Jakarta, IDN Times - Setelah penantian yang cukup lama, Falcon dan Starvision akhirnya mengumumkan jadwal tayang film Buya Hamka. Film ini akan tayang bertepatan dengan Lebaran, yakni pada 23 April 2023.
Film yang disutradarai oleh Fajar Bustomi ini memiliki total durasi mencapai 7 jam dan dibagi menjadi tiga bagian. Simak langsung di balik proses pembuatan film Buya Hamka berikut ini!
Chand Parwez selaku perwakilan dari Starvision menjelaskan bahwa film Buya Hamka diproses sejak tahun 2014. Film ini merupakan kerja sama rumah produksinya, Starvision, dengan Falcon Pictures dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Digadang-gadang menjadi film yang besar, Parwez mengaku membutuhkan energi yang luar biasa. Ia ingin menyampaikan cerita demi cerita kehidupan sosok Buya Hamka dengan detail.
"Pada 2014, Starvision diajak sama Falcon Pictures buat karya ini. Ini karya kerja sama dengan MUI. Ini adalah karya besar dan membutuhkan energi yang luar biasa untuk menyampaikan biopik ini,dengan baik," ucap Chand Parwez dalam konferensi pers pada Selasa (21/3/2023).
Fajar Bustomi dipercaya untuk menjadi sutradara film Buya Hamka. Dari sisi produksi, ia menjelaskan penulisan skenario film ini memakan waktu lebih dari 4 tahun, lho!
"Ini film panjang dan ini film menarik. Makanya nulis skenario sampai 4 tahun lebih," ucap Fajar mengingat momen produksinya.
Sementara untuk proses syuting dimulai pada tahun 2019 lalu. Syuting selesai, penayangan film Buya Hamka sayangnya harus ditunda, karena pandemik selama 2 tahun.
Fajar menginginkan setiap detail kehidupan Buya Hamka dapat masuk ke dalam filmnya. Berdasarkan keputusan Fajar dan tim tersebut, akhirnya film ini dibagi menjadi tiga bagian dengan total durasi 7 jam.
"Dari sekian panjang kisah Buya Hamka itu harus dirapetin jadi 5 jam. Ternyata filmnya jadinya 7 jam. Sayang sekali kalau diedit. Dan akhirnya kita putuskan film ini jadi 3 bagian, karena gak mau mengurangi rasa. Keputusan ini kita rasa ada informasinya, makanya jadi 3 bagian film," ucap Fajar.
Sang sutradara menambahkan film Buya Hamka menghabiskan anggaran Rp1 miliar, hanya untuk survei. Fajar dan tim terbang ke Yordania untuk kepentingan produksi.
"Ini film yang dengan anggarannya gak main-main. Untuk surveinya aja abis Rp 1 miliar ke Yordania," ujar Fajar lagi.
Vino G. Bastian dipercaya memerankan sang tokoh utama, Buya Hamka. Fajar menyebut Vino memiliki kedekatan dengan pendiri MUI ini.
"Vino ini dia punya kedekatan dengan alamarhum Buya Hamka. Mungkin beliau gak ketemu, tapi orangtua beliau, bundanya yang mualafin Buya Hamka. Jadi banyak cerita, otomatis risetnya beliau lebih deket dan gampang," ucap Fajar.
Wakil Presiden Indonesia, Ma'ruf Amin, mendapat kesempatan untuk nonton film Buya Hamka lebih dulu. Ia menyebut sosok Buya Hamka sekaligus film ini bisa menjadi inspirasi untuk masyarakat Indonesia.
"Seorang tokoh yang patut kita jadikan teladan, baik sebagai tokoh ulama maupun seorang pejuang bangsa, dan juga sebagai sastrawan yang banyak menulis buku-buku umat," ucap Ma'ruf Amin.
Selain itu, Frederica, sang produser, menceritakan istri Ma'ruf Amin, Wury Estu, melihat para pemain yang ada di film ini mirip dengan tokoh-tokoh asli di kehidupan Buya Hamka.
"Tadi ibu wakil presiden menyampaikan ke saya, katanya gila, ya, mirip banget pemainnya. Selamat, ya, buat pemain, beliau juga menyampaikan film ini benar-benar wajib ditonton seluruh masyarakat Indonesia. Artinya kita butuh sosok seperti Buya Hamka di zaman yang seperti ini," tutup Frederica.
Film Buya Hamka siap menemani penonton Lebaran sambil belajar tentang sejarah MUI dan kehidupannya.