Band Dewa 19 seakan begitu menikmati eksplorasi tema cinta, tidak hanya cinta sesama manusia. Pada lagu "Nonsens" ini, kamu dibawa kepada sebuah pertanyaan mendasar tentang sebuah kebenaran.
Biasanya pertanyaan mendasar ini akan muncul saat seseorang terpuruk dan bertanya mengenai sebuah kebenaran yang sebenar-benarnya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan mencapai batas pada eksistensi Tuhan. Langsung saja simak chord, lirik, serta ulasan dari lagu "Nonsens" berikut ini.
E D A E D A
Bila... ...ada adalah... tidak ada
E D A E D A
Bila... ...apa yang...kau tahu salah
E D A E
Bila... ...apa...yang...
D A
Kau dengar bohong
Bridge
E D A
E D A
Apakah langit
E D A
Memang ada di atas kita
E D A
Apakah langit
E D A
Memang biru-biru warnanya
E D A
Apakah langit
E D A
Memang benar-benar adanya
Reff
E G#m
Tak ada kebenaran hakiki
C#m B
Yang ada cuma hanya
A
Kamu di sana
G#m F#
Dan akulah milikmu
Interlude
E D A (2x)
E D A E D A
Keyakinan... akan sebuah kebenaran
E D A
Bukanlah kebenaran
E D A
Kebenaran yang sejati
E D A E D A
Bila tak benar... di uji kebenarannya
Album ketujuh Dewa 19 yaitu Laskar Cinta memuat 12 lagu, salah satunya "Nonsens". Album ini rilis di tahun 2004 di bawah label Aquarius Musikindo. Pada saat itu sempat memicu perselisihan antara Dewa 19 dan FPI (Front Pembela Islam), karena terdapat lafaz yang menyerupai kaligrafi Allah. Akhirnya, Dewa 19 pun membuat versi lain untuk sampul album Laskar Cinta.
Sementara itu, lagu "Nonsens" yang mempertanyakan tentang kebenaran alam semesta ini ditulis oleh Ahmad Dhani. Musisi kelahiran 1972 tersebut memang bagai bandar lirik lagu bagi Dewa 19.
Lagi ini berbicara tentang pencarian terhadap kebenaran. Pencarian tersebut diawali dengan pertanyaan, “Bila ada adalah tidak ada”, “Bila apa yang kau tahu salah”, “Apakah langit benar-benar berwarna biru?”.
Kemudian berbagai pertanyaan bertubi-tubi pun muncul. Semua hal yang sebelumnya diyakini adalah sebuah kebenaran berubah sekejap menjadi suatu yang dianggap ketidakbenaran belaka.
Dari pertanyaan-pertanyaan seperti itu, memunculkan sebuah keraguan terhadap sebuah kebenaran. Jangan-jangan kebenaran hanya upaya kita untuk meyakinkan diri bahwa sesuatu itu benar, padahal sebenarnya adalah tidak ada.
Seperti halnya warna biru langit, yang sejatinya hanyalah ilusi dan pantulan dari warna biru laut. Jika semua pertanyaan bertubi-tubi memenuhi kepala, pada akhirnya tidak akan terjawab. Hanya satu jawaban yang pasti, yaitu “Kamu yang di sana”.