Review Film Balada Si Roy, Nuansa Anak Muda 80-an yang Bergelora

Balada Si Roy angkat nuansa 80-an yang menarik

Disutradarai Fajar Nugros, Balada Si Roy mengisahkan tentang seorang pemuda yang mencari jati diri. Film ini diadaptasi dari novel karya Gol A Gong dengan judul yang sama.

Balada Si Roy memfokuskan latar waktu di tahun 1987. Seperti apa perjalanan pemuda yang bernama Roy ini? Berikut review-nya di bawah ini!

1. Sinopsis film Balada Si Roy

Review Film Balada Si Roy, Nuansa Anak Muda 80-an yang BergeloraFilm Balada Si Roy (instagram.com/deaadityaprayoga)

Film Balada Si Roy mengisahkan tentang Roy (Abidzar Al Ghifari) yang mencari jati diri. Ia pindah dari Bandung ke Serang, karena kondisi keluarga yang kurang kondusif. Apalagi setelah kepergiaan sang ayah, mengharuskannya dan sang ibu pindah kota.

Awalnya Roy tak bisa menerima kenyataan itu. Ia mengaku tenang dan nyaman di kota Bandung. Akan tetapi, Roy mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan baru di Serang.

Hal tersebut karena ada sosok perempuan yang menarik perhatiannya. Namanya Ani (Febby Rastanty). Di samping itu, ada Dullah, pria yang menyukai Ani. Di situlah, konflik anak pejabat Serang tersebut dengan Roy terjadi. Apakah ada penyelesaiannya?

2. Balada Si Roy menyuguhkan nuansa tahun 1980-an

Review Film Balada Si Roy, Nuansa Anak Muda 80-an yang BergeloraFilm Balada Si Roy (instagram.com/abidzar73)

Fajar Nugros dan tim berhasil menghidupkan kembali nuansa 1980-an. Mulai dari pemilihan outfit untuk setiap karakternya, style, hingga look makeup menunjukkan kehidupan remaja di tahun 1987. 

Tak hanya itu, pemilihan kata demi kata bisa dibilang jadul jika dibanding zaman sekarang. Namun di situlah titik keberhasilannya. Tutur kata para karakter cocok dengan latar waktu filmnya. Sesuai dan pas~

Properti yang digunakan juga menambahkan suasana tahun 1987. Ada motor yang dipakai oleh Roy, bangunan-bangunan sekitar, hingga mobil milik geng Borsalino alias Dullah.

3. Banyak konflik sepanjang film

Review Film Balada Si Roy, Nuansa Anak Muda 80-an yang BergeloraFilm Balada Si Roy (instagram.com/fachrimuhammad18)

Film ini memiliki banyak konflik. Perseteruan Roy dengan Dullah, keingiannya mendobrak sistem pemerintahan Serang, hingga suasana mistis. Sebagai remaja SMA, konflik-konflik yang dilalui Roy memang tak sepele.

Selain itu, semua kon.flik terasa berlalu begitu saja, tanpa adanya akhir dan solusi dari setiap masalah. Penonton jadi terbawa lelah dengan kondisi yang diceritakan. Sesuai dengan tema awal, pencarian jati diri, perjalanan Roy memang sangat berliku.

Baca Juga: Febby Rastanty Ngaku Tak Pede Dandan Ala 80-an: Kayak Badut!

4. Penampilan Abidzar sebagai aktor

Review Film Balada Si Roy, Nuansa Anak Muda 80-an yang Bergeloracuplikan film Balada si Roy (dok. IDN Pictures / Abidzar pemeran Roy)

Sebagai aktor baru, Abidzar mampu menjiwai karakter Roy dengan baik. Bahkan, penonton akan terasa dekat dengan sosok Roy dalam kehidupan Abidzar. Akting Abidzar cukup memuaskan. Emosi, kesedihan, hingga momen-momen ganjennya bisa dirasakan oleh penonton juga.

5. Tone warna dalam film menarik

Review Film Balada Si Roy, Nuansa Anak Muda 80-an yang BergeloraFilm Balada Si Roy (instagram.com/febbyrastanty)

Pemilihan tone warna film tampak sesuai dengan pemilihan latar waktu. Sedikit kuning dan redup, namun tetap bisa dinikmati. Warna yang disuguhkan cukup tenang sesuai dengan scene dalam film. 

Namun, ketika adegan tegang hadir, tone warna film berubah dan menyesuaikan. Seakan-akan tone warna juga ikut berbicara dalam film tersebut. Terasa nikmat dan enjoy untuk ditonton di bioskop!

Kisah Roy membuat banyak penonton nostalgia dengan masa-masa SMA. Pencarian jati diri menjadi salah satu kunci dalam film ini. Yuk, temani Roy mencari jati dirinya lewat menonton film Balada Si Roy di bioskop mulai 19 Januari 2023!

Baca Juga: Curhat Bio One Jadi Tokoh Antagonis di Balada Si Roy: Pegel Tau!

Topik:

  • Zahrotustianah

Berita Terkini Lainnya