Deretan Kontroversi Grammy Awards, Isu Bias Rasial Paling Kentara

Sudah terjadi bertahun-tahun dan tak kunjung berubah

Grammy Awards layaknya Academy Awards (Oscar) untuk film adalah ajang penghargaan tertinggi untuk para musisi. Terutama yang berkarier di kiblat musik dunia, Amerika Serikat.

Namun, terlepas dari prestise dan gengsi yang menguar kuat dari gelaran ini, ada beberapa kontroversi Grammy Awards yang masih mengganjal hati para penikmat, pengamat, dan pegiat musik. Mulai dari isu bias rasial, pelecehan seksual, dan lainnya.

Baca Juga: Daftar Lengkap Pemenang Grammy Awards 2024, Taylor Juara Lagi

1. Indikasi bias rasial masih terjadi hingga 2024

Deretan Kontroversi Grammy Awards, Isu Bias Rasial Paling KentaraBeyonce dan Jay Z pada Grammy Awards 2024 (instagram.com/recordingacademy)

Sejak digelar pertama kali pada 1959 (Amerika Serikat masih menerapkan kebijakan segregrasi rasial kala itu), bias rasial adalah hal yang lumrah ditemukan pada gelaran Grammy. Ini terlihat dari penataan kategori yang entah disengaja atau tidak meletakkan musisi-musisi kulit hitam pada genre tertentu, yakni rap dan R&B. Sementara kategori utama, seperti Album of the Year dan Song of the Year masih didominasi musisi kulit putih atau campuran. 

Fakta bahwa musisi prolifik kulit hitam, seperti Beyonce dan Kendrick Llamar, tak pernah dapat nominasi Album of the Year jadi salah satu pemicu kekecewaan publik. Padahal secara kualitas, mereka berhak dinominasikan lebih dari sekali. Pada Grammy 2024, Jay Z yang naik ke podium bersama putrinya, Blue Ivy, untuk menerima  Dr. Dre Global Impact Award mengungkapkan rasa kecewanya atas fakta itu.  

Kekecewaan juga diungkap musisi The Weeknd pada 2021 yang juga gagal dapat nominasi Album of the Year. Padahal album After Hours (2020) miliknya sangat sukses kala itu. Sejak itu, ia pun mengumumkan gerakan boikot dan berhenti mendaftarkan karyanya untuk berkompetisi di ajang tersebut.

Beberapa tahun sebelumnya, penyanyi kulit hitam, Drake, juga pernah dapat pengalaman buruk dengan Grammy. Lagu "Hotline Bling" miliknya dapat nominasi untuk kategori rap/hiphop, padahal ia ngotot lagu itu harusnya masuk kategori pop. 

Kekecewaan yang sama juga diungkap para penggemar BTS yang juga menganggap boy group asal Korsel itu sudah dikacangi panelis Grammy selama tiga periode berturut-turut. Meski sudah meraih lima nominasi, mereka tidak pernah memenangkan satu piala pun. Dari lima nominasi tersebut, dua di antaranya adalah kolaborasi mereka dengan Coldplay. 

2. Musisi yang sudah atau sedang jalani proses hukum tetap diundang atau dapat nominasi

Deretan Kontroversi Grammy Awards, Isu Bias Rasial Paling KentaraLizzo saat hadir di Grammy Awards 2024 (instagram.com/recordingacademy)

Kontroversi lain yang tak kalah bikin gereget penonton adalah kehadiran beberapa musisi problematik. Salah satunya Chris Brown yang pada 2009 terbukti melakukan tindak kekerasan domestik terhadap kekasihnya saat itu, Rihanna. Keduanya yang harusnya tampil pada Grammy Awards 2009 terpaksa absen untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun, selang beberapa tahun setelahnya, Chris Brown kembali diundang dan dapat nominasi Grammy seperti tak pernah terjadi apa-apa.

Bahkan pada edisi terbaru 2024 ini, Brown dapat nominasi untuk lagu "Summer Too Hot".  Pada Grammy Awards 2024, giliran Lizzo, penyanyi yang meski sedang jalani proses hukum atas tuduhan pelecehan seksual oleh beberapa penarinya tetap diundang untuk tampil di acara tersebut. Kehadirannya tuai pro dan kontra mengingat Lizzo baru saja dapat surat penolakan dari pengadilan atas permintaannya untuk menghentikan proses persidangan tersebut. 

Baca Juga: 7 Gaya Artis Pria di Red Carpet Grammy Awards 2024, Memukau!

3. Proses pemungutan suara dan penilaian yang tidak transparan

Deretan Kontroversi Grammy Awards, Isu Bias Rasial Paling Kentarabarisan piala Grammy (instagram.com/recordingacademy)

Proses penilaian dan pemungutan suara pada Grammy juga dikritik tidak transparan. Jay Z dan The Weeknd adalah beberapa figur publik yang aktif menyuarakan soal ini. Isu tersebut akhirnya menggugah penyelenggara untuk mengubah kebijakan dan prosesnya pada 2021.

Sejak edisi 2022, proses penilaian Grammy mempertimbangkan suara para voters yang  punya keahlian serta pengalaman di bidang musik. Para voters juga dipastikan akan diganti tiap tahunnya untuk menghindari potensi favoritisme. 

Namun, bukan cuma itu yang jadi masalah di internal penyelenggara Grammy. Indikasi pelecehan seksual dan misogini meliputi para board members. Mantan petinggi Grammy, Neil Portnow, saat ini sedang diselidiki polisi atas tuduhan pelecehan seksual yang dilakukannya terhadap seorang perempuan. Deborah Dugan, petinggi Grammy perempuan pertama dalam sejarah, hanya bertahan di posisinya kurang dari setahun karena dituduh merundung karyawannya. 

Grammy Awards memang megah dan bergengsi. Namun, di balik ajang penghargaan itu ada hal-hal problematik yang tak kunjung diperbaiki. Bagaimana menurutmu? Apakah Grammy Awards masih relevan menurutmu? Tulis di kolom komentar, ya!

Baca Juga: Daftar Lengkap Pemenang Grammy Awards 2024, Taylor Juara Lagi

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Penulis, netizen, pembaca

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya