5 Keseruan Opening Night Japanese Film Festival 2019 di Surabaya

Hadirkan 13 film asal Jepang dan film karya Riri Riza

Japanese Film Festival (JFF) diselenggarakan di Surabaya pada tanggal 6 - 8 Desember 2019. Tahun ini JFF dilaksanakan di lima kota, yaitu Jakarta, Yogyakarta, Makassar, Surabaya, dan Bandung.

JFF menghadirkan 14 film yang dapat menghibur penonton Surabaya. Penonton hanya perlu membayar tiket sebesar Rp20 ribu untuk satu sesi pemutaran. Festival ini digelar di CGV Marvel City, Surabaya.

Mau tahu gimana keseruan opening Japanese Film Festival 2019 di Surabaya? Simak di bawah ini.

1. JFF pertama kali diselenggarakan di Kota Surabaya

5 Keseruan Opening Night Japanese Film Festival 2019 di SurabayaIDN Times/Aulia Supintou

JFF untuk pertama kalinya hadir di Kota Pahlawan, Surabaya. Kini penikmat film Surabaya bisa datang untuk melihat keseruan di festival ini. 

Sejak tahun 2016, perwakilan dari JFF sudah berencana untuk mengadakan festival ini di Surabaya. Tetapi baru bisa terealisasikan tahun ini. JFF 2019 dapat menjadi ajang pertukaran budaya antara Jepang dan Indonesia. Pertukaran budaya tersebut melalui 14 film yang akan diputar.

"Supaya masyarakat Jepang mengetahui tentang Indonesia. Atau sineas Jepang pun bisa menemukan sesuatu di dalam film Indonesia," jelas Tsukamoto selaku Director General The Japan Foundation, Jakarta.

2. Opening Night JFF dihadiri oleh Tsukamoto Norihiso, Tani Masaki, dan Edwin

5 Keseruan Opening Night Japanese Film Festival 2019 di SurabayaIDN Times/Aulia Supintou

Opening Night pada Jum'at (6/12) menghadirkan Tsukamoto Norihisa selaku Director General The Japan Foundation, Jakarta. Selain itu juga ada Tani Masaki, Consul General of Japan in Surabaya.

Dihadiri pula oleh Edwin sutradara Indonesia yang berasal dari Kota Surabaya. Edwin dikenal sebagai sutradara film Posesif (2017) dan Aruna & Lidahnya (2018).

"Kita bisa mengetahui budaya Jepang atau kehidupan orang Jepang sehari hari. Dan saya berharap hubungan dan persahabatan antara Indonesia dan Jepang lebih erat lagi," harap Tsukamoto pada opening night JFF 2019.

3. Bento Harassment (2019) menjadi film pembuka yang dapat mengocok perut, sekaligus menyentuh hati

5 Keseruan Opening Night Japanese Film Festival 2019 di SurabayaIDN Times/Aulia Supintou

Bento Harassment (2019) dipilih menjadi film pembuka dalam opening night JFF 2019Film yang disutradarai oleh Renpei Tsukamoto ini bergenre family.

Film ini berhasil membuat seisi bioskop tertawa dengan adegan-adegan yang mengocok perut. Tetapi di menit berikutnya, penonton diajak merasakan keharuan ketika melihat interaksi antara ibu dan anak yang sedang dalam masa puber.

Film berdurasi 106 menit ini diadaptasi dari kisah nyata yang diambil dari sebuah blog. Berlatar belakang di Hachijo-jima, berjarak 187 km dari Tokyo. Tapi kota ini masih termasuk prefektur Tokyo, lho!

Baca Juga: Review Film Jepang Bento Harassment: Komunikasi Lewat Bekal Sekolah

4. Humba Dreams (2019) menjadi satu-satunya film Indonesia yang diputar di JFF

5 Keseruan Opening Night Japanese Film Festival 2019 di SurabayaIDN Times/Aulia Supintou

Dari 14 film yang diputar, Humba Dreams (2019) Karya Riri Riza menjadi satu-satunya film Indonesia yang akan diputar. Ada post talk bersama Bayu Prihantoro, Director of Photography dari film Humba Dreams (2019).

Film berlatar belakang Pulau Sumba ini perdana ditayangkan di Shanghai Internasional Film Festival 2019. Film ini membahas isu-isu kompleks dengan nuansa Pulau Sumba.

Samurai Shifters (2019), Little Love Song (2019), My Dad is a Heel Wresler (2018), We are Little Zombies (2019), hingga Angle Sign (2019) dapat dinikmati di JFF 2019.

"Film-film ini tidak hanya menyenangkan, tapi juga mencerminkan masyarakat Jepang yang modern dan pola pikir orang Jepang saat ini," ungkap Tani Masaki.

5. Edwin, sutradara film Aruna & Lidahnya (2018) akan mengisi diskusi dalam JFF 2019

5 Keseruan Opening Night Japanese Film Festival 2019 di SurabayaIDN Times/Aulia Supintou

Edwin dan Yogi Ishahab mengisi diksusi Meracik Rasa dengan Mata : Diskusi Potret Makanan melalui Film.

Yogi Ishahab adalah peneliti dan penulis buku City with Kampung Universe (2017). Diskusi ini akan dimoderatori oleh Wimar Herdanto, sutradara asal Surabaya.

Tsukamoto mengatakan, "Surabaya itu bisa dikatakan kota kuliner dan Edwin kan pernah bikin film berjudul Aruna & Lidahnya. Dan ini cocok untuk membahas tentang kuliner atau makanan di dalam film."

"Saya kira melalui festival ini sineas-sineas antara Jepang dan Indonesia bertumbuh dan nantinya bisa kolaborasi," lanjut Tsukamoto ketika ditanya tentang harapan untuk sineas Surabaya.

Itu dia keseruan opening night Japanese Film Festival 2019 di Surabaya! Kapan lagi bisa nonton film festival Jepang langsung di Surabaya? 

Baca Juga: 10 Potret Keseruan Opening Japanese Film Festival 2019 di Jakarta

Topik:

  • Erina Wardoyo

Berita Terkini Lainnya