Cerita di Balik Vidi Aldiano Alami Anxiety dan Depresi di Awal Karier 

Memiliki kecintaan terhadap musik, siapa sangka niat awal Vidi Aldiano membuat album adalah agar bisa diputar di kantin sekolahnya dan ternyata bukan untuk cari duit. Tak semudah yang dibayangakan, Vidi yang hanya memperkirakan butuh waktu 1-3 bulan untuk buat album, ternyata akhirnya butuh waktu hampir 3 tahun, hingga lulus SMA.

Tidak sesuai dengan apa yang direncanakan, Vidi Aldiano mencoba untuk memasukkan albumnya ke berbagai label. Ada sekitar 7 label yang ia kunjungi, namun semuanya menolak album yang diberikan Vidi. Kondisi ini tentunya membuat Vidi sempat depresi.

Tak berhenti sampai di situ, Vidi mencoba menawarkan hasil karyanya ke berbagai radio mulai dari Bandung, Yogyakarta hingga Semarang agar dapat diputarkan dan didengarkan. Beruntung, lagu "Nuansa Bening" yang dibawakan oleh Vidi akhirnya diputar di salah satu radio Bandung, hingga akhirnya merebak ke radio-radio lainnya.

Booming-nya lagu "Nuansa Bening" yang dibawakan oleh Vidi, berhasil membuatnya mulai diundang ke berbagai acara tv. Kala itu usia Vidi baru sekitar 18-19 tahun saat dirinya terjun ke dunia industri hiburan. Merasa masih terlalu muda ketika terjun ke dunia hiburan, sebagai anak muda, Vidi merasa tidak diberikan kesempatan untuk mengeksplor dirinya lebih jauh.

Menurutnya, apa yang ia lakukan saat itu adalah ditentukan oleh pasar. Sebagai contoh saat rilisnya lagu "Nuansa Bening" dan "Status Palsu", ketika perform, untuk hal-hal baju yang akan digunakan saja, itu ditentukan warnanya apa. Saat itu, di usianya yang masih muda, Vidi merasakan apa yang ia suka, apa yang tidak ia suka semuanya ditentukan oleh pasar. Hingga saat ia jatuh sakit, Vidi yang sudah ambil kontrak tetap harus manggung demi menjaga profesioanalitas.

Mulai kerja ke luar kota, Vidi yang kala itu menjadi brand ambassador salah satu produk hp diundang ke Malang. Entah kenapa paginya saat bangun tidur, ketika akan berangkat ke Malang, Vidi merasa tidak bahagia dan gelap aja. Di tengah perjalanan, Vidi yang dikenal sebagai orang yang banyak bicara, tiba-tiba lebih murung saat itu.

Sempat beristrahat sebentar, namun saat di kamar mandi Vidi mulai merasakan gejala tangan hingga kakinya kesemutan. Vidi yang mulai merasakan kepanikan meminta tolong kepada kru-nya yang berada di luar saat itu. Blank hingga pingsan, Vidi hanya ingat saat itu ia sudah di UGD.

Sempat pingsan dan dilarikan ke UGD, namun pemeriksaan secara medis tidak menunjukkan ada gangguan kesehatan pada organ-organ tubuhnya Vidi. Tak tanggung-tanggung, Vidi pergi terbang ke Singapura untuk memeriksakan kesehatannya. Namun ternyata hasilnya sama, tak ada masalah kesehatan yang dialami Vidi, tapi semua itu berasal dari pikiran ia sendiri.

Dipertemukan dengan alm. Reza Gunawan (suami Dee Lestari) yang dikenal sebagai holistic healing practitioner, Vidi sampai menangis dan ceritakan semua permasalahan yang sudah ditumpuk sejak lama, mulai dari masalah pribadi, kerja hingga krisis identitas.Pernah alami pingsan sebelumnya, Vidi ceritakan sering pingsan, tidak happy dan cemas setiap.

Trauma yang dipendam sudah lama dan bisa dikeluarkan, bisa menjadi solusi menurut Vidi agar ia bisa lebih berdamai. Vidi hingga meminta maaf kepada orang-orang karena Vidi merasa bersalah saja. Seperti halnya kepada orang tua, Vidi lantas meminta maaf karena merasa terlalu sibuk dengan kerja dan kuliahnya, walaupun sebenarnya hal tersebut tidak dipermasalahkan oleh orangtuanya.

Sangat profesionalitas, hampir setiap hari diisi dengan bekerja, sampai ia tidak punya waktu untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di hidupnya. Berangkat dari hal tersebut, kini Vidi lebih mementingkan kesehatan, keluarga dan sahabatnya dibandingkan bekerja tanpa henti tapi akhirnya memberi dampak yang tidak baik nantinya.

Anxiety yang dirasakan oleh Vidi Aldiano hingga terganggunya fungsi organ dan pingsan, dapat dijadikan pelajaran, bahwa sangat penting untuk mengontrol pikiran kita agar tetap happy dan tenang dalam menghadapi sesuatu.