5 Film Terbaik Béla Tarr, Auteur Melankolis di Sinema Hitam Putih

Béla Tarr punya pengaruh besar dalam perfilman kontemporer  

Béla Tarr dikenal sebagai auteur–seniman dengan gaya pendekatan yang khas dan memiliki kontrol penuh atas karyanya–di industri perfilman Hungaria. Meskipun terlahir dalam keluarga yang berkecimpung di dunia teater, Tarr justru memilih untuk mengejar mimpinya sebagai seorang filsafat. Untuk mengisi waktu senggangnya, sineas kelahiran Pécs, Hungaria tersebut membuat film pendek.

Film pendek buatannya menggunakan kamera 8mm, dinilai bertentangan dengan ideologi komunisme yang kala itu dianut oleh Hungaria. Akibatnya Tarr masuk dalam daftar hitam dan dicekal di seluruh universitas. Tak habis akal, Tarr memutuskan untuk menekuni hobinya lebih lanjut. Bersama sang istri, Agnes Hranitzky, Tarr aktif membuat film sebagai bentuk kritik untuk pemerintah dalam balutan sinema hitam-putih.

Lebih dari 40 tahun berkarir di industri perfilman, Béla Tarr telah menggarap 10 judul film panjang dan belasan judul film pendek. Lima diantaranya sukses merebut perhatian kritikus dan berjaya di berbagai ajang penghargaan dan festival film.

1. Sátántangó (1994)

5 Film Terbaik Béla Tarr, Auteur Melankolis di Sinema Hitam Putihcuplikan film Sátántangó (dok. Mafilm/Sátántangó)

Sátántangó menyoroti para penduduk desa kecil di Hungaria pasca jatuhnya pemerintahan komunisme. Uang pesangon yang ditawarkan usai penutupan pabrik yang menjadi satu-satunya sumber penghasilan warga desa masih juga belum dibayarkan. Irimiás (Mihály Víg) yang dikira telah tiada kini kembali ke desa. Bermodal harapan dalam genggamannya, Irimiás mengajak warga desa untuk bergabung dengan komunitas barunya.

Sátántangó di adaptasi dari sebuah novel dengan judul yang sama karya novelis László Krasznahorkai. Pada awalnya Tarr berencana menggarap Sátántangó pada tahun 1985. Namun situasi politik di Hungaria yang ketat membuat produksi film berdurasi 439 menit atau lebih dari 7 jam tersebut baru dimulai pada Februari 1992.

Sarat akan adegan long shot dengan beragam makna yang tersirat di dalamnya, Béla Tarr dan tim butuh waktu 2 tahun untuk merampungkan proses pengambilan gambar. Sukses merebut hati para kritikus, Sátántangó masuk dalam daftar 50 film terbaik sepanjang masa yang dipublikasikan oleh British Film Institute.

2. Werckmeister Harmonies (2000)

5 Film Terbaik Béla Tarr, Auteur Melankolis di Sinema Hitam Putihcuplikan film Werckmeister Harmonies (dok. Nederlands Filmmuseum/Werckmeister Harmonies)

Werckmeister Harmonies mengikuti János Valuska (Lars Rudolph), pemuda naif yang menjadi saksi hidup bagaimana aksi kekerasan dan kejahatan semakin meningkat di kampung halamannya setelah kelompok sirkus misterius datang ke kotanya untuk mengadakan sebuah pertunjukan.

Diadaptasi dari novel The Melanchony of Resistance karya László Krasznahorkai, bisa dibilang bahwa Weirckmeister Harmonies adalah perpaduan sempurna antara puisi mencekam dan sebuah alegori dari tirani dan ketidakberdayaan. Béla Tarr menggarap film yang rilis pada tahun 2000 silam tersebut dalam format hitam-putih dan total memiliki 39 adegan yang diambil dalam format tracking shot.

3. The Turin Horse (2011)

5 Film Terbaik Béla Tarr, Auteur Melankolis di Sinema Hitam Putihcuplikan film The Turin Horse (dok. T. T. Filmműhely/The Turin Horse)

The Turin Horse mengisahkan Ohlsdorfer (János Derzsi), seorang petani miskin dan putrinya (Erika Bók) yang terancam bangkrut ketika badai menerjang lahan pertaniannya. Situasi semakin memburuk ketika kuda mereka yang sudah tua dan sakit-sakitan menolak untuk dipekerjakan.

Bersama László Krasznahorkai, Béla Tarr menulis naskah The Turin Horse yang terinspirasi dari cerita seekor kuda yang dicambuk oleh pemiliknya hingga membuat seorang filsafat Friedrich Nietzsche histeris dan mengalami gangguan jiwa. Menjadi film terakhir yang ditulis dan disutradarai langsung oleh Tarr, The Turin Horse yang terdiri dari 30 adegan yang diambil dalam format long shot dan tracking shot tanpa jeda menjadi perwakilan Hungaria di ajang Oscar untuk kategori Best Foreign Language.

Baca Juga: 7 Film Hitam Putih Terbaik di Era Modern, Bikin Tercengang!

4. Damnation (1988)

5 Film Terbaik Béla Tarr, Auteur Melankolis di Sinema Hitam Putihcuplikan film Damnation (dok. Arbelos Films/Damnation)

Damnation mengikuti kehidupan Karrer (Miklós Székely B.) yang digerogoti oleh rasa sepi dan putus asa. Pertemuannya dengan seorang penyanyi cantik di Titanik Bar menjadi titik balik dalam hidupnya. Dengan semangat yang membara, Karrer berupaya merebut hati sang penyanyi meskipun dirinya tahu bahwa sang penyanyi telah menikah.

Damnation menjadi pembuktian Béla Tarr bahwa dirinya adalah seorang auteur melankolis dalam sinema kontemporer. Film yang dirilis pada tahun 1988 tersebut merupakan proyek kolaborasi perdana antara Tarr dan László Krasznahorkai. Melalui Damnation pula Béla Tarr menjadikan long shot dan tracking shot pada latar suram yang mengelilingi karakternya dalam fase lambat sebagai ciri khasnya.

5. Family Nest (1979)

5 Film Terbaik Béla Tarr, Auteur Melankolis di Sinema Hitam Putihcuplikan film Family Nest (dok. Balázs Béla Stúdió/Family Nest)

Family Nest mengikuti biduk rumah tangga pasangan muda Irén (Irén Szajki) dan Laci (László Horváth). Di bawah tekanan situasi politik Hungaria yang mencekam serta minimnya privasi di apartemen kecil yang juga ditinggali oleh keluarga Laci, hubungan keduanya perlahan-lahan mulai merenggang.

Menjadi debut penyutradaraannya, film yang memiliki judul asli Családi Tűzfészek berhasil penghargaan Grand Prize pada Manheim-Heidelberg International Film Festival. Mengusung gaya dokumenter, Béla Tarr hanya membutuhkan waktu enam hari untuk merampungkan proses pengambilan gambar dengan budget dan peralatan seadanya.

Saat ini Béla Tarr lebih aktif di belakang layar sebagai produser. Tidak menutup kemungkinan bagi auteur berusia 67 tahun tersebut untuk kembali menunjukan kepiawaiannya dalam menggarap film dengan penulisan cerita yang ciamik serta visual yang memanjakan mata. Kamu bisa menyaksikan film-film terbaik Béla Tarr di layanan streaming MUBI atau The Criterion Channel.

Baca Juga: Sinopsis Challengers Film 18+ Zendaya, Tayang di Venice Film Festival

Febby Arshani Photo Verified Writer Febby Arshani

Akwoakwoakwoak

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya