Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Gowok di Film Gowok Kamasutra Jawa? Ini Penjelasannya!

film Gowok: Kamasutra Jawa (dok. MVP Pictures/Gowok: Kamasutra Jawa)
film Gowok: Kamasutra Jawa (dok. MVP Pictures/Gowok: Kamasutra Jawa)

Film Gowok Kamasutra Jawa menjadi salah satu tontonan yang menarik perhatian karena mengangkat tema budaya lokal yang jarang disorot. Lewat judulnya yang khas, film ini memunculkan kembali istilah gowok, yang berasal dari tradisi masyarakat Jawa. Akan tetapi, apa sebenarnya arti dari gowok? Dan bagaimana film ini menampilkan unsur budaya tersebut? Artikel ini mengupas tentang apa itu gowok di film Gowok Kamasutra Jawa beserta konteks penggunaannya dalam film.

1. Gowok: pendamping sosial dalam budaya Jawa

Gowok: Kamasutra Jawa (dok. MVP Pictures/Gowok: Kamasutra Jawa)
Gowok: Kamasutra Jawa (dok. MVP Pictures/Gowok: Kamasutra Jawa)

Dalam sejarah masyarakat Jawa, gowok dikenal sebagai seseorang yang berperan sebagai pendamping bagi pria, terutama dari kalangan bangsawan atau priyayi. Ia bukan sekadar pelayan, tetapi juga teman bicara, penasihat, bahkan sosok yang dipercaya dalam urusan pribadi. Peran ini muncul pada masa lampau dalam tatanan sosial tertentu, dan meskipun kini sudah jarang dikenal, istilah gowok tetap menjadi bagian dari narasi budaya Jawa yang unik dan kompleks.

2. Representasi budaya dalam cerita film

Gowok: Kamasutra Jawa (dok. MVP Pictures/Gowok: Kamasutra Jawa)
Gowok: Kamasutra Jawa (dok. MVP Pictures/Gowok: Kamasutra Jawa)

Film Gowok Kamasutra Jawa mencoba menggambarkan suasana khas Jawa dengan elemen-elemen budaya seperti rumah joglo, kain batik, musik tradisional, serta filosofi hidup masyarakat setempat. Sosok gowok yang ditampilkan dalam film dihadirkan sebagai bagian dari narasi karakter dan hubungan antarmanusia. Unsur budaya ini memberi warna lokal yang kuat dalam alur cerita yang membahas hubungan dan kehidupan dengan latar tradisional.

3. Unsur tradisional yang diperkenalkan kembali

Gowok: Kamasutra Jawa (dok. MVP Pictures/Gowok: Kamasutra Jawa)
Gowok: Kamasutra Jawa (dok. MVP Pictures/Gowok: Kamasutra Jawa)

Salah satu nilai menarik dari film ini adalah usahanya untuk memperkenalkan kembali istilah dan praktik budaya yang sudah mulai terlupakan oleh generasi sekarang. Melalui pendekatan sinematik, istilah gowok tidak hanya menjadi bagian dari cerita, tapi juga membuka ruang bagi penonton untuk lebih mengenal warisan sosial dan nilai-nilai yang pernah hidup di tengah masyarakat Jawa.

4. Interpretasi yang menyatu dengan estetika visual

Gowok: Kamasutra Jawa (dok. MVP Pictures/Gowok: Kamasutra Jawa)
Gowok: Kamasutra Jawa (dok. MVP Pictures/Gowok: Kamasutra Jawa)

Penggambaran suasana tradisional dalam film ini menyatu dengan gaya sinematik yang kuat. Properti klasik, suasana pedesaan Jawa, hingga dialog beraksen lokal memberikan pengalaman menonton yang khas dan memperkaya nuansa cerita. Film ini dapat dinilai sebagai upaya menggabungkan unsur budaya dan visual yang estetis, memberikan pengalaman yang tidak hanya menarik secara cerita, tetapi juga dari sisi latar budaya.

5. Menghidupkan kembali istilah yang terlupakan

film Gowok: Javanese Kamasutra tayang di bioskop mulai 5 Juni 2025. (instagram.com/mvppictures_id)
film Gowok: Javanese Kamasutra tayang di bioskop mulai 5 Juni 2025. (instagram.com/mvppictures_id)

Film ini secara tidak langsung menghidupkan kembali istilah gowok yang telah lama tenggelam. Bagi generasi muda, istilah ini mungkin asing, tetapi melalui film, mereka bisa mendapatkan pintu awal untuk memahami sejarah sosial yang lebih dalam. Film Gowok Kamasutra Jawa tidak hanya menggugah secara visual, tetapi juga menyentuh sisi edukatif—meski dalam bentuk yang penuh interpretasi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Stella Azasya
EditorStella Azasya
Follow Us