7 Rekomendasi Film yang Diadaptasi dari Buku Dee Lestari

2. Perahu Kertas (2012)

Adaptasi novel Dee garapan sutradara Hanung Bramantyo ini terbagi ke dalam dua film. Perahu Kertas 1 mengisahkan awal mula pertemuan antara Kugy dan Keenan yang menjadi pusat cerita. Kugy belajar di Fakultas Sastra dan bercita-cita menjadi pendongeng. Di Kampus yang sama di Bandung, Keenan— karena paksaan ayahnya—masuk Fakultas Ekonomi meskipun berminat pada bidang seni, khususnya lukisan. 

Kugy dan Keenan diam-diam saling menyukai. Namun, hubungan mereka tidak pernah mudah. Kugy sudah memiliki kekasih, Ojos. Sedangkan Keenan mulai dekat dengan perempuan lain bernama Wanda karena dijodoh-jodohkan temannya. Hubungan Kugy dan Keenan pun semakin rumit ketika berbagai masalah datang silih berganti dan orang-orang baru mulai terlibat, menjalin hubungan satu sama lain.

3. Perahu Kertas 2 (2012)

Pasang surut hubungan Kugy dan Keenan masih berlanjut. Keenan melanjutkan bisnis keluarganya di Jakarta dan menjalin hubungan jarak jauh dengan Luhde, perempuan yang ditemuinya di Bali tempo hari. Sementara itu, Kugy pun semakin lekat dengan Remi, atasannya di tempat kerja.

Setelah cukup lama terpisah, Kugy dan Keenan bertemu di acara pernikahan teman mereka. Perjumpaan itu kemudian melahirkan ide baru untuk kerja sama; Kugy menulis cerita anak dan Keenan membuat ilustrasinya.

Mereka mulai kembali dekat. Namun, Kugy dikejutkan dengan Remi yang memberinya cincin, tanda keseriusan. Kugy bimbang antara menerima Remi atau mengungkapkan cinta terpendamnya pada Keenan.

Baca Juga: Supernova Rilis Edisi Jepang, Ini 10 Potret Terkini Dee Lestari

4. Filosofi Kopi (2015)

Film yang disutradarai Angga Dwimas Sasongko ini didasarkan pada cerita pendek Dee Lestari. Film ini menceritakan dua sahabat, Ben dan Jody yang membuka "Filosofi Kopi", sebuah kedai kopi yang hanya menjual kopi-kopi terbaik Indonesia. Suatu hari mereka mendapat tantangan dari seorang pengusaha untuk membuat kopi yang sempurna. 

5. Filosofi Kopi 2: Ben & Jody (2017)

Filosofi Kopi 2 melanjutkan cerita Ben dan Jody setelah dua tahun menjual kopi keliling Indonesia. Pada suatu malam di Bali, beberapa anggota timnya mengundurkan diri dengan alasan masing-masing. Ben dan Jody pun memutuskan kembali ke Jakarta dan membuka kedai kopi lagi seperti dulu.

Namun, sifat Ben dan Jody yang bertolak belakang kerap menjadi masalah. Apalagi dengan hadirnya barista baru, Brie dan seorang investor, Tarra. Kedatangan dua wanita itu sering membuat Ben dan Jody bertengkar dan mempertaruhkan persahabatan mereka.

6. Rectoverso (2013)

Rectoverso merupakan Albuk (Album Buku) karya Dee Lestari yang menggabungkan fiksi dan musik. Buku ini terdiri dari sebelas cerpen dan sebelas lagu yang dapat dinikmati bersamaan atau secara terpisah. Lima dari sebelas cerita tersebut kemudian diangkat ke layar lebar oleh lima sutradara berbeda; Marcella Zalianty, Happy Salma, Rachel Maryam, Olga Lydia dan Cathy Sharon.

Cerita "Malaikat Juga Tahu" mengisahkan Abang (seorang penderita autisme) yang jatuh cinta. Namun, ibunya khawatir hubungan yang diharapkan Abang mungkin tidak bisa terjadi. 

Cerita "Firasat" mengisahkan wanita bernama Senja yang merasa punya firasat jika akan terjadi sesuatu. Senja kemudian bergabung bersama Klub Firasat, sebuah komunitas yang anggotanya berbagi cerita dan pertanda.

Cerita "Cicak di Dinding" mengisahkan pertemuan antara Taja, seorang pelukis muda dengan Saras yang sudah berpengalaman. Setelah beberapa waktu berteman, Taja pun jatuh cinta pada Saras. Namun, hubungan tidak selalu berjalan mulus. 

Cerita "Curhat Buat Sahabat" mengisahkan persahabatan antara Amanda dan Reggie yang bersifat tolak belakang satu sama lain. Seperti semua hubungan sahabat antara laki-laki dan perempuan, mereka tak bisa menghindari rasa cinta yang pelan-pelan hadir. 

Sedangkan cerita "Hanya Isyarat" mengisahkan lima orang yang baru beberapa hari berteman. Mereka kemudian berkumpul dan menceritakan kisah paling sedih yang pernah mereka alami

7. Madre (2013)

Film yang disutradarai Benni Setiawan ini diangkat dari salah satu cerpen Dee berjudul sama dalam buku Madre (2011). Film ini menceritakan pria 27 tahun bernama Tansen. Tansen menyukai kehidupan yang bebas tanpa terkekang rutinitas.

Namun, suatu hari kakeknya memberi tahu Tansen tentang Madre. Madre merupakan adonan biang roti yang sudah berumur 70 tahun. Menurut kakeknya, hanya keturunan langsung, yaitu Tansen sendiri yang dapat menjalankan kembali toko roti yang sudah lama berhenti beroperasi. Tansen bimbang, menjalankan toko roti berarti terjerat dalam rutinitas setiap harinya, dan ia tidak menyukai itu.

Itulah 7 film yang diadaptasi dari karya Dee Lestari. Novel dan cerpen Dee kebanyakan bertema cinta dalam arti yang luas. Dengan kepiawaiannya meracik cerita, kisah-kisah yang ditawarkan Dee selalu menyajikan warna baru dan mengajak kita melihat segala sesuatu dengan cara dan sudut pandang yang berbeda. Dari 7 film di atas, mana saja yang sudah kamu tonton? 

Baca Juga: 10 Potret Harmonis Pernikahan Dee Lestari dan Reza yang Beda Keyakinan