Cha Cha Real Smooth, Jadi Dewasa Itu Ternyata Gak Gampang!

Dalam tradisi Yahudi, bar mitzvah (bat mitzvah bagi perempuan) adalah upacara untuk menandakan kedewasaan seorang anak. Dengan mengadakan perayaan tersebut, berarti sang anak telah memahami segala konsekuensi di balik perbuatannya.

Hal tersebutlah yang digunakan Cooper Raiff, selaku sutradara sekaligus penulis naskah dan aktor, sebagai penggerak cerita. Alkisah, Andrew (Raiff) adalah seorang fresh graduate yang sulit mencari pekerjaan layak. Namun, ia mempunyai kelebihan dalam bersosialisasi.

Suatu hari, para orangtua murid di sekolah adiknya menawarkannya pekerjaan sebagai pembawa acara bar mitzvah—kelihaian Andrew dalam mencairkan suasana memesona mereka. Mengira hal itu sebagai kesempatan yang bagus, ia pun menerima tawaran tersebut.

Lewat bar mitzvah pula Andrew bertemu dengan Domino (Dakota Johnson), ibu muda yang memiliki anak autis bernama Lola (Vanessa Burghardt). Seiring berjalannya waktu, hubungan ketiganya pun semakin dekat hingga terungkap kalau Domino telah memiliki seorang tunangan. 

"Sudah kerja, belum?" adalah pertanyaan jamak dilontarkan pada individu yang baru menyelesaikan kuliah. Hal yang sama juga dirasakan oleh Andrew. Terlebih, sekarang ia hidup menumpang di rumah Greg (Brad Garrett), ayah tirinya yang kaku.

Di sisi lain, Domino dikucilkan oleh para wali murid karena dicap sebagai wanita perusak rumah tangga. Padahal, ia sedang memperjuangkan hubungannya dengan sang tunangan, Joseph (Raúl Castillo)—diketahui Domino memiliki masalah yang serius dengan kandungannya.

Meski dikemas ala Hollywood, tetapi semua permasalahan tersebut terasa begitu nyambung dengan penonton. Seperti yang kita tahu, stigma negatif terhadap fresh graduate maupun single mom masih menjalar dalam kehidupan masyarakat.

Lewat film ini, Raiff mengajak penonton untuk memahami bahwa orang-orang seperti Andrew dan Domino bukannya tak berusaha, tetapi kesempatan tersebut memang belum datang menghampiri mereka. Selain stigma sosial, film ini pun turut menyinggung soal bullying di kalangan pelajar.

Lola yang autis sering diganggu oleh teman sekelasnya karena dianggap "berbeda." Melihat hal itu, Andrew pun menasihati sang adik, David (Evan Assante), untuk senantiasa membela teman yang menjadi korban intimidasi. Patut dicontoh, nih!

Salah satu aspek terbaik dalam Cha Cha Real Smooth adalah penggambaran para karakter di dalamnya. Tak hanya mudah dicintai, mereka pun sukses membuat penonton merasakan kehangatan berkat chemistry unik yang dibangun.

Sebagai karakter sentral, Andrew diperankan dengan sangat sempurna oleh Raiff. Pembawaannya yang easy going membuat penonton nyaman menyaksikan kedekatannya dengan Domino, Lola, David, dan sang ibu, Lisa (Leslie Mann).

Namun, dari semuanya, interaksi antara Andrew dan Lola yang paling mencuri perhatian. Dari sana, kita belajar bagaimana cara menjalin komunikasi yang baik dengan anak berkebutuhan khusus. Salah satunya memberikan ruang pribadi baginya ketika diminta. 

Layaknya Shithouse (2020), kepiawaian Raiff dalam membawakan narasi secara menarik juga tampak dalam Cha Cha Real Smooth. Meski jalan ceritanya tergolong sederhana, tetapi film ini tak pernah kehilangan amunisi untuk membuat penonton terpingkal.

Mayoritas komedi memang berasal dari karakter Andrew, terutama hubungan cinta-bencinya dengan sang ayah tiri, Greg. Celetukan sinis Raiff serta wajah polos Brad Garrett dijamin bakal membuatmu tak kuasa menahan tawa. 

Begitu pula dengan romansa antara Andrew dan Domino. Status Domino yang telah bertunangan membuat penonton bertanya-tanya tentang akhir hubungan mereka. Bakal happy ending atau sad ending, ya?

Omong-omong soal ending, Raiff memilih jalan tengah untuk menyelesaikan konflik di antara Andrew dan Domino. Di saat kebanyakan film bergenre komedi romantis memaksakan akhir yang bahagia untuk kedua karakternya, Cha Cha Real Smooth cenderung lebih realistis.

Realistis dalam kamus Raiff bukan berarti pasrah begitu saja menerima kenyataan, melainkan ajang untuk memperbaiki kesalahan dan belajar menghargai diri sendiri. Nyesek? Memang, tetapi itulah yang disebut dengan proses pendewasaan diri.

"Falling in love is easy. Growing up is hard." (Cha Cha Real Smooth)

Rasanya, tak berlebihan jika menyebut Cha Cha Real Smooth sebagai salah satu film drama komedi terbaik tahun ini. Sebab, di balik alur ceritanya yang sederhana, film ini mengandung banyak pelajaran hidup, khususnya pendewasaan diri.