Review Film Lara Ati: Detail, Surabaya Banget, dan Bikin Ngakak

Film tentang anak Surabaya, tapi kisahnya universal banget

Bayu Skak comeback sebagai penulis, sutradara, dan pemain melalui film Lara Ati (2022). Film di bawah naungan BASE Entertainment ini akan tayang serempak pada Kamis (15/9/2022) di bioskop Indonesia.

Masih menyuguhkan komedi dan kisah anak muda, Bayu Skak berhasil menyematkan idealismenya. Sebelum kamu nonton, baca dulu review Lara Ati (2022) ini, ya!

Peringatan: Artikel ini mengandung spoiler.

1. Quarter life crisis dipadukan dengan passion yang relate dengan anak muda

Review Film Lara Ati: Detail, Surabaya Banget, dan Bikin NgakakStill cut film Lara Ati (Instagram.com/base.id/)

Lara Ati (2022) menyuguhkan kisah quarter life crisis yang biasa dialami orang-orang berusia 25 tahun ke atas. Momen ini terkadang cukup berat bagi sebagian orang, karena mereka mulai merasakan tekanan dari segi pekerjaan hingga pernikahan.

Film ini berusaha menjabarkan quarter life crisis yang biasa dialami dengan cara yang simpel, menghibur, dan tidak berat. Saat menyaksikan film berdurasi 116 menit, sebagian besar penonton akan tersadar bahwa adegan tersebut pernah mereka alami.

Cara Bayu Skak menuangkan pengalamannya juga terbilang cerdik dan tidak dipaksakan. Adegan-adegan tersebut mengalir seperti apa adanya, tapi tanpa disadari relate dengan apa yang terjadi di dunia nyata.

Dua topik utama yang dibahas adalah perjuangan Joko (Bayu Skak) untuk bisa bekerja sesuai dengan passion-nya. Serta menegaskan bahwa orang-orang di usia Joko tidak selalu memiliki kehidupan percintaan yang mulus.

2. Pilihan yang tepat menggandeng 80 persen artis yang terbiasa berbahasa Jawa

Review Film Lara Ati: Detail, Surabaya Banget, dan Bikin NgakakStill cut film Lara Ati (Instagram.com/base.id/)

Sejak awal, Lara Ati (2022) memang dilabeli sebagai film berbahasa Jawa dengan kisah anak Surabaya. Maka tidak mengherankan jika hampir 80 persen pemainnya berasal atau bisa berbahasa Surabaya dan Jawa.

Keputusan memilih aktor yang terbiasa berbahasa Jawa adalah pilihan yang tepat. Seandainya Bayu Skak memilih lebih dari setengah pemain yang tidak bisa berbahasa Jawa, nuansa film ini akan kurang pas.

Tatjana Saphira, pemeran Ayu, digambarkan sebagai perempuan blasteran yang saat kecil tinggal di Jawa. Jika didengarkan secara seksama, pelafalan Tatjana masih kurang pas, tapi karena karakternya adalah blasteran, maka terasa lebih realistis.

Keisya Levronka (Ajeng) yang berasal dari Malang juga berhasil mencuri perhatian. Logat Jawa yang ia lontarkan justru natural dan menghibur penonton.

3. Detail desain produksi yang memang Surabaya banget

Review Film Lara Ati: Detail, Surabaya Banget, dan Bikin NgakakStill cut film Lara Ati (Instagram.com/base.id/)

Film ini semakin menarik, karena syuting di lokasi yang sama dengan latar ceritanya, yaitu Surabaya. Penonton yang memang tinggal di Surabaya akan dengan mudah menemukan Jalan Tunjungan, Peneleh, Bulak Banteng, hingga Bratang di dalam layar.

Bayu dan tim cukup cerdik memilih lokasi yang memang ikonik di Surabaya dan sekitarnya, seperti Jembatan Suramadu. Secara garis besar, desain produksi film Lara Ati (2022) dijahit dengan apik.

Selain itu, bagi orang Surabaya, pasti akan dibuat tersenyum ketika mendengarkan sound dan ambience yang film ini suguhkan. Salah satunya efek suara menjelang azan Magrib yang ikonik dengan lantunan 'solah-solah' atau salawat.

Baca Juga: 10 Potret Artis di Gala Premier Film Lara Ati, Ramah Foto Bareng Fans

4. Memadukan flashmob, drama musikal, hingga animasi adalah pilihan unik, tapi berisiko

Review Film Lara Ati: Detail, Surabaya Banget, dan Bikin NgakakStill cut film Lara Ati (Instagram.com/base.id/)

Jika ingin melihat sisi idealis dari seorang Bayu Skak, penonton perlu menonton film Lara Ati (2022). Meski ceritanya terkesan relate dengan anak muda dan menghibur, tapi cara Bayu mengemasnya cukup unik.

Di babak pertama, penonton sudah disuguhkan dengan flashmob di Jembatan Suramadu. Joko yang tengah patah hati terjebak kemacetan dan pada akhirnya menari hingga bernyanyi bersama para pengendara lain.

Selain itu, di babak ketiga, penonton akan disuguhkan dengan aksi Bayu Skak kembali bernyanyi bak di drama musikal. Cara pengemasan ini cukup unik dan menghibur, terlebih dengan lagu-lagu berbahasa Jawa yang Bayu ciptakan.

Masih di babak ketiga, Bayu menyuguhkan adegan animasi yang menjelaskan bagaimana Joko akhirnya melawan tekanan dan keluar dari zona nyamannya. Animasi tersebut terkesan menghibur dan kreatif, tapi cukup berisiko, karena beberapa penonton mungkin tidak memahami maknanya.

Adegan unik lainnya, Bayu Skak menyuguhkan quotes yang menjadi pelengkap kisah para karakter lewat tulisan di belakang truk hingga stiker di gerobak jualan. Salah satunya adalah 'Gusti Allah Mboten Sare...', yang artinya 'Gusti Allah Tidak Tidur....'

5. Komedinya khas Surabaya, menghibur, tapi sesuai selera humor masing-masing

Review Film Lara Ati: Detail, Surabaya Banget, dan Bikin NgakakStill cut film Lara Ati (Instagram.com/base.id/)

Komedi yang disuguhkan film Lara Ati (2022) dijamin relate dengan orang-orang Surabaya. Dono Pradana, sebagai comedy consultant berusaha memasukkan dialog sehari-hari yang biasa dipakai arek Suroboyo.

Selain itu, film ini juga menarik, karena Bayu mengajak beberapa legenda ludruk dan Srimulat, seperti Cak Kartolo, Ning Tini, hingga Eko Londo. Kehadiran mereka tetap terlihat pas, karena candaan yang relate.

Perlu diakui jika komedi yang disuguhkan Cak Kartolo, Ning Tini, hingga Dono Pradana menambah nyawa film ini. Meski menghibur, sayangnya di beberapa bagian kurang mampu menimbulkan tawa. Toh, selera humor setiap orang memang berbeda-beda.

6. Sudut pengambilan gambar dan warna film cenderung bak film romantis, bukan komedi

Review Film Lara Ati: Detail, Surabaya Banget, dan Bikin NgakakStill cut film Lara Ati (Instagram.com/base.id/)

Lara Ati (2022) menghadirkan genre drama, romantis, dan komedi. Tiga perpaduan ini membuat premis hingga rangkaian adegan Lara Ati (2022) semakin menghibur.

Salah satu poin yang perlu diapresiasi adalah kecantikan dari frame yang Lara Ati (2022) suguhkan. Sudut pengambilan gambarnya memang terkesan simpel, tapi pas dengan adegan yang disuguhkan.

Selain itu, color grading yang dipilih cenderung hangat dengan warna-warna oranyeBayu Skak sering kali menyuguhkan background kerlap-kerlip lampu blur di belakang karakter, khususnya di adegan romantis, seperti antara Joko-Ayu hingga Fadli-Ajeng.

Menurut IDN Times, film ini layak mendapat skor 8/10. Kamu bisa menyaksikan Lara Ati mulai Kamis (15/9/2022) di bioskop kesayanganmu!

Baca Juga: 6 Fakta Film Lara Ati, Dobrak Stereotip Syuting di Surabaya Sulit

Topik:

  • Zahrotustianah

Berita Terkini Lainnya