Diisukan Mualaf, Ini Pandangan Daniel Mananta Soal Tuhan dan Islam
Belakangan Daniel Mananta banyak disorot, karena isu mualaf. Isu tersebut mencuat seiring dengan hubungannya yang semakin dekat dengan Ustaz Abdul Somad (UAS). Isu semakin berhembus kencang setelah sang presenter kedapatan mengikuti kajian Islam.
Kini Daniel pun angkat bicara terkait isu yang lagi banyak dibicarakan tersebut. Melalui video di kanal YouTube kasisolusi, suami Viola Maria ini juga berbagi pandangannya soal Tuhan dan Islam. Simak faktanya di bawah ini!
1. Cerita perkenalan Daniel Mananta dan UAS
Daniel Mananta mengakui dirinya merasa sedih saat mendengar kabar UAS dilarang masuk ke Singapura. Padahal, kala itu ia sendiri sama sekali belum mengenal sosok UAS. Karena mengikuti kata hatinya, ia pun mengusahakan segala cara untuk bertemu dengan sang ustaz.
Hingga akhirnya, pertemuan mereka terjadi saat UAS menjadi tamu di kanal YouTube Daniel Mananta Network. Diakui Daniel, kala itu ia mengalami blank interview dan merasa bahwa Tuhan tersenyum melihat mereka yang berbeda keyakinan bisa duduk bersama.
2. Hanya ingin membangun hubungan dengan UAS, tanpa embel-embel konten
Hubungan mereka pun jadi semakin dekat hingga beberapa waktu lalu, UAS mengundang Daniel Mananta ke Pekanbaru. Karena merasa nyaman dan tenang di hati setelah berdoa, Daniel pun memenuhi undangan tersebut.
Host Indonesian Idol ini berangkat berdua saja bersama istrinya, Viola Maria dengan niat hanya untuk membangun hubungan dengan sang ustaz, tanpa embel-embel konten.
"Ketika kita ke Pekanbaru, pada nanya, dong, bikin konten atau nggak? Bawa kru, nggak? Daniel berapa orang? Nggak, cuma gue sama istri gue. Lho, kru nggak mau dibawa untuk bikin YouTube, podcast itu? Nggak! Gue benar-benar cuma pengin membangun hubungan dengan UAS," kata Daniel dilansir kanal YouTube kasisolusi, Jumat (18/11/2022).
3. Terbuai like dan komentar netizen
Namun sebagai manusia yang gak sempurna, Daniel pun mengakui dirinya sempat terbuai like dan komentar netizen usai mengunggah potret kebersamaan mereka di media sosial.
"Di situ, besoknya, abis kita melihat komentarnya, tiba-tiba udah berubah, tuh, niatnya. Dari yang tadinya pengin membangun hubungan, tiba-tiba kita harus foto untuk memperlihatkan ini lah arti toleransi. Tapi calling-an gue ke Pekanbaru bukan untuk itu, secepat itu gue terbuai dengan komentar-komentar netizen, secepat itu juga gue terbuai dengan like," ucapnya.
Hal ini pun akhirnya mengganggu ketenangan hati Daniel hingga memutuskan untuk memantapkan kembali niatnya yang hanya ingin membangun hubungan baik dengan UAS.
4. Cinta kasih Tuhan kepada setiap orang berbeda-beda
Presenter 41 tahun ini juga menyampaikan pandangannya soal cinta kasih Tuhan lewat cerita tentang gajah dan sekelompok orang buta. Yups, tentu saja orang-orang buta itu memiliki deskripsi yang berbeda tentang bentuk gajah sesuai dengan apa yang mereka raba.
Daniel pun memandang gajah tersebut sebagai cinta kasih Tuhan yang datang secara berbeda-beda pada setiap orang. Lebih lanjut, ayah dua anak ini menambahkan bahwa cinta kasih Tuhan sangat lah luas dan akan menjadi sempit jika hanya dipandang dari sudut pandang sendiri saja, tanpa melihatnya dari sudut pandang orang lain yang berbeda.
5. Pandangan Daniel Mananta tentang Islam
Memiliki hubungan yang semakin harmonis dengan UAS, Daniel pun kini memiliki pandangan sendiri tentang Islam. Tanpa ragu, ia mengatakan bahwa Islam adalah sesuatu yang kudus (suci).
"Jadi, kalau lu tanya gue, Islam itu apa? Sesuatu yang kudus," ucap Daniel Mananta secara tegas.
Jawaban Daniel ini pun membuat Derry dan coach Rene Suhardono yang duduk bersamanya jadi tercengang tanpa kata-kata.
6. Daniel Mananta soal isu mualaf
Daniel Mananta lugas menyampaikan pandangannya soal Tuhan dan Islam. Namun di sisi lain, ketika ditanya soal isu mualaf, artis keturunan Tionghoa ini lebih memilih untuk diam dan langsung gercep menutup podcast.
Meski begitu, netizen sangat menghargai keputusan Daniel untuk gak mengumbar soal agamanya. Netizen memandang, persahabatan UAS dan Daniel Mananta bukan lah soal mualaf, melainkan sebagai perwujudan toleransi yang mengajarkan betapa persahabatan dalam perbedaan itu sangat lah indah dan membawa kedamaian.
