Apakah Film Barbie Cocok Ditonton Anak-Anak? Begini Penjelasannya

Film Barbie versi layar lebar kali ini berbeda dengan boneka Barbie yang mungkin biasa kamu mainkan saat kecil. Film Barbie mengisahkan "Barbie stereotype".

Barbie 2023 menceritakan tentang kehidupan Barbie dan Ken di dunia Barbie Land. Diceritakan dalam film tersebut, Barbie dan Ken sangat bahagia karena tidak pernah diterpa masalah dan konflik.

Semua itu berubah ketika Barbie dan Ken memutuskan untuk pergi ke dunia manusia. Sesampainya di dunia manusia, keduanya pun harus berhadapan dengan kenyataan yang jauh berbeda dengan Barbie Land.

Kenyataan seperti apa yang mereka hadapi? Yuk, simak penjelasan selengkapnya yang akan menjawab pertanyaanmu tentang apakah film Barbie cocok ditonton anak-anak.

Motion Picture Association memberikan rating PG-13 alias Parental Guidance under 13 untuk film Barbie. Hal ini menandakan Barbie baiknya ditonton oleh anak di atas usia 13 tahun dengan pengawasan orang tua.

Rating ini diberikan karena film tersebut banyak mengandung referensi sugestif dan bahasa yang singkat sehingga dirasa tidak sepenuhnya ramah anak-anak.

Walau kenyataannya boneka Barbie dipasarkan untuk anak-anak, tampaknya film Barbie kali ini mencoba menarik penonton yang berusia lebih dewasa. 

Film Barbie menceritakan tentang krisis eksistensial. Saat itu, stereotip Barbie yang diperankan Margot Robbie mulai malfungsi sehingga membuatnya pergi ke dunia nyata untuk bertemu manusia yang memainkannya. Ia juga berniat untuk mengetahui kebenaran tentang alam semesta.

Saat itu, Robbie Margot merasa kehilangan cengkeraman ke-Barbie-annya dan mulai berpikir tentang kematiannya. Bahkan, di salah satu dialognya, ia sempat bertanya "Apakah kalian pernah berpikir untuk mati?"

Dilihat dari satu sisi saja, nampaknya film Barbie lebih cocok ditonton orang dewasa walau terkadang diselingi lelucon lucu dan konyol. Tak hanya mengandung konteks eksistensial, Barbie juga cukup terang-terangan membahas ide yang lebih akrab di kalangan orang dewasa. Misalnya tentang patriarki, depresi, dan konsep mendalam lainnya yang sulit dicerna oleh sebagian anak-anak.

Tak hanya menampilkan tema berat tentang kematian, film Barbie juga kerap menampilkan adegan yang kental feminisme. Adegan yang disuguhkan juga lebih filosofis.

Barbie dan Ken yang memutuskan untuk pergi ke dunia nyata harus menghadapi berbagai pengalaman baru tak terduga. Mulai dari sinilah ketidaksetaraan gender dari dampak patriarki mulai terasa.

Saat di dunia nyata, Barbie kerap mengalami pelecehan dan catcalling karena penampilannya yang unik. Gak hanya itu saja, Ken juga mulai mengalami hal baru dan menjadi radikal karena gagasan patriarki.

Terdapat beberapa adegan dan dialog dalam film Barbie yang mungkin tak layak bagi anak-anak. Di antara adegan-adegan tersebut, ada referensi sugestif yang menjurus pada sindiran seksual.

Selain kata-kata yang terlalu vulgar, banyak pula kata umpatan dalam bahasa Inggris yang seharusnya tidak diperdengarkan kepada anak-anak. 

Melalui trailer resminya, adegan kekerasan ringan mungkin sudah terlihat. Saat itu, Margot Robbie meninju seorang manusia cowok karena telah menyentuh tubuh Barbie tanpa izin.

Bahkan, dalam adegan lain kamu juga akan melihat saat para Kens bertarung di pinggir kolam renang. Adegan tersebut juga tidak menggunakan senjata sungguhan, melainkan hanya mainan.

Meski menggunakan mainan, namun dapat membuat anak-anak meniru aktivitas tersebut mengingat psikologi anak yang cenderung meniru apapun yang dilakukan orang di sekitarnya.

Terlepas dari adegan yang kerap dianggap tak cocok untuk anak-anak, rasanya sangat senang bisa mengenang mainan boneka di masa kecil. Kalau kamu tertarik, pastikan kamu sudah berumur 13 tahun ke atas dan diawasi orang tua saat menonton film Barbie, ya. Buruan pergi ke bioskop kesayangan kamu, film Barbie udah tayang, nih!

Penulis: Fanny Haristianti