Review Film Pemburu di Manchester Biru: Proses Perjuangan Jurnalis! 

#ReviewFilm Adipati Dolken laris manis nih!

Percaya gak kalian jika sepak bola gak melulu tentang pertandingan, atau momen indah terciptanya goal? Berbeda jauh dari luasnya rumput hijau, film Pemburu di Manchester Biru menceritakan perjuangan kehidupan seorang jurnalis Indonesia, Hanif Thamrin (Adipati Dolken). 

Tak ada pertandingan sengit, rival satu kota antara Manchester United dengan Manchester City. Namun ini kisah di belakang layar perjuangan pemburu berita di kota Manchester. Sesulit apa? Simak review-nya di bawah ini.

1. Cerita bermula saat Hanif lulus kuliah dan merasakan susahnya mencari pekerjaan

Review Film Pemburu di Manchester Biru: Proses Perjuangan Jurnalis! Instagram.com/oreimafilms

Cerita bermula dari Hanif (Adipati Dolken) yang baru saja menyelesaikan kuliahnya. Namun dia terlihat kesusahan dalam mencari pekerjaan. Kerja kerasnya bertolak belakang dengan sang sahabat Pringga (Ganindra Bimo) yang sudah terlahir kaya raya.

Saat sudah diterima bekerja sebagai reporter untuk klub sepak bola ternama, Manchester City, berbagai kisah dialami oleh Hanif. Seperti apa dan bagaimana Hanif bertahan? Jawabannya hanya ada di bioskop!

2. Beberapa adegan dirasa terlalu padat

Review Film Pemburu di Manchester Biru: Proses Perjuangan Jurnalis! Instagram.com/oreimafilms

Ceritanya oke, meskipun tak semua bisa related dengan pekerjaan Hanif. Namun, seperti kesulitan film lainnya yang diadaptasi dari buku, perbedaan yang mencolok terasa sekali di penonton.

Film adaptasi dari judul yang sama ini, Pemburu di Manchester Biru, terlihat padat dan banyak adegan yang dirasa tidak perlu. Bahkan bisa dibilang jika dihilangkan pun masih oke tidak terlalu berpengaruh dalam cerita. 

Baca Juga: Review Film Temen Kondangan: Banyak Kekacauan di Pesta Pernikahan

3. Pengambilan gambar sesekali membuat pusing penonton

Review Film Pemburu di Manchester Biru: Proses Perjuangan Jurnalis! Instagram.com/oreimafilms

Ada hal yang sedikit menganggu saat menyaksikan film ini yakni pengambilan gambar. Ada beberapa adegan yang diambil dengan cara memutar sehingga bagi penonton terasa memusingkan. Apalagi cerita ini sebenarnya lebih banyak bercerita tentang perjuangan hidup seseorang bukan yang bergenre action maupun fantasi.

4. Pelajaran hidup yang menyentuh

Meskipun kurang related dengan banyak penonton, akan tetapi Pemburu di Manchester Biru memiliki nilai-nilai yang bisa kamu petik di dalamnya. Mulai dari tumbuh, kecewa, patah hati, kesepian, sendiri, bangkit, lari, diam, hingga rindu semua menyatu dalam film ini. 

Perjuangan Hanif di Manchester City memang bukan hal yang mudah, apalagi dirinya yang hidup sendiri kadang berpikir tak mungkin untuk selalu menyusahkan sahabatnya. Kegagalan yang Hanif rasakan justru menjadi pembelajaran bagi setiap penonton.

5. Alur maju mundur yang ciamik

Review Film Pemburu di Manchester Biru: Proses Perjuangan Jurnalis! Instagram.com/oreimafilms

Di setiap adegan yang tanpa jawaban, alur cerita jadi mundur ke belakang. Maju mundur alur dalam film ini justru terasa ciamik, perpindahannya betul-betul halus dan tidak membuat pusing penonton. Melihat film ini bisa-bisa kamu juga ingin jadi reporter di Manchester nih! 

Perjuangan tanpa lelah Hanif inilah yang jadi kunci sukses dirinya untuk belajar bertahan sekalipun sering ingin menyerah. Kamu pun juga bisa seperti dirinya. Mulailah untuk berjuang sesekali, gagal tak apa-apa, karena gagal pun juga pernah dirasakan orang sukses di mana pun berada. Fighting!

Untuk film ini IDN Times memberikan rating 3/5. So, jangan lupa tonton langsung deh di bioskop mulai 6 Februari 2020.

https://www.youtube.com/embed/6PxgaRlEoAk

Baca Juga: Review Film Birds of Prey: Ketika Harley Quinn Move On dari Joker

Topik:

  • Erina Wardoyo

Berita Terkini Lainnya