Kata Hanung Bramantyo Soal di Balik Penggarapan Cerita Trinil

Cerita Trinil terinspirasi dari sandiwara radio

Intinya Sih...

  • Film horor terbaru Hanung Bramantyo berjudul "Trinil: Kembalikan Tubuhku" terinspirasi dari drama radio populer era 70-80an.
  • Proses pembuatan cerita film ini diilhami oleh situasi pandemi Covid-19 yang menimbulkan ketakutan masyarakat akan kematian di sekitar mereka.
  • Sutradara Hanung memilih latar waktu tahun 1970-1980-an dan mengambil konflik utama dari drama radio Trinil untuk filmnya, dengan menambahkan bumbu-bumbu drama agar sesuai untuk ditonton di layar lebar.

Hanung Bramantyo kembali menggarap film horor. Tercatat, sudah 17 tahun lamanya dari terakhir kali ia menggarap film Lentera Merah (2006) dan Legenda Sundel Bolong (2007). Film horor terbaru yang disutradarainya dan rilis awal 2024 ini diketahui berjudul Trinil: Kembalikan Tubuhku

Film Trinil: Kembalikan Tubuhku ini sendiri kabarnya terinspirasi dari kejadian nyata dan sebuah drama radio yang populer di era 70an-80an. Nah, kira-kira gimana ya proses Hanung dalam membangun cerita dari film ini? Apakah jalan ceritanya akan sama seratus persen dari drama radio yang dahulu populer? Simak jawabannya di sini.

1. Hanung Bramantyo terinspirasi saat mendengar sirine ambulan kala pandemik Covid-19

Kata Hanung Bramantyo Soal di Balik Penggarapan Cerita TrinilHanung Bramantyo dan Zaskia Mecca di premier film Trinil: Balekno Gembungku (instagram.com/filmtrinil)

Hanung Bramantyo mengungkapkan alasannya kembali menggarap film horor. Usut punya usut, ia mendapat inspirasi cerita film horor terbarunya ini saat pandemik Covid-19.Kala itu, terjadi kematian di mana-mana, yang secara tidak langsung menjadi sumber ketakutan bagi masyarakat.

"Setiap hari, ketika mendengar suara sirine ambulan melintas, serasa malaikat maut sedang mengintai rumah, yang setiap saat menjemput kita, orang tua kita, atau anak-anak kita. Situasi tersebut adalah horor dalam arti yang sebenar-benarnya," ungkap Hanung.

Sebab menurutnya, horor dapat digambarkan dalam situasi yang mencekam akibat teror yang tak diketahui pelakunya. Bukan sekadar hantu bergentayangan, atau jump scare tanpa cerita yang kuat.

2. ⁠Memilih cerita horor yang dekat dengan penonton

Kata Hanung Bramantyo Soal di Balik Penggarapan Cerita TrinilCarmela van der Kruk di film Trinil: Balekno Gembungku (dok. Dapur Film/Trinil: Balekno Gembungku)

Menurut sang sutradara, situasi horor di Indonesia terjadi dalam tiga masa, yakni peristiwa pembunuhan massal tahun 1965, tragedi penculikan aktivis 1998 dan situasi Covid
2019. Ia memilih cerita dari kejadian yang dekat dengan masyrakat.

Hanung mengambil latar waktu tahun1970 hingga 1980-an sebagai setting cerita filmnya kali ini, yang ternyata diangkat dari kejadian sandiwara radio populer kala itu, Trinil. Dalam masa tersebut, terjadi pembunuhan misterius karena situasi politik Indonesia. 

3. Hanung tidak sepenuhnya mengadaptasi kisah radio Trinil

Kata Hanung Bramantyo Soal di Balik Penggarapan Cerita TrinilFattah Amin di film Trinil: Balekno Gembungku (dok. Dapur Film/Trinil: Balekno Gembungku)

Film Trinil: Kembalikan Tubuhku mengisahkan cinta segitiga antara ibu, anak dan seorang pemuda yang berujung pembunuhan sadis. Kisah tersebut sempat meneror masyarakat tahun 1980-an.

Lebih lanjut, Hanung mengungkap tidak sepenuhnya mengadaptasi drama radio Trinil ke dalam film terbarunya. Ia mengaku hanya mengambil konflik utama sekaligus ide cerita dari cinta segitiga ini. Sisanya, sang sutradara menambahkan bumbu-bumbu drama, agar sesuai untuk ditonton di layar lebar.

Wah, film Trinil: Kembalikan Tubuhku ini udah pasti seru. Apalagi kita semua sudah tahu kualitas Hanung saat menggarap film horor di medio 2006-2007 lalu. Yuk nonton sekarang juga filmnya di bioskop-bioskop Indonesia.

Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Film Trinil: Kembalikan Tubuhku

Topik:

  • Indra Zakaria

Berita Terkini Lainnya