Sehidup Semati (dok. Starvision Plus / Sehidup Semati)
Upi mengaku film Sehidup Semati terinspirasi dari paradigma-paradigma masyarakat yang kerap disalahgunakan, khususnya tentang derajat laki-laki dan perempuan. Sang sutradara sudah menulis cerita ini sejak tahun 2010 silam.
"Awalnya karena mengusik pikiran saya, sering terjadi dogma-dogma, keyakinan-keyakinan, ayat-ayat yang dipelintir, disalahgunakan, yang membuat posisi perempuan sangat lemah dan rentan. Sampai akhirnya lahirlah perempuan seperti Renata (tokoh dalam film), perempuan yang diatur dan tidak punya ruang," ucap Upi dalam konferensi pers pada Senin (8/1/2023).
Upi menambahkan film ini dibuat agar tidak ada lagi perempuan yang menjadi korban. Ia juga berharap laki-laki dapat berpikir jauh lebih terbuka, tidak seperti Edwin, karakter antagonis dalam film ini.
"Hal itu sudah dirasakan dari kehidupan dalam keluarganya, ibu bapaknya yang sudah melakukan hal itu. Kasian sekali saat ada Renata gak punya support system, kayak gak bisa apa-apa. Yang bisa dia lakukan hanya patuh aja. Saya buat ini agar tidak ada lagi perempuan seperti Renata dan laki-laki seperti Edwin," tambahnya.