6 Alasan yang Membuat Dian Sastro Layak Diberi Gelar Indonesian Sweetheart

Sejak muncul sebagai Daya dalam Pasir Berbisik, lalu memerankan Cinta dalam film fenomenal Ada Apa Dengan Cinta saat usianya masih 20 tahun, hingga kini ia telah menjadi ibu dari 2 anak, statusnya sebagai wanita tercantik di Indonesia tidak berubah. Kamu pasti pernah mendengar ungkapan “aging like wine”. Seperti itulah proses menuanya Dian Sastro.

Selain itu, Dian punya kepedulian tinggi terhadap pendidikan perempuan-perempuan tidak mampu. Melalui Yayasan Dian Sastrowardoyo, ia memberi beasiswa penuh pada 6 perempuan dari Gunungkidul dan Bantul. Perhatiannya terhadap isu perempuan bisa ditelurusi sejak Dian menjadi Duta MTV Exit (End Exploitation and Trafficking) di tahun 2012.

Lakonnya sebagai Cinta pun turut mendongrak citranya sebagai perempuan cerdas dan berani. Dian mungkin telah menerima ratusan script sepanjang karirnya. Sayangnya, dia terkenal sangat selektif dalam memilih peran, meski film 7 Hari 24 Jam bisa dikategorikan sebagai pengecualian karena tidak Dian-esque. Tapi toh dia cocok-cocok saja jadi istri berkarir yang agak galak dan konyol – sesuatu yang jarang terlihat dari seorang Dian Sastro.

Jauh sebelumnya, dia tampil menonjol sebagai Daya dalam film Pasir Berbisik bersama Christine Hakim. Film produksi tahun 2001 itu berhasil memenangkan sejumlah penghargaan internasional seperti Asia Pacific Film Festival, Seattle International Film Festival, dan Brisbane International Film Festival. Sebentar lagi kamu juga bisa lihat aktingnya sebagai R.A. Kartini. Sebuah pilihan yang berani mengingat R.A. Kartini adalah seorang pahlawan.

Faktor lain yang menguatkan statusnya sebagai Indonesian Sweetheart adalah pendidikan. Meski akhirnya tidak jadi menempuh S2 di Harvard, ibu dari Shailendra dan Isyana ini berhasil meraih gelar cum laude dari Universitas Indonesia saat dia juga sibuk mengurus anak.

Itu adalah sebuah pencapaian yang tentunya menginspirasi banyak perempuan. Suatu kali Dian berkata,

”Entah akan berkarir atau menjadi ibu rumah tangga, seorang wanita wajib berpendidikan tinggi karena ia akan menjadi ibu. Ibu-ibu yang cerdas akan melahirkan anak-anak yang cerdas”.

Saat Dian Sastro memutuskan menikah pada tahun 2010, banyak lelaki patah hati. Bukan karena mereka mengira akan punya kesempatan meminang sang bidadari, tapi saat kita sangat mengidolakan seseorang, ada kecenderungan kita ingin mereka jomblo seumur hidup, kan? Namun, sekarang justru banyak yang iri dengan keluarga Dian Sastro. Terutama karena begitu banyak pasangan selebritis yang bercerai. Kalau Instagram bisa jadi bukti, kamu bisa temukan banyak bentuk keharmonisan keluarganya.

Frekuensi kemunculannya di infotainment yang sangat jarang berkontribusi mengawetkan status eksklusifitas seorang Dian Sastro, sebuah hal yang kontras mengingat kebanyakan selebritis rela menjual privasi mereka demi popularitas.

Walau demikian, ia sering mengunggah foto-foto aktivitasnya di Instagram, termasuk saat ia mengikuti lomba marathon di Bali dan Jerman bersama sang suami baru-baru ini. Ini semakin menegaskan bahwa Dian Sastro bukan mama muda biasa. Dia punya segudang kegiatan positif lain di luar rumah selain belanja atau ke salon.

Jika kamu bertanya apa lagi kelebihan Dian Sastro, kamu bisa cek Youtube. Disana video Dian bernyanyi bisa cukup banyak ditemukan. Suaranya pun enak didengar saat membawakan lagu-lagu slow R&B maupun jazz.  Youtube adalah tempat bertumbuh suburnya komentar-komentar negatif. Tapi coba kamu temukan satu saja komentar negatif di video karaoke Dian Sastro. Sebaiknya menyerah saja.

Dengan 6 alasan tersebut, Dian Sastro layak disebut sebagai Indonesian Sweetheart. Kita pun tidak tahu hingga kapan dia akan mempertahankan gelar ini.