6 Film Asia Timur Kontemplatif, Ajak Penonton Renungkan Hidup

Jebolan Cannes menghiasi daftar ini

Melodrama adalah genre yang mendominasi pasar film Asia Timur. Bahkan, Darcy Paquet dalam TAASA Review: The Journal of the Asian Arts Society of Australia memperkirakan lebih dari 50 persen film Korea Selatan masuk dalam genre melodrama. Genre ini juga mudah ditemukan dalam katalog sinema Jepang, China, Taiwan, dan Hong Kong. 

Melodrama sendiri bisa diartikan sebagai genre film yang mengekspos tragedi dalam kehidupan. Tak heran kalau film-film Asia Timur pun berlaju lambat dan dipenuhi elemen haru. Ini yang menjadikan jadi media ideal untuk mengajak penonton berkontemplasi alias merenungkan hidup sendiri.

Tertarik berkontemplasi bersama film Asia Timur? Tak perlu susah-susah mencari di katalog yang berisi ratusan bahkan ribuan film. Silakan jadikan enam judul film Asia Timur berikut sebagai pedoman. 

1. Past Lives (2023)

6 Film Asia Timur Kontemplatif, Ajak Penonton Renungkan Hidupfilm Past Lives (dok. A24/Past Lives)

Past Lives adalah melodrama karya sutradara Korea-Amerika, Celine Song. Meski debut, filmnya mencuri perhatian saat diputar perdana di bioskop-bioskop Amerika Serikat. Past Lives sendiri berkisah tentang dua sahabat masa kecil yang bertemu kembali setelah 2 dekade berpisah. 

Salah satu dari mereka bahkan sudah memiliki pasangan. Namun, pertemuan ini membuat keduanya mencoba mengulik berbagai kemungkinan apabila dulu salah satu dari mereka tidak pindah ke negara lain. Tipikal film melodrama Asia, Past Lives dihiasi adegan-adegan sunyi di mana aktor hanya saling menatap atau melakukan aktivitas lain tanpa dialog. 

Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Horor Asia Orisinal Netflix, Bikin Merinding!

2. Perfect Days (2023)

6 Film Asia Timur Kontemplatif, Ajak Penonton Renungkan HidupPerfect Days (dok. Festival de Cannes/Perfect Days)

Meski disutradarai Wim Wenders asal Jerman, Perfect Days berlatarkan Jepang masa kini. Lakonnya seorang petugas kebersihan yang sekilas rutinitasnya monoton, tetapi ternyata punya hobi yang unik. Lewat hobi itulah penonton diajak menyibak masa lalunya. 

Perfect Days juga penuh adegan long-pause. Dialog-dialognya pun cenderung singkat dan pendek. Namun, di sinilah justru pembawaan dan penghayatan para aktornya diuji. Tak heran kalau Koji Yakusho selaku aktor utama dapat gelar Aktor Terbaik di Cannes Film Festival 2023 lalu. Ada indikasi film ini bisa menembus Oscar periode berikutnya. 

3. Microhabitat (2017)

6 Film Asia Timur Kontemplatif, Ajak Penonton Renungkan HidupMicrohabitat (dok. Toronto International Film Festival/Microhabitat)

Stok film melodrama Korsel memang tak ada habisnya. Namun, coba prioritaskan nonton Microhabitat kalau sempat. Aktris Esom didapuk memerankan karakter Miso, seorang perempuan muda yang tinggal nomaden karena keuangannya cekak. Selama beberapa waktu, ia mencoba menumpang tinggal di rumah mantan rekan-rekan satu band-nya di masa kuliah dulu. 

Berbagai masalah yang dihadapi manusia pada fase adulting dibahas satu per satu. Mulai dari pernikahan, relasi dengan orangtua yang berubah seiring bertambahnya usia, prioritas dan pilihan hidup, kompromi antara kestabilan dan kebebasan, dan lain sebagainya. Ini salah satu film yang membuatmu menilik kembali pilihan hidupmu sendiri. 

4. The Narrow Road (2022)

6 Film Asia Timur Kontemplatif, Ajak Penonton Renungkan HidupThe Narrow Road (dok. MM2 Entertainment/The Narrow Road)

The Narrow Road berlatarkan Hong Kong pada masa pandemik COVID-19. Saat itu, banyak orang harus kehilangan mata pencaharian, termasuk seorang ibu tunggal bernama Candy. Setelah mencari susah payah, ia akhirnya dapat pekerjaan di sebuah perusahaan jasa pembersihan milik seorang pria. 

Awalnya enggan, sang pria akhirnya menerima Candy untuk jadi pegawainya. Pengalaman mereka menyusuri Hong Kong selama masa mencekam tersebut penuh dengan hal-hal mengejutkan. Tak sedikit adegan dan momen dalam film yang memaksa penonton ikut merenung. 

5. After the Storm (2016)

6 Film Asia Timur Kontemplatif, Ajak Penonton Renungkan HidupAfter the Storm (dok. IFC Films/After the Storm )

Hirokazu Koreeda bisa dibilang spesialis film melodrama Jepang. Ia tak pernah fokus pada plot, melainkan menjelajah koneksi antarmanusia dan pergolakan batin karakternya. Termasuk dalam film After the Storm, di mana ia mengajak penonton mengikuti sosok pria bernama Ryota. 

Ia adalah penulis yang pernah meraih penghargaan, tetapi akhirnya berhenti menulis karena writer's block. Ryota kemudian bekerja jadi detektif swasta, tetapi tetap tak puas dan bersyukur. Ia juga disibukkan dengan obsesinya untuk membandingkan diri dengan kekasih baru mantan istrinya. Ryota adalah cerminan sikap manusia yang tak pernah puas dan selalu khawatir pada masa depan atau masa lalunya hingga lupa untuk hidup pada masa kini. 

6. Like Father, Like Son (2013)

6 Film Asia Timur Kontemplatif, Ajak Penonton Renungkan HidupLike Father, Like Son (dok. IFC Films/Like Father, Like Son)

Beberapa tahun sebelumnya, Koreeda pernah merilis film bertajuk Like Father, Like Son. Ceritanya tentang dua anak laki-laki yang tertukar saat lahir di rumah sakit yang sama. Satu dari mereka dibesarkan orangtua kaya raya, sementara satu lainnya lahir dan besar di keluarga sederhana. 

Saat tahu fakta ini, orangtua mereka mempertimbangkan untuk menukar keduanya. Namun, ternyata prosesnya tak semudah yang dibayangkan. Saat menonton filmnya, kamu seakan diajak memikirkan jawaban dari pertanyaan seputar esensi keluarga. Benarkah hubungan darah lebih penting dari ikatan emosi?  

Film-film Asia di atas tak menawarkan plot bombastis, bahkan sekilas terlihat cenderung  monoton layaknya kehidupan kita. Namun, itu pula yang bikin film-film kontemplatif di atas membuatmu merasakan berbagai emosi dan pergolakan batin.

Baca Juga: 15 Film Semi Asia Terbaik, Banyak Kisahkan Cinta Terlarang

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya