7 Fakta Unik Yaya, Superhero Berhijab Ikonik di Serial BoBoiBoy

Meski Yaya kini dikenal sebagai salah satu karakter superhero berhijab paling ikonik dalam serial animasi anak-anak, ternyata desain awalnya justru memperlihatkan sesuatu yang berbeda. Dalam draft konsep awal sebelum dikomersilkan, Yaya digambarkan hanya memakai tudung yang tidak sepenuhnya menutupi rambutnya. Bahkan, warna kostumnya pun berbeda, di mana awalnya bernuansa kuning dengan sentuhan cokelat, lalu akhirnya diubah menjadi perpaduan pink dan merah seperti sekarang.

Pemilihan hijab dalam desain akhir Yaya ini adalah langkah yang patut diacungi jempol. Selain memperlihatkan pada anak-anak bahwa karakter perempuan muslim juga bisa tampil sebagai representasi pahlawan super yang keren abis. Kehadiran Yaya dengan hijabnya juga membuat karakternya lebih mudah dikenali dan memiliki ciri khas yang tidak tumpang tindih dengan karakter perempuan lainnya di semesta BoBoiBoy.

Bahkan sebelum jadi pahlawan super pun, Yaya sudah tergolong sebagai karakter yang OP alias “overpowered”. Di sekolah, ia gak cuma menjabat sebagai ketua kelas, tapi juga memegang banyak posisi penting lainnya, sampai-sampai daftar jabatannya panjang sekali. Selain itu, Yaya juga turut dianugerahi penghargaan sebagai pelajar paling dicintai di sekolah, dengan fotonya yang terpampang besar di area koridor.

Fakta ini diperlihatkan pada episode 5 season 2. Dalam adegannya, BoBoiBoy yang terlambat datang ke sekolah dan belum lama menjadi murid di SD tersebut, tiba-tiba saja dibuat takjub usai mengetahui betapa banyaknya jabatan yang dipegang Yaya di sekolah. Ia juga turut merasa bangga memiliki teman dekat seperti Yaya, yang benar-benar baik dan aktif dalam banyak hal.

Meski dengan semua jabatan tadi, nyatanya Yaya gak pernah menomorduakan urusan belajar. Ia justru tetap rajin hadir di kelas untuk mengikuti pelajaran dari guru, termasuk juga berpartisipasi di kelas olahraga. Ia gak pernah sekalipun terlihat bolos hanya untuk mengurusi jabatannya. Bahkan, dengan segala kesibukannya, ia masih sukses menjadi murid berprestasi di kelasnya.

Yaya adalah tipe anak yang benar-benar ambisius dalam segala hal. Saat mempersiapkan momen menjelang ujian pun, ia berusaha sebaik mungkin dalam mempelajari materinya. Yaya juga punya rival dalam kelasnya yang tidak lain adalah Ying, teman baiknya sendiri. Yaya sering bersaing dengan Ying untuk mendapatkan nilai tinggi di setiap mata pelajaran sekaligus berusaha menduduki peringkat 1 di kelas.

Meski BoBoiBoy menganggap kalau Yaya adalah tipe teman yang baik dan mudah memaafkan kesalahan seseorang. Nyatanya, Gopal justru tahu lebih banyak mengenai sifat asli Yaya. Salah satunya ialah perihal karakter Yaya yang ternyata punya dua personaliti berlainan saat berada di luar maupun dalam area sekolah.

Melalui penuturan Gopal, ia mengungkapkan kalau Yaya di luar sekolah memang tampak baik hati dan lemah lembut. Namun, hal itu bakal langsung berubah bila Yaya melangkahkan kakinya ke area halaman sekolah. Seketika Yaya bertransformasi menjadi pribadi yang galak dan benar-benar strict dalam menjalankan aturan sekolah, termasuk rutin mencatat serta menghukum murid-murid yang ketahuan melakukan pelanggaran.

Di serial BoBoiBoy, karakter Yaya sangat ikonik lewat biskuit buatannya yang dianggap memiliki rasa buruk, meski tampilannya sangat menarik. Berdasarkan bukti-bukti yang ada, resep asli biskuit Yaya rupanya gak hanya memakai bahan-bahan biasa. Tapi juga turut menggunakan rempah seperti serai, limau purut, bahkan irisan bawang merah juga turut dimasukkan, yang mana semua bahan tersebut sebenarnya lebih cocok buat masakan berbumbu ketimbang kue-kuean.

Entahlah, mungkin Yaya memang suka bereksperimen dengan bahan masakan yang tidak biasa. Anehnya, meskipun Yaya juga turut mencoba memasarkan camilannya tersebut. Tapi ia tak pernah sekalipun mengetes rasa biskuit buatannya sendiri sebelum dijual. Ia terlanjur percaya diri menganggap bahwa biskuit buatannya sudah pasti enak, berdasarkan testimoni langsung dari adiknya yang masih bayi.

Walau punya banyak kelebihan, mulai dari kekuatan super gravitasi pemberat, kemampuan terbang, meluncur dengan kecepatan supersonik, sampai kecerdasan akademik dan banyaknya posisi yang ia emban di sekolah, nyatanya Yaya bukan karakter yang sempurna tanpa cela. Di serial BoBoiBoy, ia tetap digambarkan memiliki sisi minus yang seringkali bikin penonton ikut geregetan. Selain dikenal kurang peka terhadap rasa asli biskuitnya sendiri. Begitu ada yang mengomentari rasa biskuitnya aneh, seperti Probe, ia langsung tersinggung dan bereaksi berlebihan sampai melayangkan pukulan supernya.

Meskipun wajar baginya untuk marah, tapi tindakan Yaya malah tidak diiringi dengan melakukan perbaikan pada resep biskuitnya. Selain itu, Yaya juga pernah salah memanfaatkan jabatannya sebagai pihak penting di sekolah. Dalam satu episode, ia pernah memaksa ibu kantin agar membiarkan biskuit jualannya dipajang di kantin sekolah, dengan ancaman nama sang ibu kantin bakal ditulis dan dilaporkan ke pihak sekolah, bila kedapatan menolak permintaannya.

Meski di BoBoiBoy, Yaya lebih sering tampil sebagai karakter pendukung saja. Faktanya, ia juga punya serialnya sendiri, lho. Judulnya adalah Apa Kata Yaya?, sebuah series pendek yang menampilkan Yaya sebagai tokoh utama. Dalam acara ini, berbagai karakter lain dari serial BoBoiBoy juga masih hadir.

Sifat Yaya pun juga tetap sama seperti biasanya, yakni bijak, penuh semangat, dan senang menasihati teman-temannya untuk berbuat baik. Bedanya, di Apa Kata Yaya?, karakter Yaya lebih ditonjolkan sebagai sosok inspiratif yang kerap memberi nasihat positif seputar kehidupan pada teman-temannya yang acapkali membuat kesalahan.

Dari mulai desain awal yang berbeda, karakternya yang berprestasi dan punya banyak jabatan penting, serta kenyataan bahwa ia ternyata turut jadi bintang utama dalam serial lain. Apakah kamu juga merasa kagum pada karakter Yaya setelah membaca berbagai fakta uniknya di atas? Sebagai penonton setia BoBoiBoy, adakah fun fact lain tentang karakter Yaya yang barangkali kamu ketahui, tapi tidak ada dalam list pembahasan di atas?