3 Buku Ika Natassa selain Novel, Unik dan Eye Catching Semua!

Sosok Ika Natassa layak masuk dalam jajaran penulis papan atas Indonesia. Bagaimana tidak, karya-karyanya kerap menjadi best seller dan masih menjadi perbincangan dari tahun ke tahun. Penulis yang sehari-harinya juga seorang banker di bank ternama Tanah Air ini memang terkenal dengan deretan novelnya yang mengangkat kehidupan percintaan orang dewasa di kota-kota besar.
Salah satu ciri khas dari novelnya terletak pada tokoh utamanya yang rata-rata diceritakan sebagai perempuan modern, yang berdaya secara karier dan finansial. Meski tokoh tersebut fiksi, secara tidak langsung Ika turut melawan budaya patriarki dan membuka pandangan baru melalui keberdayaan seorang perempuan di era kini. Di balik keberdayaan dalam cerita fiksi itu, Ika juga berusaha membuat 'kehidupan' yang realistis dengan menghadirkan dinamika kisah cinta tokoh 'ber-power' tersebut.
Atas hal itu pula, para penggemar kerap memberi julukan novelnya dengan sebutan bermacam-macam. Ada yang mulai menyebut novel romance, novel metropop, hingga novel chicklit.
Menariknya lagi, dari berbagai novel yang ia tulis ini, lima di antaranya telah berhasil dialihwahanakan ke dalam film panjang dan mendulang kesuksesan, seperti; Critical Eleven (2017), Antologi Rasa (2019), Twivortiare (2019), The Architecture of Love (2024), dan Heartbreak Motel (2024).
Akan tetapi, keberhasilan-keberhasilan itu rupanya tak membuat Ika cukup puas. Dengan sedikit keluar dari zona nyaman, Ika membuat gebrakan baru dengan mengeluarkan karya-karya tulis yang berbeda.
Sedikitnya hingga kini, ada tiga buku Ika yang wujudnya tidak berupa novel. Bahkan, jenis karya-karya seperti ini masih jarang ditemui di Indonesia. Untuk mengenal karya-karya non novel Ika Natassa yang unik dan tak kalah memukau, simak selengkapnya berikut ini, ya!
1. Buku Critical Eleven Uncut Screenplay and BTS (2017)
Pertama ada buku Critical Eleven Uncut Screenplay + BTS (Behind the Scenes). Berbeda dengan karya-karya Ika Natassa sebelumnya yang berupa novel, buku satu ini jauh dari jenis itu namun masih memiliki keterkaitan.
Buku satu ini lahir setelah adanya adaptasi novel Critical Eleven ke dalam bentuk film panjang dengan judul yang sama, yang kala itu skenarionya ditulis bersama oleh Jenny Jusuf, Monty Tiwa, Robert Ronny, dan Ika Natassa sendiri.
Buku Critical Eleven Uncut Screenplay + BTS ini tak lain berisi naskah skenario film Critical Eleven yang telah dirilis delapan tahun silam beserta kumpulan potret adegan-adegan di balik layar. Bahkan secara spesial, di dalamnya terdapat skenario adegan-adegan yang di dalam film tidak diikutsertakan. Sehingga dalam hal ini penonton dapat membayangkan dengan imajinasinya sendiri terkait adegan tersebut.
Adanya buku Critical Eleven Uncut Screenplay ini memang berniat mengajak penonton untuk sedikit berimajinasi dan mengingat kembali peristiwa demi peristiwa yang ada di filmnya.
Bukan hanya berisi skenario dan kumpulan foto BTS, buku ini juga menampilkan catatan personal dari orang-orang yang terlibat di dalam filmnya, seperti sang produser yang tak lain adalah Chand Parwez Servia, dua sutradaranya yaitu Monty Tiwa dan Robert Ronny, para penulis skenarionya, Reza Rahadian dan Adinia Wirasti yang merupakan pemeran utama film ini sebagai Ale dan Anya, hingga Isyana Sarasvati serta Andi Rianto yang terlibat dalam pembuatan musiknya.
Keunikan buku terbitan Gramedia Pustaka Utama yang satu ini dapat menambah koleksi dan wawasan baru. Karena menghadirkan proses kreatif di balik pembuatan sebuah film. Serta, akan membuat pembaca mengetahui istilah-istilah baru yang mungkin juga jarang ditemukan di buku jenis lain.
2. Buku Sementara, Selamanya Screenplay (2020)
Bagi sebagian besar orang, pandemik covid-19 beberapa tahun silam menjadi ujian berat yang penuh adaptasi. Namun, di balik 'kehidupan tidak normal' saat itu, tetap ada hal-hal baik yang menjadi suatu berkah.
Hal itu juga dirasakan oleh Ika Natassa. Berawal dari obrolan virtual yang santai dengan aktor terkenal yang juga sahabatnya, Reza Rahadian, ia melahirkan skenario yang kemudian dijadikan serial dan disutradarai oleh Reza berjudul Sementara, Selamanya (2020).
Serial dengan jumlah enam episode dan tayang di platform streaming Vidio ini sukses menjadi tontonan yang segar, haru, dan penuh makna di tengah kondisi dunia yang sedang tidak baik-baik saja.
Melalui tangan dingin Ika Natassa sebagai penulis skenario dan Reza sebagai 'nahkoda', karya tersebut dibanjiri beragam pujian dari berbagai pihak. Hingga beberapa bulan setelah perilisan perdana serial Sementara, Selamanya, akhirnya Ika membukukan skenario yang ia tulis dengan buku bertajuk Sementara, Selamanya Screenplay.
Hampir sama dengan Critical Eleven Uncut Screenplay, buku ini memang berisi skenario adegan demi adegan. Bila Critical Eleven Uncut Screenplay menampilkan kumpulan potret balik layar, buku satu ini menampilkan sketsa-sketsa memukau dari adegan yang ada dalam serial.
Bahkan sketsa-sketsa itu digambar dengan tangan langsung oleh penulis asal Medan tersebut. Total isi buku Sementara, Selamanya Screenplay ada 96 halaman dan diterbitkan pula oleh Gramedia Pustaka Utama.
3. Buku Mengingat yang Perlu Diingat (2023)
Bukan novel fiksi dan juga bukan buku skenario film maupun serial seperti karya-karyanya sebelumnya. Karya unik dari Ika Natassa selanjutnya ini berupa buku kumpulan kata dan ilustrasi estetik berjudul Mengingat yang Perlu Diingat. Buku ini merupakan kumpulan pemikiran tentang hidup dengan segala peliknya, antara dirinya dan Naufal Abshar. Naufal Abshar sendiri dikenal sebagai salah satu seniman lukis ternama Indonesia yang telah mendunia.
Kolaborasi antara kata dan visual yang dibukukan ini bertujuan untuk menjadi 'teman baca' yang santai, 'teman' merenung, dan bahkan 'teman' dalam menemukan jawaban atas beberapa pertanyaan dalam hidup. Buku yang dari segi cover telah menunjukkan ke-estetikannya yang memukau ini juga dapat membuat pembaca merasa related dengan kata-kata yang tertuang.
Tiga karya Ika Natassa non novel ini benar-benar jauh dari kata mainstream. Bukan hanya jenis karyanya yang unik, cara Ika Natassa menarik perhatian pembaca semestinya juga menjadi sorotan. Lantaran, ia juga berusaha menghadirkan buku yang eye catching, dengan menampilkan kumpulan foto berwarna seperti yang ada di buku Critical Eleven Uncut Screenplay + BTS, sketsa-sketsa adegan yang ada dalam Sementara, Selamanya Screenplay, hingga lukisan-lukisan berwarna penuh makna karya Naufal Abshar yang ada di buku Mengingat yang Perlu Diingat.
Karya-karya seperti ini tak hanya jadi nuansa baru dalam dunia perbukuan Indonesia, tapi juga tentunya menambah ilmu dan inspirasi bagi banyak orang. Dengan ini, Ika Natassa dapat dikatakan sebagai salah satu sosok inspiratif yang berani berkarya di luar zona nyamannya. Luar biasa!