9 Musisi Barat yang Bernyanyi dengan Aksen Daerah

Siapa yang paling kentara? #IDNTimesHype

Pernahkah kamu terkejut ketika mendengar aksen yang berbeda dari satu orang yang sama ketika mereka bicara bahasa Inggris? Misalnya saja Adele dan Ed Sheeran yang ketika berbicara dan menyanyi ternyata menggunakan aksen yang amat berbeda. Mereka adalah sedikit dari banyak musisi yang menanggalkan aksen asli mereka ketika bernyanyi. Biasanya aksen yang dipakai saat bernyanyi lebih mirip aksen Amerika atau aksen internasional. 

Ternyata ada alasan lain, nih. Penelitian dari Hagen, Kerkhoff, dan Gussenhoven yang berjudul "Singing Your Accent Away, and Why It Works" menemukan bahwa ketika bernyanyi orang nonpenutur asli bahasa Inggris pun akan kehilangan aksen aslinya.

Rob Drummond dan Erin Carrie dalam artikel mereka yang diterbitkan The Conversation mengamini argumen tersebut dengan mengatakan bahwa perubahan aksen umumnya merupakan hal yang tidak disadari penyanyi. Ada dua hal yang menjadi penyebabnya.

Secara teknis, ketika menyanyi ada beberapa huruf vokal dan konsonan yang tidak nyaman bila diucapkan menggunakan aksen bahasa Inggris tertentu sehingga menuntut musisi untuk menetralkan aksen mereka.

Kedua tuntutan sosial, yakni penyanyi akan berevolusi dengan mengadopsi gaya atau aksen yang lebih sering digunakan musisi lain dalam genre yang sama. Hal ini pernah terjadi pada The Beatles yang pada awal kemunculannya masih menggunakan aksen Liverpool. Namun, lama kelamaan menyanyi dengan aksen netral atau internasional yang lebih mirip dengan aksen Amerika.

Meski mayoritas musisi menanggalkan aksen asli mereka, beberapa justru mempertahankannya. Ada banyak alasan yang bisa menjelaskan pilihan tersebut. Sambil cari tahu, berikut daftar musisi Barat yang memilih menyanyi dengan aksen daerah.

1. Alex Turner (Arctic Monkeys)

https://www.youtube.com/embed/ma9I9VBKPiw

Alex Turner dari Arctic Monkeys adalah salah satu musisi yang paling banyak dianalisis ketika berkenaan dengan diksi dan pemilihan aksen dalam lagu mereka. Arctic Monkeys bisa dibilang pelopor band asal Inggris yang mempertahankan aksen daerah asal mereka, Sheffield. 

Menarik kesimpulan Flanagan dalam jurnalnya yang berjudul "A Certain Romance’: Style shifting in the language of Alex Turner in Arctic Monkeys songs 2006–2018", Arctic Monkeys sengaja mempertahankan aksen daerah mereka untuk menonjolkan identitas mereka sebagai bagian dari kelas pekerja. Hal ini juga bisa dilihat sebagai cara mereka memisahkan diri dari industri musik mainstream. 

Flanagan juga menjabarkan kesimpulan lain yang tak kalah menarik. Menurutnya, pada akhirnya Turner melakukan pergeseran ke aksen yang lebih netral pada album-album Arctic Monkeys yang lebih baru. Seakan mengikuti target pasar mereka yang semakin luas, yakni tak hanya warga Inggris, tetapi internasional. 

2. Lily Allen 

https://www.youtube.com/embed/0WxDrVUrSvI

Beda dengan Arctic Monkeys, Lily Allen merupakan musisi yang berasal dari kelas menengah atas Inggris. Lahir dan besar di kawasan elite kota London, Lily dipercaya memiliki aksen alami posh yang sebenarnya sudah sering kita dengar di beberapa produk budaya pop macam film dan serial asal Inggris.  

Menariknya, ketika menyanyi, Lily memilih untuk menggunakan aksen Cockney, yaitu aksen khas warga kelas pekerja di London. Ini kemudian menciptakan istilah mockney, yaitu orang kelas atas yang mencoba meniru aksen Cockney.

3. Damon Albarn (Blur dan Gorillaz)

https://www.youtube.com/embed/SSbBvKaM6sk

Mockney juga dipercaya banyak orang dilakukan oleh Damon Albarn, musisi yang menggawangi band Blur dan Gorillaz sekaligus. Damon juga lahir dari keluarga kelas menengah atas di Inggris. Namun, ia bernyanyi dengan aksen Cockney dalam lagu-lagu ciptaannya. 

Kecenderungan musisi dengan latar belakang posh untuk menggunakan aksen Cockney mungkin bisa dikembalikan ke motif ekonomi. Dengan "menyamar" sebagai representasi kelas pekerja, mereka bisa menarik perhatian lebih banyak audiens.

4. Maty Healy (The 1975)

https://www.youtube.com/embed/NF47oaT6qzc

Matty Healy yang merupakan vokalis utama band The 1975 sejak awal memang membiarkan aksen aslinya terdengar di tiap lagu ciptaanya. Dilansir wawancaranya dengan majalah Hot Press, Matty mengaku terinspirasi band rock Hundred Reasons yang menyanyi dengan aksen Inggris. 

Ini membuatnya merasa percaya diri untuk melakukan hal yang sama. Meski begitu, tak sedikit yang menganggapnya melakukan praktik mockney di beberapa lagunya mengingat Matty lahir dari keluarga berada dan sebenarnya berasal dari Chesire yang punya aksen berbeda.

Baca Juga: 9 Lagu Barat Populer yang Hampir Dinyanyikan Penyanyi Lain

5. Dan Smith (Bastille)

https://www.youtube.com/embed/F90Cw4l-8NY

Dan Smith dari Bastille mungkin satu dari sedikit musisi Inggris yang menyanyi dengan aksen tanpa dianggap melakukan praktik mockney. Berasal dari London, aksen Inggris yang ia pakai dalam lagu cukup netral.

Tidak terdengar seperti dibuat-buat atau dimainkan sesuai target pasarnya. Ketika berbicara dan bernyanyi, kamu tidak akan mendengar perbedaan yang signifikan dari aksennya. Dan Smith berasal dari keluarga kelas menengah dan sempat menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Ini menjelaskan mengapa aksennya lebih dekat dengan posh ketimbang Cockney.

6. Sam Fender 

https://www.youtube.com/embed/EtEbyt1_cw8

Aksen asli tanpa dibuat-buat juga disuguhkan musisi Sam Fender. Sang musisi muda berasal dari kota North Shields yang memiliki aksen Geordie yang cukup mencolok. Tak berusaha untuk menyamarkan aksennya tersebut, Fender justru menjadikannya sebuah ciri khas yang bisa didengar penikmat lagu-lagunya. 

Selain menggunakan aksen daerah yang kental, Fender juga banyak menulis lagu yang terinspirasi dari observasi dan pengalaman pribadinya selama tumbuh besar di kota tersebut. Ini juga jadi poin plus untuk kedua album yang sudah ia rilis sejauh ini.

7. Grian Chatten (Fontaines D.C.)

https://www.youtube.com/embed/3AoOfJP3r40

Hal yang sama dilakukan Grian Chatten dari band post-punk asal Irlandia, Fontaines D.C. Ia mempertahankan aksen Dublin ketika bernyanyi dan terdengar cukup kental. Melalui wawancara dengan RTE, ia mengaku tak ingin menjadi orang lain ketika bernyanyi dan mempertahankan aksen aslinya membuatnya nyaman.

Ini beresonansi dengan lagu-lagu mereka yang juga membahas berbagai isu dan interpretasi mereka tentang kampung halaman mereka, Dublin.

8. The Proclaimers 

https://www.youtube.com/embed/yy9GmieAEaQ

Sebelum Fontaines D.C., dunia pernah diperkenalkan dengan The Proclaimers. Mereka adalah duo musisi kembar yang bernyanyi dengan aksen Skotlandia yang kental.

Band yang aktif sejak tahun 1983 ini seakan menyampaikan pesan bahwa tidak ada yang salah dengan aksen regional. Justru itu jadi identitas yang unik dan membedakan mereka dari musisi-musisi lain seantero Inggris, bahkan dunia.

9. Dave 

https://www.youtube.com/embed/oFqVvjq6BGM

Sejak tahun 2000-an, muncul genre baru di Inggris yang kemudian dikenal dengan nama grime. Genre ini mengumpulkan para rapper Inggris yang bernyanyi dengan aksen daerah mereka. Mulai dari Blackpool, Birmingham, Northampton, sampai London. 

Aksen-aksen tersebut menandakan strata sosial yang berbeda-beda. Beberapa nama yang cukup sering disebut antara lain Stormzy, Dave, Slowthai, dan Aitch. Grime menjadi sebuah terobosan baru dalam industri musik Inggris karena seakan mempromosikan keberagaman yang selama ini tersembunyi dalam dominasi satu jenis budaya.

 

Tak hanya lirik yang punya pesan atau opini di dalamnya, ternyata penggunaan aksen ketika bernyanyi juga bisa dianggap sebagai pernyataan identitas. Bagaimana menurutmu?

Baca Juga: 5 Aksen Paling Seksi di Dunia Berdasarkan Riset, Apa Saja?

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya