Gak Cuma Lucu, Ini 5 Cara Upin & Ipin Ajarkan Toleransi Sehari-hari

- Karakter dari latar belakang beragam, mewakili budaya Melayu, India Sikh, dan Tionghoa. Mereka saling menghormati dan belajar bersama, mengajarkan penonton untuk gak pilih-pilih teman.
- Menampilkan perayaan Hari Raya berbeda seperti Deepavali, Tahun Baru Cina, sampai Natal. Para tokoh saling mengucapkan selamat dan merayakan meskipun berbeda agama.
- Mengajarkan untuk saling menghormati tradisi dengan aktif terlibat dan menghormatinya. Bahasa yang digunakan juga beragam, mencerminkan keragaman nyata di masyarakat.
Upin & Ipin mungkin dikenal sebagai tontonan anak-anak yang lucu dan menghibur. Namun siapa sangka, ternyata tersimpan banyak pesan moral yang mendalam. Salah satu nilai yang paling sering muncul adalah soal toleransi. Mulai dari perbedaan budaya, agama, sampai latar belakang sosial. Semua itu disampaikan lewat cerita sehari-hari yang dekat banget sama kehidupan anak-anak.
Menariknya lagi, nilai-nilai itu tidak disampaikan secara menggurui. Justru penonton diajak untuk menyerapnya lewat aktivitas sederhana. Seperti halnya bermain bersama, saling bantu saat perayaan hari besar, atau cuma ngobrol bareng di warung bersama Tok Dalang. Bagaimana Upin & Ipin mengajarkan toleransi di kehidupan sehari-hari?
1. Karakter dari latar belakang beragam

Salah satu hal yang bikin Upin & Ipin menarik adalah karakternya datang dari berbagai latar belakang. Ada Upin dan Ipin yang mewakili budaya Melayu dan Muslim, Jarjit Singh yang berasal dari keluarga India Sikh, lalu ada Mei Mei yang keturunan Tionghoa. Meskipun berbeda-beda, mereka semua tetap akrab dan saling menghormati satu sama lain. Gak pernah ada tuh cerita saling mengejek karena perbedaan suku atau agama.
Justru perbedaan itu bikin cerita jadi lebih seru dan berwarna. Mereka main bareng, belajar bareng, bahkan saling bantu saat ada yang kesusahan. Dari situ, anak-anak bisa belajar bahwa punya teman dari latar belakang yang beda itu bukan hal yang aneh, tapi justru menyenangkan. Tanpa sadar, Upin & Ipin mengajarkan penonton buat gak pilih-pilih teman dan bisa berteman sama siapa saja. Keren banget, kan!
2. Menampilkan perayaan Hari Raya berbeda

Salah satu hal paling keren dari Upin & Ipin adalah bagaimana mereka sering banget menampilkan berbagai perayaan hari besar, gak cuma Hari Raya Idulfitri. Ada juga Deepavali, Tahun Baru Cina, sampai Natal yang ditampilkan dalam beberapa episode spesial. Anak-anak jadi tahu bahwa di dunia ini ada banyak kepercayaan dan tradisi yang semuanya pantas dihargai dan dirayakan.
Yang bikin lebih hangat, para tokoh di serial ini saling mengucapkan selamat dan kadang ikut merayakan meskipun mereka berbeda agama. Misalnya, Upin dan Ipin ikut ke rumah Mei Mei saat Imlek atau membantu Jarjit merayakan Deepavali. Dari sini, anak-anak diajak untuk gak sekadar tahu soal keberagaman, tapi juga belajar untuk ikut senang ketika orang lain bahagia.
3. Mengajarkan untuk saling menghormati tradisi

Di serial Upin & Ipin, penonton sering melihat para tokohnya gak cuma tahu soal perbedaan tradisi, tapi juga aktif terlibat dan menghormatinya. Misalnya, saat Imlek, Mei Mei menjelaskan soal angpao dan makanan khas keluarganya. Begitu juga Jarjit cerita soal Deepavali, teman-teman lain tetap menghargai dan bahkan penasaran ingin tahu lebih banyak.
Hal-hal kecil seperti inilah yang bikin anak-anak yang lagi nonton jadi belajar pentingnya menghormati tradisi orang lain. Mereka jadi paham bahwa tiap keluarga atau kelompok punya kebiasaan masing-masing. Justru dengan saling menghormati, hubungan pertemanan bisa makin erat dan penuh rasa saling percaya. Inspiratif banget, ya!
4. Bahasa yang digunakan juga beragam

Meskipun Upin & Ipin memakai bahasa Melayu sebagai bahasa utama, tapi di beberapa bagian kita sering dengar karakter menggunakan bahasa atau logat yang berbeda. Jarjit kadang berbicara dengan gaya khas India-Melayu, lengkap dengan pantunnya yang unik. Mei Mei juga sesekali menyelipkan kata-kata berbahasa Mandarin saat ngobrol. Hal ini bikin suasana jadi lebih hidup dan mencerminkan keragaman nyata di masyarakat.
Lewat hal ini, penonton jadi belajar bahwa perbedaan bahasa itu bukan penghalang buat berteman. Justru bisa jadi jembatan buat saling mengenal. Mereka jadi tahu bahwa meskipun orang lain punya cara bicara yang berbeda, bukan berarti mereka asing atau aneh. Bahkan, bahasa bisa jadi alat untuk saling menghargai dan belajar budaya satu sama lain. Memang dunia di Upin & Ipin tuh beragam banget, ya!
5. Mengangkat masalah sosial secara halus

Upin & Ipin juga gak ragu menampilkan realita kehidupan yang kadang gak mudah. Seperti halnya kemiskinan, kehilangan orangtua, atau anak-anak yang harus bantu orangtuanya bekerja. Ambil contoh karakter Mail yang dikenal suka berdagang sejak kecil, menunjukkan bahwa ada anak-anak yang sudah terbiasa mandiri karena kondisi keluarganya. Hal-hal kayak gini disampaikan secara halus, tanpa bikin suasana jadi berat.
Lewat cerita-cerita sosial yang diangkat secara halus, anak-anak diajak buat lebih peka sama kondisi orang lain. Mereka bisa belajar bahwa gak semua teman punya kehidupan yang sama, sekaligus mengajarkan supaya lebih berempati kepada sesama. Upin & Ipin mengajarkan bahwa saling membantu dan gak mengejek orang lain karena latar belakang sosialnya adalah bentuk nyata dari toleransi yang bisa diterapkan setiap hari.
Di tengah banyaknya tayangan anak yang terlalu fokus pada aksi atau fantasi berlebihan, Upin & Ipin tetap tampil sederhana tapi bermakna. Dengan latar kampung yang damai dan karakter yang beragam, serial ini berhasil menunjukkan bahwa hidup berdampingan dalam perbedaan itu bukan hal yang rumit. Jadi, apakah kamu setuju kalau Upin & Ipin itu bisa jadi contoh mengajarkan toleransi yang baik?