Biodata dan Profil Syakir Daulay yang Sedang Disorot

• Nama lengkap: Syakir Daulay
• Tempat lahir: Bireuen, Nanggroe Aceh Darussalam
• Tanggal lahir: 10 Januari 2002
• Umur: 21 Tahun
• Pekerjaan: Aktor, Hafiz, Penyanyi, Penulis, Sutradara
• Kerabat: Zikri Daulay (kakak)
• Nama akun Instagram: @syakirdaulay

Syakir Daulay merupakan putra dari pasangan Hasan Daulay, mantan camat Peudada yang terletak di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Nazariah. Dia terlahir sebagai anak bungsu dari empat bersaudara.

Syakir memiliki kakak perempuan bernama Hamimi Daulay dan dua kakak laki-laki bernama Fauzan Daulay dan Zikri Daulay yang juga eksis wara-wiri di dunia hiburan. Sebelumnya, Syakir diketahui juga sempat menimba ilmu di pesantren milik Yusuf Mansur.

Perjalanan karier Syakir Daulay dimulai sejak 2016 silam. Kala itu, dia memulai karya debutnya dengan membintangi sinetron Pangeran 2. Nama Syakir pun kian bersinar dengan title hafiz yang disandangnya.

Belum puas berkarier di dunia akting, Syakir Daulay terjun ke dunia musik dan merilis sejumlah single. Dia juga menulis karya novel bertajuk IJO TOMAT (Ikatan Jomblo Terhormat) yang disambut positif.

Setelah berbagai bidang dikuasainya, Syakir Daulay memutuskan untuk debut sebagai sutradara di usia yang masih cukup muda, yaitu 19 tahun. Kini di usia 21 tahun, Syakir kembali menggarap film keduanya yang berjudul Imam Tanpa Makmum.

Di mulai dari Pangeran 2, berikut adalah daftar sinetron yang sudah dibintangi oleh Syakir Daulay.

• Pangeran 2 (2016)
• Anak Masjid (2017)
• Nada Cinta Pelangi (2018)
• Kun Anta (2018)
• Fatih di Kampung Jawara (2018)
• Para Pencari Tuhan (2020)
• Topan dan Aisyah (2020)
• Sultan Aji (2021)
• 9 Bulan (2021)
• Sinema Wajah Indonesia (2022)

Daftar film yang pernah dibintangi Syakir Daulay.

• Lasjkar di Tapal Batas (2016)
• Surga Menanti (2018)
• Lima Penjuru Masjid (2020)
• Mariposa (2021)
• Aku Bukan Jodohnya (2022)
• The Other Side (2022)
• Cinta Subuh (2022)
• Kejar Mimpi, Gaspol! (2023)
• Imam Tanpa Makmum (TBA)

Selain menjadi pemain, Syakir juga terjun langsung menjadi sutradara untuk film Aku Bukan Jodohnya dan Imam Tanpa Makmum. Dia juga sempat membintangi serial Tikungan Taaruf pada 2019 dan hadir dalam MV lagu "Terhukum Rindu" yang dibawakan oleh Andika Mahesa dan Putra Siregar.

Sebagai penyanyi, Syakir Daulay sudah merilis satu album bertajuk "Alunan Surga" pada 2021 lalu. Berikut semua daftar single yang telah dirilis Syakir Daulay.

• "Ya Asyiqal Mushtofa" (2019)
• "Anugerah" (2019)
• "Fa Lakal Hamdu" (2019)
• "Aisyah Istri Rasulullah" (2020) 
• Marhaban Yaa Ramadhan" (2020)
• "Man Ana Ya Syaikhi" (2020)
• "Bidadari Syurga" (feat. Adiba Khanza) (2020)
• "Yaa Rasulullah Salamun Alaik" (2020)
• "Rabbi Kholaq" (2020)
• "Shalawat Cinta" (feat. Adiba Khanza) (2020)
• "Yaa Arhamarohimin Indonesia Merdeka" (2020)
• "Kado Untuk Sang Kekasih" (2020)
• "Khoirol Bariyyah" (2021)
• "Khodijah Istri Nabi" (2021)
• "Ya Tarim" (2021)
• "Alunan Surga" (2021)
• "Allahumarhamna Bil Qur'an" (feat. Adiba Khanza) (2021)
• "Aku Bukan Jodohnya" (2021)
• "Kutunggu Kau Di Surga" (2021)
• "Cinta Adalah Rasa" (2022)
• "Khadijah Istri Rasulullah" (feat. Nadzira Shafa) (2022)
• "Syirillah Ya Ramadhan" (feat. Nadzira Shafa) (2022)

Berkat kerja kerasnya di dunia hiburan, Syakir Daulay dinobatkan menjadi Aktor Muda Inspriratif oleh Anugerah Syiar Ramadhan pada 2020 lalu.

Kini Syakir Daulay pun kembali dengan karya keduanya sebagai sutradara. Berniat untuk mempromosikan lebih lanjut tentang informasi penayangan film Imam Tanpa Makmum, Syakir justru menuai kontroversi.

Dalam konten promosinya, Syakir Daulay tampak bergaya bak Ir. Soekarno yang siap membacakan teks proklamasi. Namun saat memulai pidato, Syakir justru mengubah teks yang dianggap sakral bagi bangsa Indonesia tersebut dengan kalimat sendiri.

Alhasil, Syakir Daulay dihantam kritikan pedas hingga harus menghadapi somasi dari ikatan alumni Universitas Bung Karno (UBK) dan Pengurus Advokat Perkumpulan Pengacara Islam dan Penasihat Hukum Islam. Moh. Sofyan SH, Ketua Pengagum Ajaran Bung Karno mengatakan, teks proklamasi yang sakral bagi bangsa Indonesia tidak seharusnya dijadikan lelucon.

Oleh karenanya, pihak mereka menuntut Syakir Daulay meminta maaf dan merubah konteks dalam konten promosinya. Sementara hingga artikel ini diterbitkan, Syakir Daulay belum muncul memberikan tanggapan.