5 Film Yaman Terbaik, Kisah Pedih di Tengah Perang Sipil
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak hanya Tunisia, Mesir, Libya, dan Suriah yang mengalami revolusi (kemudian dikenal dengan gelombang Arab Spring) pada 2011. Yaman jadi salah satu negara yang juga mengalami goncangan hebat di dalam negeri saat itu. Pada 2014, ketidakstabilan itu tereskalasi jadi perang saudara yang hingga sekarang belum terselesaikan.
Di tengah ketidakstabilan itu, industri film Yaman pun mati suri. Namun, beberapa sineas berhasil membuat sejumlah karya yang patut diapresiasi. Mayoritas berlatarkan perjuangan penduduk di tengah kondisi politik ekonomi yang carut marut.
Pedih, tetapi bikin kita melek. Ini beberapa judul film Yaman terbaik yang bisa ditonton untuk menilik kondisi negara di jazirah Arab tersebut.
Baca Juga: 6 Film Timur Tengah Terbaik yang Rilis Sepanjang 2023
1. The Reluctant Revolutionary (2012)
The Reluctant Revolutionary adalah kumpulan footage jurnalis Inggris Sean McAllister yang sedang berlibur di Yaman pada 2011. Saat itu, Yaman adalah tujuan wisata populer di kalangan turis mancanegara. Namun, semua berubah ketika gelombang demonstrasi untuk menuntut pergantian kursi kekuasaan terjadi di beberapa wilayah.
McAllister mengabadikan momen terakhirnya sebelum terpaksa keluar dari Yaman bersama pemandu wisatanya yang bernama Kais. Menyayat hati adalah dua kata yang tepat untuk menggambarkan film ini.
2. The Burdened (2023)
Pada 2023, sutradara asal Yaman, Amr Gamal, yang terinspirasi kisah nyata pasutri tiga anak. Kondisi ekonomi mereka memburuk setelah sang suami kehilangan pekerjaan karena perang saudara berkepenjangan di Yaman.
Kondisi itu diperkeruh dengan kehadiran bayi di kandungan sang istri yang membuat mereka mempertimbangkan untuk melakukan aborsi. Keputusan sulit itu pun dapat halangan berat dari orang-orang di sekitar mereka yang menentang keras aborsi sebagai solusi. Film ini sempat diajukan jadi submisi resmi Yaman untuk Oscar 2024.
3. 10 Days Before the Wedding (2018)
Editor’s picks
Kesulitan juga dihadapi dua sejoli Yaman yang sudah merencanakan pernikahan mereka sejak 2015. Rencana itu harus tertunda karena kondisi politik dan ekonomi negara mereka yang tak stabil. Setelah beberapa tahun menunggu, mereka memutuskan untuk melanjutkan rencana tersebut pada 2018. Film ini sukses di dalam negeri dan sempat diajukan sebagai perwakilan Yaman pada Oscar 2019.
Baca Juga: [REVIEW] Close, Ketika Maskulinitas Toksik Menginterupsi Persahabatan
4. Karama Has No Walls (2013)
Karama Has No Walls adalah film dokumenter pendek pertama asal Yaman yang berhasil dapat nominasi Oscar, tepatnya pada 2014. Film ini juga berkutat pada revolusi yang terjadi di negeri itu pada 2011.
Lewat lensa kameranya, Sara Ishaq memperlihatkan kebrutalan pemerintah saat merespon gelombang protes damai. Fakta mengerikan ini juga sempat tertangkap kamera McAllister dalam film The Reluctant Revolutionary.
5. I Am Nojoom, Age 10 and Divorced (2014)
Meski tidak fokus pada revolusi dan perang sipil di Yaman, I Am Nojoom, Age 10 and Divorced mengusung isu serius yang masih jadi kerikil di negara itu. Yakni pernikahan anak yang dibiarkan terjadi tanpa regulasi batasan usia.
Diangkat dari kisah nyata, ini tentang bocah 10 tahun bernama Nojoom yang dinikahkan oleh orangtuanya karena kesulitan ekonomi. Mirisnya lagi, masalah finansial orangtuanya itu kepindahan mereka ke kota baru karena kasus pelecehan yang menimpa kakak perempuan Nojoom.
Dengan peninggalan sejarah dan keunikan budayanya, sangat disayangkan kalau Yaman harus terjerembab dalam perang saudara seperti sekarang. Namun, salut buat para sineas Yaman yang tidak berhenti berkarya di tengah prahara politik itu.
Baca Juga: 5 Film dengan Vibes seperti Monster karya Hirokazu Koreeda
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.