5 Desain Godzilla Terburuk dalam Serial dan Film, Kocak!

Shin Godzilla (2016) adalah film reboot dari Godzilla yang mencoba membuat sang kadal raksasa lebih menyeramkan. Hasilnya? Sutradara Hideaki Anno berhasil menggambarkan karakter Godzilla yang sangat ganas dan menyeramkan. Namun, ada beberapa hal dari desain Shin Godzilla yang terasa kurang pas.

Yang paling jelas ialah tubuhnya yang tak proporsional. Dalam wujud sempurnanya, Shin Godzilla terlalu besar di bagian pada dan pinggul. Apalagi, kepala dan tangannya dibikin sangat kecil. Mulut rahang yang bisa melebar sampai pipi juga kurang masuk akal. Pada akhirnya, Shin Godzilla dibuat sengeri mungkin, tapi ia tidak mempertimbangkan faktor realistis yang masih ada dalam desain klasik Godzilla. Oleh sebab itu, ia masuk deretan Godzilla dengan desain terburuk.

Serial kartun pertama Godzilla dari Hanna-Barbera, The Godzilla Power Hour (1978), mencoba mengadaptasi waralaba ke arah yang baru. Ia menceritakan tentang sekelompok manusia yang bisa memanggil Godzilla untuk melawan serangan monster raksasa lain. Meski ceritanya terbilang solid, desain Godzilla dalam kartun ini benar-benar buruk.

Desainnya terlalu simpel dengan kulit hijau dan sirip dorsal seperti Stegosaurus. Parahnya lagi, mereka mengganti Atomic Breath yang ikonis dengan napas api. Jika diperhatikan, desain Godzilla mungkin mengingatkanmu dengan Reptar, monster T-Rex dalam kartun Rugrats (1991), yang memang gemas dan lucu. Desain kartun ini tidak memunculkan aura garang yang ada pada desain Godzilla yang lain. Oleh sebab itu, ia jadi desain terburuk urutan keempat.

Godzilla vs. Megalon memang dikatakan sebagai salah satu film terburuk era Shōwa (1926–1989). Ada banyak faktor, salah satunya desain dari Godzilla. Ia memang dibuat sesuai vibes filmnya yang penuh komedi.

Dari penampilannya, ia punya mata besar imut, pipi tembam, dan tubuh yang lebih humanoid. Secara keseluruhan, desain Godzilla dalam film ini terlihat seperti kostum maskot dalam acara olahraga. Desain buruk ini mengantarkan Godzilla (Godzilla vs. Megalon) pada posisi ketiga.

Son of Godzilla adalah salah satu film Godzilla dari era Showa yang mencoba bereksperimen mengubah target audiens Godzilla. Selain menghadirkan anak Godzilla yang mirip kodok, desain garang Godzilla juga dirombak total dalam film ini. Seperti apa?

Desain Godzilla dalam film ini terlihat konyol. Wajahnya dibikin lucu dengan dua mata belo layaknya kartun. Sirip dorsal yang lancip juga dibikin tumpul. Desain ini malah membuat Godzilla seperti sebuah boneka. Godzilla dari film Son of Godzilla ini tidak ada bagus-bagusnya dan cocok menjadi runner-up desain terburuk.

Adaptasi Hollywood Godzilla oleh TriStar Pictures pada 1998 silam masih jadi salah satu film adaptasi terburuk dari waralaba ini. Salah satu masalah utamanya ada pada desain Godzilla yang keluar pakem. Wujud Godzilla dirombak total menjadi mirip percampuran T-Rex dan iguana.

Desainnya ini terlalu umum dan tidak ikonis sama sekali. Sirip dorsal di punggungnya juga berbalik arah sehingga membuatnya makin terlihat aneh. Desainnya yang tak ada mirip-miripnya dengan Godzilla klasik ini membuatnya dibenci. Bahkan, perusahaan TOHO repot-repot rebranding karakter ini dari Godzilla menjadi Zilla untuk film Godzilla: Final Wars (2004).

Kebanyakan kegagalan desain Godzilla disebabkan hilangnya ciri khas dari desain Godzilla klasik. Film Godzilla: Minus One (2023) jadi contoh desain baru, tapi tetap mempertahankan penampilan ikonis Godzilla. Ia akhirnya menuai banyak pujian. Ngomong-ngomong, dari desain di atas, mana, nih, yang paling buruk menurut kamu?