5 Antagonis Anime Bernasib Paling Tragis yang Pernah Ada

Obito Uchiha mungkin tidak akan menjadi penjahat jika dirinya tidak dimanfaatkan oleh Madara Uchiha. Pada Perang Shinobi Ketiga, Obito hampir mati setelah dirinya tertimpa batu besar. Sementara teman-temannya menganggap bahwa Obito sudah mati, Obito masih sempat diselamatkan oleh Madara.

Untuk membuat Obito bergabung dengannya, Madara menyusun skenario yang memaksa Obito untuk menyaksikan kematian orang tercintanya, yaitu Rin Nohara. Pada akhirnya, Obito bergabung dengan Madara hanya untuk bertemu dengan Rin satu kali lagi.

Jika Muzan Kibutsuji tidak pernah hadir dalam kehidupan Rui, Rui mungkin tidak akan menjadi iblis yang tragis meskipun kehidupannya cukup menyedihkan. Saat dirinya masih menjadi manusia, Rui memiliki fisik yang sangat lemah. Dirinya bahkan kesulitan berjalan dan bernapas.

Suatu hari, Muzan datang dan menawari Rui fisik yang kuat dengan berubah menjadi iblis. Rui menerimanya. Untuk pertama kalinya, Rui merasa benar-benar sehat. Namun, hal tersebut juga membuat Rui kelaparan sehingga dirinya menyerang pria yang ada di rumahnya.

Setelah melihat anaknya memakan manusia, orangtua Rui sepakat untuk membunuh anaknya. Namun, sebelum mereka dapat membunuh Rui, Rui terlebih dahulu membunuh mereka. Rui mengetahui bahwa kedua orangtuanya melakukan hal tersebut untuk menghentikan Rui yang berubah menjadi "monster". Namun, Rui menyangkal bahwa mereka menyayanginya karena Muzan memengaruhinya dengan pemikiran bahwa keluarga akan tetap menerimamu meskipun kau adalah iblis.

Jika pada umumnya semua orang takut akan kematian, sebaliknya Zeref justru selalu menunggu seseorang yang dapat membunuhnya. Sekitar 400 tahun sebelum seri dimulai, Zeref kehilangan keluarganya yang dibunuh oleh naga.

Zeref kemudian memulai penelitian untuk menghidupkan kembali adiknya, yaitu Natsu Dragneel. Zeref memang berhasil menghidupkan kembali Natsu, tetapi dirinya terkena kutukan Ankhseram sebagai gantinya. Kutukan ini tidak hanya membuat Zeref abadi, tetapi juga membuatnya membunuh semua orang terdekatnya. Mau tak mau, Zeref harus hidup dalam isolasi selama berabad-abad sambil menunggu seseorang dapat membunuhnya.

Tomura Shigaraki mungkin dapat dibilang sebagai definisi dari korban latar belakang. Tomura mungkin tidak akan menjadi penjahat jika seseorang membantunya. Saat dirinya masih kecil, Tomura secara tidak sengaja membunuh keluarganya saat dirinya pertama kali membangkitkan Quirk miliknya.

Ketika Tomura mencoba untuk mencari pertolongan, tidak ada yang mau membantunya karena penampilannya yang menyeramkan. Melihat anak kecil berkeliaran di luar sendirian, masyarakat tidak melakukan apa-apa selain berpikir bahwa pahlawan mungkin akan menolongnya.

Namun, alih-alih pahlawan yang datang, sang Simbol Kejahatan, All For One, justru menjadi satu-satunya orang yang bersedia untuk mengulurkan tangannya. Tomura akhirnya jatuh ke tangan yang salah sehingga dirinya menjadi penjahat.

Isabella tidak pernah menginginkan untuk menjadi penjahat. Namun, dirinya terpaksa menjadi penjahat untuk bertahan hidup. Sama seperti anak-anak di Grace Field House, Isabella juga dibesarkan di panti asuhan yang mempersembahkan anak-anaknya kepada iblis.

Namun, karena kegeniusannya, Isabella diberi dua pilihan: dimakan oleh iblis atau menjadi Mama. Tak memiliki pilihan lain untuk bertahan hidup, Isabella memilih untuk menjadi Mama dan mengirim anak-anak untuk dijadikan santapan iblis.

Bagian yang paling menyakitkan adalah tidak hanya karena Isabella harus membunuh anak-anak secara tidak langsung, tetapi ia juga harus melakukan hal yang sama kepada putranya sendiri, yaitu Ray. Beruntung, Ray adalah anak yang genius yang berhasil melarikan diri dari Grace Field House.

Kejahatan kelima karakter di atas memang tidak termaafkan. Namun, semuanya menjadi masuk akal jika melihat latar belakang dan motivasi di balik kejahatan mereka. Bagaimana menurutmu tentang kelima karakter di atas?