10 Lagu tentang Mengkritik Diri Sendiri, Terbaru dari Taylor Swift

Mari bersedih bersama

Pernah dengar istilah self-criticism atau mengkritik diri sendiri, bukan? Mungkin hal ini sudah sering kamu lakukan. Tentunya ini wajar bila dilakukan dalam batasan-batasan tertentu. Halamova, dkk dalam penelitiannya yang berjudul "The Factor Structure of the Forms of Self-Criticising/Attacking & Self-Reassuring Scale in Thirteen Distinct Populations", berargumen bahwa ada dua jenis pola mengkritik diri sendiri yang berkembang di masyarakat. 

Pola pertama adalah mengkritik diri sendiri yang berhubungan dengan kesadaran akan adanya kekurangan dan ketidak mampuan, tetapi diiringi dengan keinginan untuk memperbaiki diri. Pola kedua ditemukan ketika kesadaran ketidak mampuan menjadi motivasi untuk tidak menyukai bahkan membenci diri sendiri. Kedua bentuk self-criticism tadi bisa dijadikan cara untuk mendiagnosa kondisi psikis atau mental seseorang. Tentunya dengan bantuan profesional bukan diagnosa mandiri. 

Sebenarnya tak ada yang salah dengan mengkritisi diri sendiri sesekali. Ini dibutuhkan untuk membangun kerendahan hati serta membuka ruang untuk mengembangkan diri. Asalkan masih dalam batas wajar dan kamu bisa mengelolanya dengan baik.

Sama dengan beberapa musisi yang menggubah kritik pada diri sendiri jadi sebuah lagu. Terbaru diambil dari album Midnight milik Taylor Swift, nih. Bisa tebak yang mana? 

Baca Juga: Lirik Lagu August dari Taylor Swift, Lagu Galau tentang Backstreet!

1. Taylor Swift - Anti-Hero

https://www.youtube.com/embed/b1kbLwvqugk

Diambil dari album teranyarnya yang berjudul Midnight, lagu "Anti-Hero" adalah sebuah ungkapan rasa sebal pada diri sendiri. Taylor melakukan banyak refleksi dan self-blaming di lagu ini, ditambah pengakuannya terhadap rasa khawatir berlebih. 

Beberapa orang termasuk seorang terapis mencoba menganalisa lirik ini dan berargumen bahwa rasa bersalah yang diungkap Taylor banyak dipengaruhi oleh pengalaman masa lalunya. Lagu ini menjabarkan beberapa kondisi trauma akibat hubungan yang dijalin seseorang dengan orang-orang narsistik di sekitarnya. 

2. Arctic Monkeys - Who the F**k Are Arctic Monkeys? 

https://www.youtube.com/embed/y1N8ob9FtKY

Diambil dari EP berjudul sama, lagu yang rilis pada 2006 ini merupakan bentuk kritik mereka pada band mereka sendiri. Saat itu Arctic Monkeys masih berada di fase awal ketenaran dan dihadapkan pada banyak konsekuensi.

Salah satunya dituntut memberikan pengaruh positif dan teladan pada penggemar mereka yang kebanyakan anak muda. Padahal mereka sendiri juga masih berusia belia saat itu. 

3. Mitski - Nobody 

https://www.youtube.com/embed/qooWnw5rEcI

Mitski merupakan sosok yang dikenal luas karena keberaniannya menulis lirik-lirik yang vulnerable, jujur, dan bisa mewakili perasaan banyak orang. Salah satunya dalam lagu "Nobody" yang ia tulis saat sedang tur di Asia Tenggara. 

Mengingat ia tak bisa berbahasa lokal dan bukan tipe orang yang mudah bergaul, ia pun terinspirasi menciptakan lagu tentang kesepian. Ini juga mengingatkannya pada pengalaman masa kecilnya yang harus berpindah-pindah negara karena pekerjaan sang ayah. 

4. Radiohead - Creep 

https://www.youtube.com/embed/XFkzRNyygfk

Lagu "Creep" memang paling seru didengar saat kita sedang sedih, tak percaya diri, atau dalam posisi terendah dalam hidup. Liriknya seakan membaca semua perasaan-perasaan negatif yang ada dalam dada. 

Lagu ini bisa juga dianggap sebagai perayaan atau penerimaan terhadap kekurangan diri sendiri. Namun, di satu sisi cukup gelap dan menggambarkan rasa insekuritas yang berlapis.

5. Tame Impala - Borderline 

https://www.youtube.com/embed/2g5xkLqIElU

Sudah pernah dirilis pada 2019 sebagai single, "Borderline" kemudian diaransemen ulang dan disertakan dalam album terbaru Tame Impala yang berjudul The Slow Rush. 

Lagu bergenre psikedelik ini merupakan ungkapan rasa kecemasan dan kekecewaan pada pilihan hidup yang sudah terlanjur diambil. Setelah mendengarkan "Borderline", kamu juga bisa coba "One More Hour" yang temanya masih serupa. 

Baca Juga: Lirik Lagu Anti-Hero - Taylor Swift, Ungkap Sisi Gelap Sang Bintang

6. Deaf Havana - 19dreams 

https://www.youtube.com/embed/kGNKCPvX1xI

Usai mengumumkan kepergian beberapa anggotanya, Deaf Havana resmi berformat duo. Mereka kemudian merilis album baru pada Juni 2022 lalu dengan judul The Present is a Foreign Land. Salah satu lagunya berjudul "19dreams" yang lagi-lagi mengeksplor rasa bersalah dan penyesalan. 

Liriknya berkata rasanya baru kemarin kita berusia 19 tahun, ternyata uban sudah mulai muncul dan kita melewatkan banyak hal dalam sekejap. Lagu ini bisa juga jadi pengingat untuk pendengar agar tak menyia-nyiakan waktu. 

7. Softcult - Gaslight

https://www.youtube.com/embed/oj7fHuZ-3FU

Lagu shoegazing dari duo Softcult juga tak kalah menariknya. Sesuai dengan judulnya, mereka mencoba menjelajah perasaan-perasaan yang muncul ketika jadi korban gaslighting. 

Rasanya segala ingatan akan kesalahan dan emosi negatif langsung menyeruak ke permukaan dan membuat kita tak nyaman. Gaslighting adalah bendera merah dalam hubungan.  

8. Dagny - Coulda Woulda Shoulda

https://www.youtube.com/embed/ESrcvNORAAM

Lagu "Coulda Woulda Shoulda" dari Dagny masih berbau penyesalan, tetapi ia sertai dengan motivasi untuk berbaik hati pada diri sendiri. Dalam liriknya, Dagny berpendapat kalau penyesalan dan rasa bersalah itu selalu muncul kapan saja.

Tugas kita adalah mengelola dan memilah mana yang bisa kita perbaiki dan mana yang harus diikhlaskan. Dikemas dalam genre dance pop dengan tempo sedang, lagu ini cocok diputar untuk memperbaiki suasana hati yang sedang kacau. 

9. The Killers - Boy

https://www.youtube.com/embed/p-nYliG8MRs

"Boy" milik The Killers juga punya vibrasi yang sama dengan lagu sebelumnya. Ia ditulis dari sudut pandang seseorang yang mengingatkan anak-anak muda untuk menikmati waktu mereka. Tidak perlu menaruh beban terlalu berat di pundak dengan memelihara perilaku overthinking. 

Lagu ini diramu dengan aransemen khas The Killers dengan perkusi yang mendominasi sejak awal lagu. Ditambah nuansa atmosferik yang membahana. 

10. Orla Gartland - Why Am I Like This?

https://www.youtube.com/embed/SJgnWnb7wG8

Sempat diputar di serial Netflix Heartstopper, lagu ciptaan Orla Gartland ini ditulis dengan iringan gitar yang lembut serasi dengan suara menenangkan sang penyanyi. Dari liriknya, ia merupakan ekspresi rasa kecewa pada diri sendiri. 

Rasanya ingin seperti ekspektasi orang, tetapi membohongi diri sendiri juga bukan keputusan mudah dan bijak dilakukan. Pernah merasakannya?

Lagu-lagu di atas bisa memberikan efek katarsis alias pelepasan emosi yang melegakan untuk sebagian orang. Namun, sebagian lain yang mengidap penyakit mental tertentu bisa merasakan hal sebaliknya.

Ada beberapa kasus mengkritik diri sendiri yang berdampak fatal. Seperti yang diungkap Kathryn Fox dalam riset yang berjudul "Self-Criticism Impacts Emotional Responses to Pain", ada derajat-derajat self-criticism yang memungkinkan orang cenderung menganggap dirinya berhak atas rasa sakit dan hukuman. Jika ini terus berlanjut, disarankan untuk segera mendapat penananganan ahli. 

Baca Juga: 10 Musisi yang Pernah Duet Bareng Taylor Swift, Terbaru Lana Del Rey

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Diana Hasna

Berita Terkini Lainnya