki latar cerita di tanah Minang era 1920-an, film Di Bawah Lindungan Ka'bah tampil mengharukan sebagai adaptasi dengan judul yang sama dari novel best seller karya Buya Hamka. Tersedia di platform streaming Vidio, film berdurasi 2 jam ini dibintangi oleh Herjunot Ali, Laudya Cynthia Bella hingga Widyawati dengan menyajikan kisah drama yang sarat akan unsur romansa dan nuansa religi. Sejatinya, film ini bercerita tentang kesetiaan, cinta dan pengorbanan yang dilakukan seorang pemuda bernama Hamid kepada Zainab. 

Meski diam-diam saling mencintai, Hamid dan Zainab tidak mungkin bisa bersatu karena terhalang oleh perbedaan status sosial dan ekonomi yang membuat keduanya hanya bisa memendam kuat-kuat perasaan tersebut. Ketika Hamid ditempa cobaan dan diusir dari kampungnya karena kesalahpahaman saat menolong Zainab yang tenggelam di sungai, Hamid kemudian pergi dan berusaha mengejar impiannya pergi ke Tanah Suci Mekkah agar bisa memanjatkan doa di hadapan Ka'bah untuk bermunajat dan memohon perlindungan. Berbekal keteguhan dan keikhlasan hati, Hamid berjuang untuk cita-cita dan cinta, menjemput akhir kehidupan yang selalu ia sematkan dalam doa-nya.  

2. Negeri 5 Menara (2012)

https://www.youtube.com/embed/MIMZqxf-YWE

Tersedia di Netflix dengan durasi 1 jam 54 menit, film Negeri 5 Menara yang diadaptasi dari novel fenomenal karya Ahmad Fuadi ini bercerita mengenai kehidupan seorang remaja bernama Alif, anak Minang yang setengah hati menuruti perintah ibu-nya untuk menempuh pendidikan di pondok pesantren. Ditempa sejumlah aturan ketat selama di pesantren membuat Alif lebih banyak memilih untuk menghabiskan hari dengan mengeluh dan menyendiri. Namun, kehidupan Alif di pesantren berubah menjadi lebih menyenangkan saat kedatangan teman-teman santri dari berbagai daerah yang berbeda: Raja dari Medan, Atang dari Bandung, Baso dari Gowa, Dulmaji dari Madura dan Said dari Surabaya. 

Alif dan kelima temannya tersebut sering menghabiskan waktu berkumpul bersama di menara masjid, bertukar cerita, rencana dan mimpi masa depan hingga akhirnya menamakan kelompok mereka sebagai Sahibul Menara (para pemilik Menara yang merujuk kepada tempat kumpul favourite mereka). Sampai suatu hari, saat mereka sedang belajar di kelas, seorang Ustadz menyebutkan salah satu hadits 'Man Jadda Wa Jadda'  yang memiliki arti 'siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil'. Hadits itu benar-benar berhasil membuat Alif dan kawan-kawan semakin bersemangat, mereka semakin yakin untuk belajar dan berjuang meraih cita-cita dan mimpi mereka untuk pergi ke luar negeri, melihat keindahan dunia dan menempuh janji kehidupan yang lebih baik. 

3. Tenggelamnya Kapal Van der Wijck (2013)

https://www.youtube.com/embed/k_nK2PQ1Q8Q

Baca Juga: Resep Kopi Talua Khas Minang, Punya Banyak Manfaat!

Menjadi salah satu film ikonik di penghujung tahun 2013, Tenggelamnya Kapal Van der Wijck tampil menjanjikan dengan alur yang kuat dan intens. Bahkan, tak sedikit yang memuji film ini karena visualisasi yang baik, totalitas para cast dan kisah yang mengharukan sampai penonton dibuat menitikkan air mata. Dibintangi oleh Herjunot Ali, Pevita Pearce dan Reza Rahadian, film ini secara lugas bercerita tentang kisah cinta Zainuddin dan Hayati yang terhalang oleh status sosial. 

Zainuddin kemudian mencoba mengobati luka hatinya dengan pergi ke tanah Jawa, bekerja keras hingga menjadi seorang penulis tersohor dan cukup disegani di era tersebut. Namun, setelah semua perjuangan yang dilakukan oleh Zainuddin, jalan takdir seperti tak pernah berpihak kepadanya saat ia mengetahui Hayati telah menikah dengan seorang pria yang dijodohkan oleh keluarganya. Tak hanya sampai disitu, kisah cinta Zainuddin dan Hayati yang penuh cobaan ini justru malah berakhir tragis dengan rentetan tragedi yang menimpa. 

Diadaptasi dari novel fenomenal dengan judul yang sama karya Buya hamka, film ini tampil megah dengan latar budaya Minang dan nuansa Indonesia klasik yang khas di era tahun 1930-an. Meski memiliki durasi yang cukup panjang yakni 2 jam 35 menit, film ini nyatanya tetap sukses meraih sejumlah penghargaan bergengsi dan mendapat respons positif dari para penonton. Tak perlu khawatir bagi yang ingin re-watch, film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck kini sudah dapat disaksikan di platform streaming Netflix.

4. Surga di Telapak Kaki Ibu (2016)

https://www.youtube.com/embed/5P7DhDsV3ws

Bersiaplah, karena film ini sejatinya akan berbicara soal rindu. Berawal dari cerita tentang seorang ibu yang hidup seorang diri di sebuah perkampungan kecil di Sumatera Barat. Setiap harinya, ia selalu merindukan putri semata wayang-nya yang tengah menempuh pendidikan di Jakarta, sampai suatu ketika sang ibu akhirnya memiliki kesempatan untuk menjenguk sang anak. Usai keduanya bertemu, sang Ibu harus menelan pil pahit saat melihat kenyataan bahwa anak yang dibesarkan dan dirindukannya kini telah berubah.

Keduanya bertengkar hebat hingga sang Ibu memutuskan untuk pulang ke Tanah Minang dengan penuh air mata dan hati terluka, menua dalam kesendirian dan meringkuk lemas di tengah sakit keras yang diderita. Dibintangi oleh Jessica Mila, Unique Prisilla hingga Dewi Hughes, film Surga di Telapak Kaki Ibu memperlihatkan makna kehidupan soal bakti dan kerinduan yang mengharukan. Film berdurasi 1 jam 33 menit ini dapat ditonton di platform streaming Vidio.

5. Surau dan Silek (2017)

https://www.youtube.com/embed/unyKxrBdHdA

Bercerita tentang impian, persahabatan dan silat, Surau dan Silek merupakan salah satu film keluarga yang tampil apik dengan mengangkat latar budaya Minangkabau yang juga penuh unsur religi. Film ini mengisahkan seorang anak yatim bernama Adil yang bertekad memenangkan pertandingan silat di kampungnya usai mendapatkan perundungan dan dicurangi oleh lawannya. Bersama dengan dua sahabatnya, perjalanan pembuktian diri dalam persiapan pertandingan silat tersebut tidaklah mudah. 

Salah satunya ketika mereka harus kehilangan guru silat yang selama ini telah mendidik dan mengajari mereka. Adil dan kedua sahabatnya kemudian harus melewati berbagai rintangan dan tantangan dalam kehidupan sehari-hari demi terwujudnya target mereka untuk memenangkan pertandingan silat secara sehat. Tersedia di platform streaming Netflix, film berdurasi 90 menit ini menyisipkan pesan yang kuat tentang keteguhan hati, persahabatan dan ilmu agama serta recommended untuk ditonton oleh anak-anak. 

6. Liam dan Laila (2018)

https://www.youtube.com/embed/iFXnTC_qVfs

Tampil dengan konflik cerita yang unik dan segar, Liam dan Laila mengangkat kisah cinta beda warga negara, agama dan budaya. Tersedia di Netflix dengan durasi 1 jam 34 menit, film ini berawal dengan kisah saling kenal lewat media sosial Facebook, Liam yang berasal dari Perancis ternyata merasa sangat 'klik' dan jatuh hati kepada Laila, seorang gadis Minang yang dibesarkan dengan pendidikan agama yang kuat. Berbekal cinta dan keberanian, Liam kemudian terbang jauh-jauh ke Indonesia untuk melamar Laila.

Namun hal ini justru menjadi masalah pelik karena keluarga besar Laila dengan tegas menolak Liam, tidak memberikan restu sekalipun Liam telah menyatakan dirinya bersedia untuk memeluk dan memperdalam ilmu agama Islam. Usia Laila yang sudah menginjak 31 tahun pun turut menjadi bahan perbincangan tetangga sekitar, terlebih sang adik yang juga ingin menikah namun masih harus mengalah demi menunggu jodoh sang kakak terlebih dahulu. Di sisi lain, Liam tetap tidak menyerah dan terus berusaha dengan berbagai cara untuk meluluhkan hati keluarga Laila. 

7. Buya Hamka (2023)

https://www.youtube.com/embed/fAQnkdaGisM

Adalah Buya Hamka, seorang sastrawan, pendakwah serta cendekiawan muslim tersohor dari Tanah Minang yang memiliki pengaruh cukup besar di Indonesia, tak terkecuali di era penjajahan Belanda dan Jepang. Dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, nama dan karya Buya Hamka sangat dikenal dari sejak zaman penjajahan yang membuat Buya Hamka dan keluarganya sering mendapatkan tekanan dari para penjajah karena merasa terancam oleh tulisannya. Film biopik yang dibintangi oleh Vino G. Bastian, Laudya Cynthia Bella, Ferry Salim hingga Desy Ratnasari ini dirilis menjadi 3 part yang mengisahkan momen penting dalam kehidupan Buya Hamka.

Termasuk saat ia menjadi ketua pengurus Muhammadiyah di Makassar, kemudian terpisah jauh dari keluarganya, menjadi pemimpin redaksi majalah Panji Masyarakat, aktif menyuarakan kegelisahan rakyat pada zaman penjajahan hingga dijebloskan ke dalam penjara. Tersedia di platform streaming Netflix dengan durasi 1 jam 46 menit, film Buya Hamka akan membawa kita mengarungi sejarah, mempelajari perspektif yang lebih luas mengenai keluarga, arti kejujuran, keberanian, cinta dan makna perjuangan.

Kehadiran film berlatar budaya Minang dengan pesan kehidupan yang kuat dan sarat akan unsur religi ini tentu bisa menjadi sarana hiburan yang baik untuk mengenalkan dan melestarikan kebudayaan, memperdalam pemahaman tentang agama Islam serta mengajak kita untuk melihat dan mempelajari makna kehidupan dengan sudut pandang yang lebih luas. Selamat menonton!

Baca Juga: 3 Trivia Ayam Pop, Ayam Goreng Khas Minang yang Banyak Penggemarnya

Anjani Nur Permatasari Photo Verified Writer Anjani Nur Permatasari

A long life learner that living her blessed life as a writer and journalist with some of music, books and coffee

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Siantita Novaya
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya