Baim Wong Ungkap Kesulitan Produksi Sukma, dari Skrip hingga Trailer!

Jakarta, IDN Times - Baim Wong kembali duduk di bangku sutradara. Kali ini, ia berkolaborasi dengan Ratih Kumala, penulis serial terkenal Gadis Kretek. Di bawah rumah produksi Tiger Wong Entertainment, Baim siap merilis film horor berjudul Sukma.
Jadi karya horor keduanya setelah Lembayung, Baim Wong masih tetap merasa kesulitan dalam proses pembuatannya. Selalu mendapat tantangan, Baim kesulitan mulai dari memilih skrip, mendalami kisahnya, dan melakukan syuting, lho. Bagaimana kisahnya?
1. Baim Wong kesulitan menggarap skrip horor yang unik

Proses penulisan skenarionya sendiri memakan waktu lebih dari satu tahun hingga akhirnya siap dirilis ke layar lebar. Mulanya, Baim menerima lima tawaran skenario horor, mulai dari kisah gentayangan, santet, hingga horor dengan elemen jump scare. Baim pun memilih cerita yang mengusung unsur cermin sebagai inti kisahnya, karena memang menggemari unsur tersebut.
"Nah, bagus gak skenarionya, tanya Fedi (Nuril). Orangnya susah banget dia ikut film horror. Dia hanya membaca skenario selama 4-5 hari. Dia telepon saya balik lagi untuk berdiskusi, yang menurut dia memang ini berbeda dan memang kita butuh fresh, ya," ujar Baim Wong dalam konferensi pers pada Senin (11/8/2025).
2. Baim Wong bongkar bikin trailer lebih sulit daripada mengedit filmnya

Kesulitan Baim Wong tak berhenti di proses pembuatan skenario. Dia kembali mengalami tantangan ketika mengedit trailer film Sukma. Bahkan menurutnya, penyuntingan cuplikan trailer jauh lebih sulit dibandingkan melakukan editing keseluruhan film.
"Tadi bikin trailer-nya itu lebih sulit dari bikin film. Luar biasa susah banget, karena banyak yang kita mau kasih lihat, tapi tidak bisa spoiler juga. Tapi penonton harus mengerti Ini mengenai apa, kayak kenapa ada di situ, kenapa dia mau," ujar pria kelahiran 1981 ini.
Baim menambahkan dengan yakin, "Dan ini adalah film horror, tapi dilihat dari semua trailer-nya, saya tidak pernah ada jump scare."
3. Baim Wong kesulitan angkut kasur ke bukit

Berbicara soal proses penyuntingan, Baim Wong secara terbuka mengakui bahwa pergerakan cermin dalam film ini menggunakan efek CGI. Ia menyebut, penggabungan CGI dengan elemen cermin merupakan tantangan tersendiri dalam proses editing. Namun, Baim juga menegaskan bahwa ada satu adegan yang justru sangat sulit dilakukan karena sama sekali tidak menggunakan CGI.
Adapun adegan yang dimaksd Baim adalah momen Luna Maya dan Anna Jobbling berhadapan di cermin. Lokasinya tak biasa, yaitu berada di atas bukit.
Baim memohon, "Itu tolong jangan bilang CGI. Saya sedih, saya mau nangis. Itu capek banget saya syutingnya. Kita bawa itu kasur ke sana (atas bukit). Kita syuting. Tapi ada orang yang nonton (bilang), 'CGI bagus banget.' Aduh, jangan dong. Itu udah capek banget. Itu real semuanya. Cuma grading saja dibedain, supaya tau itu alam yang berbeda."
Kamu bisa menyaksikan hasil kerja keras Baim Wong di bioskop pada 11 September 2025 mendatang.