Fajar Nugros Ajak Generasi Muda Kreatif untuk Survive di Era Pandemik

Sutradara Fajar Nugros bagikan inspirasi buat kamu nih!

Masa pandemik yang memaksa industri perfilman untuk rehat sejenak gak menghentikan kreativitas para sineas tanah air. Salah satunya adalah sutradara Fajar Nugros, head of IDN Pictures. 

Fajar Nugros pun membagikan insight-nya agar tetap produktif di masa pandemik ini dalam live program IDN Times CETAR: Live Bareng Sutradara pada Senin (6/7/2020). Ini dia ilmu yang bisa kita ambil dari sutradara Yowis Ben ini.

 

1. Punya banyak waktu luang selama pandemik, Fajar Nugros berusaha tetap kreatif dan menabung karya

Fajar Nugros Ajak Generasi Muda Kreatif untuk Survive di Era PandemikInstagram.com/fajarnugrs

Baru tiga hari syuting Yowis Ben 3, Fajar Nugros harus menghentikan proses produksi lantaran pandemik COVID-19. Waktu luang yang sangat besar ini digunakannya untuk membaca ulang skenario Yowis Ben 3.

Ia pun menyadari ada sejumlah bagian dari skenario lama yang tak mungkin lagi direalisasikan di kondisi dunia yang baru ini. "Kalau mengacu sama protokol kesehatan yang sekarang Yowis Ben 3 akan sangat susah dieksekusi karena empat konser musik besar di film ini," baginya dalam live IDN Times CETAR (6/7). 

Selain mengkaji ulang skenario Yowis Ben 3, Fajar Nugros juga sempat menghabiskan waktunya untuk maraton series, rebahan, dan menikmati keresahan yang ada. Namun, pada akhirnya suami Susanti Dewi ini pun bosan dan beralih membuat konten YouTube berupa hobi miniatur keretanya.

2. Bergabung dengan IDN Media menjadi IDN Pictures, Fajar berharap bisa memberi kesempatan bagi para kreator lain untuk berkolaborasi

Fajar Nugros Ajak Generasi Muda Kreatif untuk Survive di Era PandemikInstagram.com/fajarnugrs

Selain membuat konten YouTube tadi, sutradara Cinta Brontosaurus (2013) ini juga sudah menelurkan sejumlah karya baru lho selama di rumah aja. "Saya tulis novel judulnya Biografi Anak Setan," kisahnya. Fajar juga telah menyelesaikan satu skenario film yang terinspirasi dari sebuah grup lawak zaman dulu.

Jika ditanya apakah karya-karyanya selama masa pandemik ini akan difilmkan, Fajar mengaku berkreasi bukan semata-mata untuk tujuan itu. Diadaptasi atau tidak, menurutnya masa senggang di saat pandemik ini harus dimanfaatkan untuk sebanyak-banyaknya menabung karya yang akan berguna dalam menghadapi masa depan.

"Orang yang akan menang adalah mereka yang bisa manfaatin masa-masa panceklik ini dengan kreatif," pesannya. 

Baca Juga: Curhatan Inspiratif Budi Doremi yang Dituangkan dalam 'Melukis Senja'

3. IDN Pictures sudah punya tiga rencana film baru yang akan dirilis tahun depan

Fajar Nugros Ajak Generasi Muda Kreatif untuk Survive di Era PandemikInstagram.com/fajarnugrs

Belum lama ini, Fajar Nugros dan Demi Istri Production telah bergabung dengan IDN Media dan membentuk rumah produksi IDN Pictures. Kolaborasi ini diakui Fajar telah memperluas horizonnya dalam membuat film.

Jika sebelumnya misinya membuat film adalah menuangkan hasrat dan kegelisahannya sendiri, kali ini Fajar punya ide berbeda. "Ini kesempatan sangat besar kalau hanya buat gue doang. Jadi gue merasa, oh ini juga bisa buat temen-temen gue, kreator-kreator yang lain yang mau kolaborasi di IDN Pictures ke depannya."

Saat ini sudah ada tiga proyek film yang rencananya akan digarap oleh IDN Pictures. Dua sudah dipastikan, sementara satu lagi sedang disusun. Untuk genre dan detailnya, nantikan aja pengumuman resminya dalam waktu dekat.

Soal ajakan kolaborasi, akan ada kesempatan bagi para kreator yang ingin mengirimkan ide naskah cerita mereka ke IDN Pictures juga lho! Tunggu ya tanggal pastinya kapan. Ini dia tips dari Fajar Nugros jika ingin ide ceritamu bisa sukses difilmkan. "Kamu harus yakin idenya bagus. Maksudnya ini sesuatu yang berbeda. Ini mewakili kegelisahanmu, kegelisahan millennials dan generasi-z," katanya. Tak lupa kamu juga harus belajar cara menulis skenario yang oke ya!

4. Tantangan sineas Indonesia adalah membuat film yang dirasa relatable oleh masyarakat Indonesia

Fajar Nugros Ajak Generasi Muda Kreatif untuk Survive di Era PandemikInstagram.com/fajarnugrs

Kondisi dunia yang berubah total akibat pandemik COVID-19 menimbulkan tanda tanya tentang nasib bioskop. Bagi Fajar, hal ini berarti pengelola harus beradaptasi menyediakan fasilitas yang sesuai dengan protokol kesehatan.

Tentang kembalinya tren drive in cinema  Fajar pun menerima saja inovasi retrospektif tersebut. "Yang gak boleh kita lupa, apapun cara menontonnya itu, cara memutar film itu kan ada aturannya ada hukumnya dan itu harus dipenuhi sih," pesannya.

Ngomong-ngomong soal film Indonesia, ada pertanyaan mengapa sineas dalam negeri jarang menggarap film action dibanding genre lainnya. Sutradara MeloDylan (2019) ini pun mengungkapkan bahwa semua itu berhubungan dengan watak penonton Indonesia sendiri.

Menurutnya, kebiasaan penonton Indonesia yang suka membandingkan dengan Hollywood menjadi salah satu faktornya. Penonton asal Tanah Air sering meremehkan kualitas film aksi Indonesia yang dirasa tidak setara dengan luar. "Sementara penonton 'kan gak peduli kalau Hollywood bikinnya bisa empat sampai enam bulan syuting. Sementara film action Indonesia budgetnya hanya syuting untuk 30 sampai 40 hari," terangnya. 

Ini juga berkaitan dengan pasar film Hollywood yang jelas lebih besar yaitu seluruh dunia. Uang yang mereka dapat tentu jauh lebih besar sehingga modal produksi dan waktu yang diberikan juga lebih banyak. "Beda sama pasar film Indonesia yang cuma ditonton di 13 kota di Indonesia." 

Gak bisa dipungkiri masih ada mental meragukan kualitas karya anak bangsa yang menghantui para penonton Indonesia itu sendiri. Padahal jika kita memberi support yang sama adilnya dengan dukungan kita terhadap film-film dari Hollywood atau Korea, bukan tak mungkin dunia perfilman Indonesia bisa semakin berkembang.

Untuk mengatasi soal keterbatasan pasar tadi, Fajar Nugros punya misi untuk membuat film yang bisa relatable atau menggambarkan keresahan masyarakat yang lebih luas, tak hanya Indonesia saja. "Tantangan saya sekarang adalah bagaimana sih bikin film yang bisa dirasakan oleh satu Asia Tenggara aja" ujarnya.

5. Kondisi new normal bukan berarti balik ke rutinitas biasa, namun menyesuaikan diri untuk survive

Fajar Nugros Ajak Generasi Muda Kreatif untuk Survive di Era PandemikInstagram.com/fajarnugrs

Geliat serial Korea dan Thailand yang sekarang menggempur penonton Indonesia juga menjadi perhatian Fajar. Menurutnya serial-serial dari negeri tetangga ini bisa berhasil dan tampak lebih oke dari sinetron tanah air karena punya waktu dan biaya yang lebih besar dalam hal pengembangan cerita dan produksi.

Sementara sinetron Indonesia biasanya digarap dengan cara striping yang serba mendadak dan dikejar-kejar waktu. Bukan gak mungkin serial dalam negeri kita sebagus Korea dan Thailand jika kita bisa mengatasi kendala-kendala ini lho! 

Selama bertahun-tahun menjadi sutradara, Fajar Nugros mengaku tak punya kenangan buruk di dunia perfilman. Baginya, membuat film adalah sesuatu yang dia cintai. Jika ada pengalaman atau hal tak menyenangkan, semua itu hanya bagian dari pekerjaan di mana-mana pasti ada. "Saya gak pernah menyesali atau merasa kecewa terhadap film," ungkapnya. 

Last but not least, sutradara Yowis Ben (2017) ini berpesan agar kita selalu waspada dalam melanjutkan aktivitas di tengah status new normal. Bukan berarti kita bisa lengah dan kembali berpura-pura seolah semuanya kembali seperti sebelum COVID-19 ya! "New normal itu kitanya yang harus baru, kitanya yang harus lebih menjaga protokol kesehatan," nasehatnya. Artinya, kita harus lebih waspada dan menjaga diri karena marah terhadap keadaan akan percuma juga. Wah, penuh inspirasi ya!

IDN Times menggelar Indonesia Writers Festival 2020. Acara yang juga dikenal dengan IWF 2020 ini adalah pertemuan independen yang berkomitmen untuk memberdayakan Indonesia melalui bidang menulis. Acara dengan slogan Empowering Indonesians Through Writing ini dilangsungkan pada 21 hingga 26 September 2020 melalui Zoom dan Youtube channel IDN Times.

IWF 2020 sendiri menghadirkan lebih dari 20 pembicara kompeten di berbagai latar belakang seperti Nadin Amizah, Sal Priadi, Agus Noor, Ivan lanin, Tsana, Kalis Mardiasih, dan masih banyak lainnya.

Simak dan ikuti terus perkembangan IWF 2020 di situs kami, IDN Times.

Baca Juga: Reza Chandika Asyik Meditasi dan Bantu Teman Selama di Rumah Aja

Topik:

  • Indra Zakaria
  • Arifina Budi A.
  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya