Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Chris Pine (dok. Waner Bros/Wonder Woman)

Intinya sih...

  • The Executioner’s Song – Norman Mailer: Kisah narapidana yang menuntut hukuman mati, memberikan gambaran sistem hukum Amerika dan masyarakatnya.

  • In Cold Blood – Truman Capote: Penelusuran pembunuhan brutal dengan detail psikologis, membahas kemanusiaan dan ketidakpastian moral.

  • Underworld – Don DeLillo: Novel fiksi besar tentang kehidupan Amerika selama Perang Dingin, memberikan pengalaman membaca mendalam.

Chris Pine dikenal sebagai aktor berbakat dengan peran-peran kuat di layar lebar, tapi di balik citra bintangnya, ia juga seorang pembaca setia. Dalam beberapa wawancara, Pine sering menyebut bahwa membaca adalah pelarian dan sumber inspirasinya. Buku-buku pilihannya bukanlah bacaan ringan biasa, ia tertarik pada kisah yang gelap dan mendalam.

Pilihan bukunya mencerminkan jiwa yang penasaran, sensitif, dan berpikir kritis terhadap dunia. Dari kisah kriminal nyata hingga potret batin seorang seniman, deretan buku favoritnya memberikan kita gambaran tentang nilai-nilai dan pertanyaan besar yang mengusik pikirannya. Kalau kamu mencari bacaan yang menggugah, berikut daftar buku favorit Chris Pine yang layak dibaca.

1. The Executioner’s Song – Norman Mailer

buku The Executioner’s Song (hachettebookgroup.com)

Buku ini mengisahkan kehidupan Gary Gilmore, seorang narapidana yang menuntut hukuman mati setelah melakukan dua pembunuhan di Utah. Berdasarkan kisah nyata, buku ini menyajikan perpaduan jurnalisme dan fiksi yang sangat detail, hingga membuat pembaca merasa seperti menyaksikan langsung peristiwa yang terjadi.

Buku ini bukan bacaan ringan karena panjang, penuh narasi, dan sarat makna filosofis. Namun, justru di situlah kekuatannya. Mailer tidak hanya menceritakan kisah Gilmore, tetapi juga menyoroti kompleksitas sistem hukum Amerika dan masyarakat yang mengitarinya. Jika menyukai kisah true crime yang digarap dengan gaya sastra serius, buku ini adalah pilihan yang layak.

2. In Cold Blood – Truman Capote

buku In Cold Blood (britannica.com)

In Cold Blood adalah pelopor genre true crime modern yang ditulis dengan gaya naratif seperti novel. Capote menelusuri pembunuhan brutal satu keluarga di Kansas pada tahun 1959, dan menggambarkannya dengan detail psikologis dan emosional yang sangat kuat. Chris Pine mengagumi bagaimana Capote berhasil meramu fakta menjadi cerita yang membekas di kepala.

Buku ini tidak hanya bicara tentang kejahatan, tapi juga tentang kemanusiaan dan ketidakpastian moral. Capote mengajak kita mengenal para pelaku, korban, dan masyarakat sekitarnya, hingga kita mempertanyakan batas antara simpati dan keadilan. Bacaan ini cocok bagi kamu yang tertarik dengan psikologi kriminal atau ingin memahami sisi kelam manusia.

3. Underworld – Don DeLillo

buku Underworld (simonandschuster.com)

Bagi Chris Pine, Underworld adalah karya fiksi besar yang menyentuh berbagai sisi kehidupan Amerika selama Perang Dingin. Novel ini punya struktur nonlinier dan kompleks dengan cerita yang menggali isu besar seperti limbah nuklir, seni, sejarah, dan baseball. DeLillo dikenal dengan kalimat-kalimat yang reflektif dan sehingga terasa seperti meditasi tentang peradaban modern.

Walau bukan bacaan yang mudah, Underworld memberikan pengalaman membaca yang mendalam. DeLillo memotret kegelisahan masyarakat urban dan keanehan kehidupan kontemporer, sesuatu yang menurut Pine sangat relevan dengan dunia saat ini. Jika kamu tertarik pada karya sastra yang menantang dan penuh simbol, novel ini akan jadi tantangan intelektual yang menyenangkan.

4. Master of Souls – Irène Némirovsky (1939)

buku Master of Souls (blackwells.co.uk)

Irène Némirovsky dikenal lewat Suite Française, tapi Master of Souls adalah salah satu karyanya yang jarang dibicarakan. Buku ini bercerita tentang seorang dokter miskin keturunan Yahudi yang berusaha naik kelas sosial dengan mengorbankan nilai dan identitasnya. Chris Pine memuji karya ini karena kejujurannya dalam menggambarkan ambisi manusia.

Dengan latar Eropa sebelum Perang Dunia II, Némirovsky menyisipkan banyak kritik sosial yang halus namun menusuk. Gaya penulisannya sederhana tapi emosional membuat pembaca merasa dekat dengan karakter utamanya. Buku ini layak dibaca karena menawarkan pandangan menyakitkan tapi penting tentang integritas, harga diri, dan pengkhianatan terhadap diri sendiri.

5. The Master – Colm Tóibín

buku The Master (goodreads.com)

The Master adalah novel fiksi historis yang menggambarkan kehidupan Henry James, seorang penulis besar abad ke-19. Colm Tóibín menulisnya dengan introspektif menggali konflik batin, kesepian, dan kompleksitas emosi dari seorang seniman besar. Chris Pine mengatakan buku ini membuka pikirannya tentang kesendirian dan dedikasi seorang seniman terhadap karya.

Tóibín membangun suasana yang hening namun penuh makna. Buku ini bukan tentang plot besar, tapi tentang pergulatan batin dan kesunyian yang menginspirasi sebuah karya. Jika kamu menyukai novel psikologis dengan karakterisasi yang dalam dan gaya penulisan elegan, The Master bisa menjadi bacaan yang sangat memuaskan.

Buku favorit Chris Pine ini menunjukkan ketertarikannya pada kisah manusia yang kompleks. Dari pembunuhan nyata hingga potret seniman kesepian, semua karya ini menggambarkan sisi terdalam dari kehidupan. Nah, sudahkah kamu membaca salah satunya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team