Setelah mengaku sebagai korban kekerasan seksual dan merilis film pendek Diam, Arawinda Kirana kembali buka suara. Ia akhirnya mengungkapkan soal kasus yang dialaminya dan tudingannya menjadi pelakor di rumah tangga Amanda Zahra.
Lewat Instagram Story yang diunggah pada Minggu (10/9/2023), Arawinda menyampaikan empatinya kepada Amanda Zahra yang juga ia sebut sebagai korban dalam kasus ini. Begini penjelasannya.
Pada deretan Instagram Story yang ia unggah, Arawinda meminta maaf karena dirinya menyebabkan banyaknya pemberitaan negatif yang ramai diperbincangkan. Hal ini berbuntut pada seringnya Arawinda dikait-kaitkan dengan Amanda Zahra.
"Saya mohon maaf karena terlepas upaya terbaik saya untuk menyelesaikan kasus ini sesuai kemampuan dan kapasitas saya, saya juga sedikit banyak berkontribusi pada meluasnya pemberitaan ini secara publik," tulis Arawinda.
Pada klarifikasinya yang terbaru, Arawinda menuliskan bahwa kasus ini memiliki korban dua orang perempuan dan satu pelaku laki-laki. Meski tidak menyebut nama, namun korban perempuan lainnya disinyalir oleh netizen adalah Amanda Zahra.
Pemeran utama film Yuni ini kemudian menyampaikan pesan empati kepada Amanda, yang ia sebut sedang melakukan pemulihan dari trauma kasus ini.
"Sebagian orang tetap akan mengaitkannya ke orang terdekat pelaku. Seorang perempuan yang juga adalah korban, seperti saya. Perempuan yang saya yakin juga sedang melakukan upaya untuk pulih dan kembali mendapatkan kontrol atas hidupnya," ujar Arawinda.
Hingga saat ini, Arawinda mengaku belum memiliki kesempatan untuk bertemu ataupun berkomunikasi dengan Amanda. Aktris ini juga memberikan pesan semangat sebagai sesama korban.
"Saya belum ada kesempatan berkomunikasi dengannya, namun saya harap dia tahu bahwa saya berempati dengan apa yang dia alami dan berbagai tantangan yang harus dia lalui. Saya berharap dia terus dimampukan untuk maju dan berjuang bagi hidupnya," lanjut Arawinda.
Selama ini, Arawinda mendapat tudingan publik sebagai pelakor di rumah tangga Amanda Zahra hingga menyebabkan perceraian. Namun, Arawinda menegaskan bahwa di kasus ini, kedua perempuan justru menjadi korban.
Ia pun menuntut untuk pelaku bertanggung jawab, karena telah melakukan kekerasan seksual pada dua perempuan.
"Percikan yang dimanfaatkan orang untuk menyulut isu perempuan vs perempuan. Dan melupakan satu-satunya pihak yang bertanggung jawab atas semua ini adalah pelaku lelaki yang telah melakukan kekerasan pada dua perempuan," tegasnya.
Arawinda berharap film pendeknya yang baru saja dirilis, Diam, bisa menjadi film yang menyadarkan berbagai pihak, soal kekerasan seksual dan pasal karet yang berlaku di hukum Indonesia.