5 Film Perjuangan Korban Kekerasan Seksual Melawan Trauma dan Pelaku

Film-film yang bersuara lantang!

UU TPKS (Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual) di Indonesia sudah disahkan sejak 12 April 2022 lalu. Namun, implementasinya masih belum bisa dikatakan baik. Itu terbukti dari kasus-kasus kekerasan seksual (terutama yang menimpa anak-anak) yang proses peradilannya masih tak berpihak kepada korban. Seperti pada kasus pencabulan dua anak di Baubau, Sulawesi Tenggara yang terjadi pada 24 Desember 2022 lalu.

Para korban kekerasan seksual tampaknya masih harus berjuang sendiri untuk benar-benar bisa mendapatkan keadilan secara hukum. Tak hanya di Indonesia, hal yang sama juga terjadi di negara lain. Hal tersebut rupanya juga telah menjadi perhatian khusus para pekerja kreatif sejak lama. Termasuk para pekerja di dunia perfilman.

Beberapa sineas bahkan sengaja menggarap film yang menyuarakan apa yang dirasakan para korban kekerasan seksual ini. Tak hanya tentang upaya para korban kekerasan seksual dalam melawan traumanya, tetapi juga tentang perjuangan mereka melawan para pelaku kejahatan kekerasan seksual. Kelima film berikut ini contohnya.

Baca Juga: 7 Film yang Diskusikan Trauma Masa Kecil, Korban Sering Tak Sadar

1. 27 Steps of May (2019)

5 Film Perjuangan Korban Kekerasan Seksual Melawan Trauma dan Pelakucuplikan official trailer film 27 Steps of May (youtube.com/27 Steps of May)

Film yang pernah tayang di Busan International Film Festival ke-23 pada 8 Oktober 2018 ini ditayangkan pertama kali di Jogja-NETPAC Asian Film Festival pada 28 November 2018. Kemudian baru ditayangkan di bioskop Indonesia pada 25 April 2019.

Mengisahkan perjuangan May (Raihaanun) menghadapi trauma yang mengisolasinya selama delapan tahun setelah mengalami perkosaan saat usianya masih 14 tahun. Peristiwa perkosaan yang juga mengungkung ayah May (Lukman Sardi) dalam rasa bersalah berkepanjangan karena merasa tak bisa melindungi anaknya.

Melalui figur seorang pesulap (Ario Bayu) yang dihadirkan dalam film ini, Ravi Bharwani sebagai sutradara dan Rayya Makarim sebagai penulis cerita seolah ingin menunjukkan bahwa dukungan dan kasih sayang tuluslah yang mampu memberi harapan dan membantu para korban kekerasan seksual untuk keluar dari trauma yang mengisolasinya. Bukan penghakiman dan pengucilan.

27 Steps of May dinominasikan untuk sembilan kategori pada Festival Film Indonesia 2019. Berkat aktingnya yang luar biasa di film ini, Raihaanun berhasil meraih penghargaan sebagai Aktris Utama Pilihan Tempo pada Festival Film Tempo 2018 dan sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik pada Festival Film Indonesia 2019.

2. Silenced (2011)

5 Film Perjuangan Korban Kekerasan Seksual Melawan Trauma dan Pelakucuplikan trailer film Silenced (youtube.com/CJEntertainmentUSA)

Diangkat dari peristiwa nyata yang terjadi di Gwangju Inhwa School pada dasawarsa dua ribuan. Silenced mengisahkan upaya seorang guru (Gong Yoo) mendampingi murid-muridnya yang mengalami kekerasan seksual di sekolah khusus penyandang disabilitas untuk mendapatkan keadilan melalui jalur hukum. Ceritanya dibuat berdasarkan novel dengan judul sama karya Gong Ji-young.

Disutradarai oleh Hwang Dong-hyuk, film dengan ending memilukan dan menyayat hati ini berhasil menempati peringkat pertama saat dirilis pada 2011 lalu di Korea Selatan. Kesuksesannya membuat Silenced akhirnya ditayangkan di beberapa bioskop Amerika. Di antaranya, di Los Angeles, San Jose, New Jersey, Chicago, Las Vegas, Toronto, dan beberapa kota besar lain di Amerika.

Baca Juga: 10 Film Calon Peraih Palme d'Or di Cannes Film Festival 2023

3. Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)

5 Film Perjuangan Korban Kekerasan Seksual Melawan Trauma dan Pelakucuplikan trailer film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (youtube.com/cinesurya)

Film berlatar tempat di pedalaman Sumba ini mengisahkan seorang perempuan Sumba bernama Marlina (Marsha Timothy) yang rela menempuh perjalanan jauh dan berbahaya menuju kantor polisi demi membuat kawanan perampok yang memperkosanya mendapat hukuman. Marlina adalah simbol perlawanan perempuan Indonesia yang lebih sering ditempatkan sebagai pihak yang memiliki kedudukan rendah dan dianggap sebagai objek pemuas nafsu belaka, khususnya di pedalaman Sumba.

Sikap pihak polisi yang cenderung melecehkan Marlina saat Marlina melaporkan kasus perampokan dan perkosaan yang dialaminya adalah kritik atas kondisi hukum di Indonesia yang masih menganggap sepele kasus pelecehan dan kekerasan seksual dan tak berpihak kepada korban. Selain itu, melalui film ini, Mouly Surya selaku sutradaranya, juga menunjukkan kepada penonton bagaimana kesenjangan sosial antara daerah Indonesia bagian timur dengan daerah lain, seperti Jawa, tampak begitu jauh.

Dirilis pada 16 November 2017 lalu, Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak berhasil menyabet penghargaan sebagai pemenang untuk sepuluh kategori pada Festival Film Indonesia 2018, dua kategori pada Indonesian Movie Actors Awards 2018, lima kategori pada Piala Maya 2017, dua kategori pada Festival Film Tempo 2017, satu kategori pada Tokyo FILMeX 2017, dan satu kategori pada Festival Film Sitges 2017.

4. Like & Share (2022)

5 Film Perjuangan Korban Kekerasan Seksual Melawan Trauma dan Pelakucuplikan trailer film Like & Share (youtube.com/StarvisionPlus)

Like & Share menyoroti kaum remaja, terutama remaja perempuan, yang rentan mengalami pelecehan dan kekerasan seksual. Kecenderungan predator seksual memanipulasi korbannya (yang masih di bawah umur) menjadikan kasus pelecehan dan kekerasan seksual terhadap anak dan remaja menjadi sulit untuk diproses dan mendapat keadilan secara hukum.

Gina S. Noer selaku sutradara sekaligus penulis film berhasil menunjukkan kepada penonton betapa sulitnya para korban manipulasi dan kekerasan seksual mendapatkan keadilan melalui proses hukum lewat kisah Lisa dan Sarah yang diperankan dengan epik oleh Aurora Ribero dan Arawinda Kirana. Alih-alih menghukum pelaku, mayoritas orang di sekitar lingkungan hidup Lisa dan Sarah malah menyalahkan dan mengucilkan Sarah yang sebenarnya merupakan korban.

Apa yang dialami Lisa dan Sarah dalam film ini adalah representasi atas apa yang dialami para korban manipulasi dan kekerasan seksual di kehidupan nyata. Selain ditayangkan di bioskop Indonesia pada 2022, Like & Share juga ditayangkan di Festival Film Internasional Rotterdam pada 27 Januari 2023 dan di Red Lotus Asian Film Festival pada 23 April 2023 lalu.

5. Katalin Varga (2009)

5 Film Perjuangan Korban Kekerasan Seksual Melawan Trauma dan Pelakucuplikan film Katalin Varga (Klik Film/Katalin Varga)

Usia anak Katalin Varga (Hilda Péter) sudah sembilan tahun ketika suaminya mengetahui kebenaran bahwa anak itu bukanlah anaknya. Katalin diusir oleh suaminya saat seharusnya ia mendapatkan dukungan dari orang yang paling dicintainya itu. Trauma yang selama ini disembunyikannya dan keinginannya untuk membalas dendam kepada orang yang pernah memperkosanya pun kembali muncul.

Katalin dan anaknya terpaksa menempuh perjalanan jauh dan berbahaya demi misi balas dendamnya. Film yang disutradarai Peter Strickland ini menyajikan akhir yang mungkin akan sulit diterima oleh para penyintas kekerasan seksual. Namun, akhir dari ceritanya itu tak bisa menutup fakta bahwa Katalin Varga memenangkan penghargaan European Film Award pada 2009 lalu.

Kelima film yang disebutkan tadi bisa kamu tonton di platform streaming film. 27 Steps of May, Silenced, Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak, dan Like & Share bisa kamu tonton di Netflix. Sementara, Katalin Varga bisa kamu tonton di Klik Film.

Bagi kamu yang pernah mengalami kekerasan seksual, sebaiknya pertimbangkan dahulu kondisi mentalmu ketika berniat atau tertarik menonton kelima film tadi. Sebab, kelimanya mengandung adegan-adegan yang tak bisa dibilang aman untuk ditonton para penyintas kekerasan seksual. Di luar itu, kelima film ini adalah film-film berkualitas yang memang layak ditonton oleh lebih banyak orang agar kesadaran masyarakat terhadap kasus-kasus kekerasan seksual bertambah.

Baca Juga: 7 Film Korea yang Diundang ke Festival Film Cannes 2023

El Rui Photo Verified Writer El Rui

Penghuni Pluto. Gemar menulis hal-hal remeh dan berpikir aneh-aneh. Twitter: @EeelRui

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Diana Hasna

Berita Terkini Lainnya