Menuai Reaksi Negatif, Inilah Review Film Bukan Cinderella

Diangkat dari novel, bagaimana hasil eksekusi film ini?

Film Bukan Cinderella baru-baru ini sudah tayang di bioskop dengan Fuji Utami dan Rafael Adwel yang didapuk sebagai pemeran utama. Film remaja yang diadaptasi dari novel Wattpad dengan judul yang sama ini menuai banyak reaksi negatif dari berbagai kalangan.

Mulai dari pemilihan cast, plot cerita, dialog film, hingga make up artist. Penasaran dengan review film ini? Berikut beberapa review Bukan Cinderella, yang menjadi film debut Fuji Utami sebagai aktris.

1. Mempertanyakan akting Fuji sebagai 'Amora' difilm debutnya

Sebagai penggemar, tentu sudah banyak yang menantikan debut Fuji dalam film layar lebar ini. Ia memerankan sosok pemeran utama bernama Amora yang sepatunya tertukar dengan Adam. Berlatar suasana sekolah, keduanya diceritakan memiliki perbedaan 'kasta.' Dimana Adam yang berasal dari kelas unggulan, sedangkan Amora yang berasal dari kelas buangan.

Pengulas film, Geraldytan Channel dalam Youtube-nya mengatakan bahwa film ini sebagian besar digendong oleh Fuji. Pengulas film Cine Crib dalam Youtube-nya pun juga menambahkan bahwa karakter Amora yang sepanjang film memerankan adegan marah-marah, tidak terlalu sesuai dengan latar belakang keluarganya. Dari sisi ini, Fuji dinilai kurang bisa mengeksplorasi karakter Amora dengan baik. 

2. Pemilihan cast yang tidak cocok dan terlalu banyak

Diangkat dari novel dengan banyak karakter, justru membuat film ini terkesan dragging atau membuat alur cerita semakin lambat. Sebagian besar pengulas film menyatakan bahwa banyak sekali cast yang tidak terlalu penting untuk ditampilkan dan dijelaskan. Penonton berharap dengan banyaknya cast yang muncul, bisa membawa alur cerita lebih dalam. Justru hal ini malah membuat beberapa cast terkesan datar, dan terlihat sangat kurang penting atau malah tidak penting.

Bahkan, beberapa pengulas film berkomentar bahwa pemilihan cast tidak diperhatikan dengan baik. Sebagai contoh, tidak adanya kesesuaian wajah antara pemeran Adam dan orang tuanya. Semestinya kemiripan wajah juga menjadi salah satu pertimbangan dalam pemilihan karakter, terutama untuk peran keluarga.

Baca Juga: Debut Film, 10 Potret Fuji dan Rafael Adwel Bintangi Bukan Cinderella

3. Plot cerita yang kurang bisa dipahami penonton, apakah masalah transformasi novel ke naskah film?

Film yang diadaptasi dari novel seringkali membuat penonton kebingungan. Dalam novel biasanya penulis bebas berimajinasi dengan banyak tokoh, kondisi, dan scene yang dirangkai menjadi sebuah cerita. Namun, tentunya jika semua bagian dalam novel dimasukkan dalam film, keterbatasan durasi dan sumberdayanya tidak akan cukup.

Film Bukan Cinderella ini sebenarnya justru mencoba memasukkan segala elemen yang ada dalam novel ke dalam naskah film. Namun, dari segi plot cerita dianggap kurang matang, sehingga banyak penonton yang merasa bingung saat menonton. Pembuat film kurang berfokus pada masalah inti atau konflik yang ingin diceritakan dalam film ini.

4. Detail make up pemain yang kurang diperhatikan

Tidak luput dari komentar, make up artist juga menjadi sorotan dalam ulasan film ini. Lantaran tidak sinkronnya make up para aktor untuk beberapa kondisi, misalnya saat di sekolah, rumah, dan setelah kondisi tawuran.

Pada suatu kondisi di mana Adam yang seharusnya lebam setelah dipukuli oleh banyak orang, malah tidak ditunjukkan. Berbeda dengan Adam yang justru mukanya babak belur saat dipukul oleh ayahnya. Ketidakkonsistenan make up ini menjadi aneh ketika ditampilkan dalam layar lebar.

5. Banyak scene yang tidak diperlukan dan dialog yang tidak efisien

Permasalahan film ini adalah tidak fokusnya cerita pada masalah inti yang ada pada Adam dan Amora sebagai pemeran utama. Alih-alih, banyak cast yang ditampilkan dan justru dianggap tidak penting. Baik Cine Crib dan Geraldytan Channel bersepakat bahwa banyak sekali scene yang sebaiknya dihilangkan saja.

Selain jumlah scene yang terkesan boros, dialog yang dibangun dalam film ini juga dikatakan belum matang. Pada beberapa dialog digunakan bahasa yang baku, sedangkan bagian lain menggunakan bahasa gaul, yang menunjukkan tidak konsistennya naskah film ini sendiri. Selain itu, ada banyak dialog yang semestinya tidak perlu diucapkan karena sudah dapat dilihat secara langsung melalui visual yang ditampilkan.

Begitulah review  film Bukan Cinderella yang sudah tayang pada 28 Juli 2022 di bioskop. Sejauh ini rating yang diberikan tidak terlalu tinggi, yaitu hanya 4/10. Jika kalian penasaran, jangan lupa saksikan terlebih dahulu film debut Fuji Utami ini, ya.

Baca Juga: 13 Potret Fuji Utami di Gala Premier Film Debutnya, Dapet Kado Cincin!

Creatione Photo Writer Creatione

keep learning

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Hella Pristiwa

Berita Terkini Lainnya