3 Faktor Ini yang Bikin Kita Susah Melupakan Film Flipped

Masih jadi tontonan romantis semua umur

Sesuai slogan yang dipakai, "you never forget your first love'", film Flipped memang sesusah itu untuk dilupakan. Pertama kali rilis pada 2010 sebagai adaptasi dari novel karangan Wendelin Van Draanen yang terbit pada 2001, film ini masih jadi easy-pick banyak orang yang ingin nonton film romantis. Bisa ditonton segala usia, plotnya unik, akhirnya menghangatkan hati mungkin alasan utama dari tendensi ini. 

Namun, sebenarnya apa sih yang bikin Flipped beda dan begitu nempel di benak penonton? Berikut beberapa faktor yang mungkin bisa menjelaskannya. 

Baca Juga: 6 Film tentang Pekerja di Balik Layar Sinema, Terbaru The Fall Guy!

1. Cerita sederhana, klasik dan timeless

3 Faktor Ini yang Bikin Kita Susah Melupakan Film FlippedFlipped (dok. Warner Bros/Flipped)

Cerita Flipped cukup sederhana, ia awalnya mengikuti perjuangan Julie yang naksir pada Bryce sejak kecil. Namun, sebagai anak-anak, rasa sukanya amat murni berupa simpati dan keinginan untuk jadi teman baik. Julie memulainya dengan menyapa Bryce dan melontarkan kebaikan demi kebaikan. Sayangnya, Bryce kecil tak menyambutnya dengan tangan terbuka. 

Bryce yang lebih introver merasa tak cocok dengan Julie yang riang dan percaya diri. Sebagai seorang yang benci perhatian, perhatian dan eksistensi Julie membuat Bryce secara alamiah tak nyaman. Namun, seiring berjalannya waktu ada beberapa kualitas dalam diri Julie yang dilihat Bryce sebagai keunggulan. 

Tarik ulur perasaan Julie dan Bryce seiring pertambahan usia mereka adalah inti plot Flipped. Sederhana, tetapi terasa relevan sampai sekarang. Tak ada kata kadaluarsa untuk sebuah film tentang cinta pertama yang innocent. Ini mungkin alasan pertama mengapa Flipped begitu membekas. 

2. Representasi remaja yang akurat

3 Faktor Ini yang Bikin Kita Susah Melupakan Film FlippedFlipped (dok. Warner Bros/Flipped)

Keunggulan lain yang bikin Flipped beda adalah representasi remaja yang akurat. Beberapa tahun belakangan muncul film-film berlakonkan remaja yang ganjil di mata penonton. Mulai dari bahasan isunya yang terlalu dalam, terlihat dari kompleksitas kesulitan hidup mereka yang di luar batas kewajaran hingga penyertaan adegan sensual yang terasa berlebihan, bahkan tak perlu. 

Ini didorong pula oleh fakta bahwa pihak kreator bisa dengan bebas melakukan banyak hal untuk mengeksplorasi kehidupan remaja karena menggunakan jasa aktor dewasa. Tak ada batasan-batasan khusus yang menghalangi mereka untuk membuat adegan dan menciptakan dialog. Itu yang kemudian membuat mereka mungkin lupa kalau film yang sedang dibuat berlakonkan anak-anak di bawah umur dengan segala keterbatasan pola pikir dan akses. 

Flipped beda dengan film-film romcom remaja kekinian. Madelline Caroll dan Callan McAuliffe yang memerankan Julie dan Bryce saat itu masih berusia 14 dan 15 tahun saat film rilis. Bandingkan dengan cast serial 13 Reasons Why dan Euphoria misalnya yang didominasi aktor-aktor berusia 20-an untuk memerankan anak-anak SMA. 

Baca Juga: 6 Film tentang Pekerja di Balik Layar Sinema, Terbaru The Fall Guy!

3. Romansa murni, tanpa bumbu tak penting

3 Faktor Ini yang Bikin Kita Susah Melupakan Film FlippedFlipped (dok. Warner Bros/Flipped)

Faktor ketiga yang bikin Flipped melegenda adalah kesetiaan Rob Reiner selaku sutradara untuk mempertahankan keaslian cerita versi Van Draanen yang sudah sempurna. Reiner hampir tak menambahkan atau mengurangi apapun dan membiarkan plot indah itu bergulir di layar. Flipped adalah salah satu film yang memuaskan dari segi character development. 

Plotnya fokus pada pergumulan batin Bryce selaku narator. Bagaimana ia berubah dari bocah yang terdoktrin orangtua dan lingkungan pertemanannya, jadi seseorang yang bisa membuat keputusan sendiri. Film mungkin tidak begitu mengekspos karakter Julie, tetapi kita juga bisa melihat evolusinya yang ciamik. Dari bocah kecil yang riang dan cuek, Julie mulai sadar lingkungan dan jadi lebih kalem dan elegan. 

Meski ada yang bilang akhirnya kurang gereget, Van Draanen sepertinya memang ingin menekankan kalau Flipped adalah film tentang cinta pertama. Ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi dalam momen itu. Namun, ia memastikan penontonnya dapat kelegaan dengan mengakhiri ceritanya pada memori menyenangkan yang Bryce dan Julie bagi. 

Berlatar Amerika Serikat tahun 1960-an, tatanan masyarakat konservatif jadi satu highlight di film ini. Itu pula yang memungkinkan Reiner tak menyertakan woke agenda dan pendekatan ala modern love yang mungkin bisa menimbulkan perdebatan. Namun, secara umum cerita Flipped cukup universal dan aman ditonton siapa saja. Tak peduli nilai apa yang dianut, senyaman itu memang.

Baca Juga: 7 Film Horor Shareefa Daanish sebagai Pemeran Utama, Bikin Merinding!

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Penulis, netizen, pembaca

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Diana Hasna

Berita Terkini Lainnya