Fakta Monolog, Pidato yang Memberikan Nyawa dalam Film

Percaya atau tidak, setiap film memiliki paling tidak satu dialog ikonik. Mulai dari memiliki makna yang cukup dalam, relevan dengan keadaan, hingga mendapatkan tempat khusus di hati penontonnya karena sangat mewakili situasi yang tengah dihadapinya. Bagi kamu yang belum tahu, dialog-dialog tersebut berasal dari monolog.
Kerap kali muncul dalam review film dan tulisan lainnya, monolog bisa dibilang telah bertransformasi menjadi elemen penting dalam sebuah film. Kali ini, IDN Times akan mengajak kamu untuk mengenal monolog lebih dalam.
1. Apa itu monolog?

Sederhananya, monolog dapat dijelaskan sebagai pidato panjang yang disampaikan oleh suatu karakter dalam sebuah drama, film, maupun serial televisi. Kata monolog sendiri berasal dari bahasa Yunani Kuno, "monos" dan "logos", yang jika diterjemahkan memiliki arti sendiri dan pidato.
Monolog sendiri menjadi sarana bagi para penulis, khususnya penulis naskah, dalam mengekspresikan pikiran, emosi, maupun gagasan dari suatu karakter yang tidak dapat diutarakan dengan gamblang. Monolog kerap digunakan untuk mengungkap informasi tentang suatu karakter dengan peran penting terhadap plot atau alur dari film tersebut.
2. Peran monolog dalam film

Baik dalam pentas drama maupun film, keduanya sama-sama digerakan oleh plot yang berasal dari penggalan informasi yang disampaikan oleh karakter satu dan karakter lainnya. Agar dapat tersampaikan dengan efektif, baik pada karakter lain dan tentu saja penontonnya, monolog digunakan melalui pikiran atau emosi dari suatu karakter.
Layaknya cermin, monolog dapat merefleksikan sifat asli dan masa lalu dari suatu karakter. Melalui pemikiran, perasaan, gairah, maupun ketakutan yang tengah melanda si karakter, monolog paling sederhana sekalipun dapat mengubah alur dengan dramatis dalam sekejap mata. Hal tersebut didasari pada monolog yang juga dapat digunakan untuk menggerakan suatu cerita. Tidak hanya berfungsi sebagai roda penggerak cerita, monolog juga berfungsi sebagai pemicu dan solusi dari sebuah konflik.
Monolog yang ditulis dengan baik tidak hanya membantu dalam pengembangan karakter, tapi juga menarik atensi penonton. Monolog yang kuat dapat membangun emosi sekaligus membangkitkan gairah para penontonnya. Tidak heran jika penggalan dialog populer dari film maupun pentas drama berasal dari monolog.
3. Jenis-jenis monolog dalam film

Terdapat tiga jenis monolog yang biasa digunakan dalam film. Ketiga jenis monolog tersebut memiliki konteks serta cara penyampaian yang berbeda. Simak penjelasannya berikut ini.
- Soliloquy
Soliloquy adalah jenis monolog yang disampaikan oleh suatu karakter yang ditujukan pada dirinya sendiri. Berbeda dengan berbicara dengan diri sendiri, soliloquy hadir dalam bentuk pidato panjang yang berfokus pada bagaimana si karakter mencoba menganalisis sebuah pemikiran, emosi, maupun konflik yang tengah dihadapinya.
Soliloquy juga dikenal sebagai monolog paling intimm karena karakter bersikap lebih jujur dan rapuh pada diri mereka sendiri. Salah satu soliloquy paling populer dalam sejarah ada dalam pentas drama karya Shakespeare berjudul Hamlet. Diawali dengan kalimat ikonik to be or not be, monolog tersebut menyoroti bagaimana Hamlet merenungkan esensi dari hidup dan mati serta kenapa banyak cobaan terlalu sulit untuk dihadapi.
- Internal monologue
Berbanding terbalik dengan soliloquy, internal monologue terjadi ketika sang karakter menyampaikan pemikirannya, tapi tidak dengan secara lantang. Dalam film, internal monologue disampaikan dalam bentuk voice over pada montage–adegan yang dibuat dari kumpulan adegan berbeda namun berurutan dan berkesinambungan.
Monolog Cool Girl dalam Gone Girl besutan David Fincher merupakan salah satu contoh internal monolog yang mampu mengajak penontonnya memahami apa yang tengah dirasakan dan dipikirkan oleh si karakter. Kamu pernah tahu, kan?
- Dramatic monologue
Dramatic monologue sendiri adalah monolog yang disampaikan suatu karakter pada karakter lain. Dalam film yang digarap dalam format breaking the fourth wall, dramatic monologue biasanya disampaikan langsung oleh si karakter pada penontonnya.
Dramatic monologue bisa dibilang jenis monolog yang paling sering digunakan. Meskipun durasinya cukup panjang, adegan yang dihasilkan terlihat begitu natural dan emosional. Seperti dalam film Nocturnal Animals besutan Tom Ford, upaya Edward dalam mempertahankan pernikahannya dengan sang istri meskipun tahu akan berakhir dengan buruk terlihat begitu jujur dan sukses mengaduk-aduk emosi penontonnya.
Monolog yang baik mampu menarik simpati penonton melalui informasi dari suatu karakter demi menggerakan cerita di waktu bersamaan. Meskipun terkesan tidak terlalu penting, monolog berperan cukup krusial dalam memberikan nyawa pada sebuah film.