Film 101: Fakta Unik dan Peran Penting Tokoh Antagonis dalam Film

Karakter penggerak cerita yang identik dengan citra buruk

Isaac Newton menyatakan bahwa pada setiap tindakan pasti memiliki reaksi yang berlawanan. Hal tersebut juga berlaku pada cerita fiksi khususnya film.

Di balik karakter protagonis yang hebat, ada sosok antagonis yang tidak kalah hebat. Kira-kira begitu yang dipercayai oleh banyak orang. Hal pertama yang terlintas di dalam benak kita ketika melihat karakter jahat dalam sebuah film adalah mengasumsikannya sebagai tokoh antagonis. 

Namun benarkah antagonis hanya sebatas musuh bebuyutan yang harus dikalahkan oleh protagonis? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kali ini IDN Times akan mengajak kamu untuk mengenal lebih jauh peran dan aspek antagonis dalam sebuah film.

1. Apa itu antagonis?

Film 101: Fakta Unik dan Peran Penting Tokoh Antagonis dalam Filmcuplikan film Black Swan (dok. Fox Searchlight Pictures/Black Swan)

Antagonis berasal dari bahasa Yunani Kuno antagonistes yang jika diterjemahkan memiliki arti lawan, pesaing, atau penjahat. Menurut pakar penulis naskah, John Yorke, antagonis digambarkan sebagai karakter yang menjadi penghambat bagi suatu karakter dalam mengejar keinginan atau tujuan dari karakter tersebut. Antagonis juga dapat digambarkan sebagai masalah atau hambatan yang harus diatasi oleh tokoh protagonis.

Yorke turut menyebutkan bahwa antagonis memiliki peran sama pentingnya dengan protagonis dalam alur cerita. Tokoh protagonis dan kisah mereka tidak akan terlihat begitu menarik baik dari sisi logis maupun emosional jika sosok antagonis tidak mendorong mereka hingga ke titik terendah mereka.

2. Antagonis dalam film

Film 101: Fakta Unik dan Peran Penting Tokoh Antagonis dalam FilmEx Machina (dok. A24/Ex Machina)

Dalam film, sosok antagonis datang dalam berbagai wujud dan rupa. Mayoritas antagonis digambarkan sebagai sosok karakter jahat dan kejam yang memiliki visi berseberangan dengan tokoh protagonis.

Selain itu, tokoh antagonis siap menghalalkan segala cara untuk menggagalkan tujuan utama dari tokoh protagonis. Jadi tidak heran jika banyak yang mengasumsikan protagonis sebagai villain. Tidak sepenuhnya benar tapi tidak bisa dikatakan salah juga.

Tidak sedikit juga yang menggunakan benda mati, penyakit yang diderita oleh protagonis, bencana alam, hingga sebuah gagasan sebagai antagonis dalam sebuah film. Mulai dari robot pemusnah dari masa depan dalam film Terminator, penyakit HIV/AIDS yang diidap oleh Ron Woodroof di film Dallas Buyers Club, hingga teknologi yang memiliki kendali lebih dari penciptanya seperti dalam film Ex Machina.

Baca Juga: 8 Tokoh Antagonis Paling Bikin Emosi di Drakor Original Netflix 2023

3. Peran antagonis dalam film

Film 101: Fakta Unik dan Peran Penting Tokoh Antagonis dalam Filmcuplikan film Black Swan (dok. Fox Searchlight Pictures/Black Swan)

Tokoh antagonis yang kuat dapat membuat film yang ditulis dengan baik menjadi jauh lebih apik. Kehadiran antagonis mendorong tokoh protagonis untuk berevolusi agar dapat meraih tujuannya. Secara tidak langsung antagonis memiliki peran penting dalam mendorong alur cerita dari film itu sendiri. Bahkan dalam beberapa film, tokoh antagonis berevolusi sendiri menjadi sosok yang lebih baik atau bahkan lebih buruk dan lebih kejam dari sebelumnya.

Untuk menambah intrik dalam konflik dan mampu menarik perhatian penontonnya, tokoh antagonis diberi karakterisasi yang unik namun tetap logis. Memberikan latar belakang melalui kehidupannya di masa lalu, konflik internal, serta mempelajari motif yang cukup kompleks hingga membuat si tokoh antagonis terdorong melakukan aksinya mampu membuat penonton mengerti dan menarik simpati penontonnya.

4. Jenis-jenis antagonis dalam film

Film 101: Fakta Unik dan Peran Penting Tokoh Antagonis dalam Filmcuplikan film Gone Girl (dok 20th Century Studios/Gone Girl)

Memiliki peran krusial dalam menggerakan alur cerita dalam sebuah film, antagonis dibagi menjadi beberapa jenis:

  1. Villain–tokoh jahat yang tidak segan-segan untuk melakukan apa saja untuk mencegah tokoh protagonis dalam mencapai tujuannya. Motivasinya pun sangat jelas bahwa villain murni memiliki karakter yang jahat. Sebut saja The Joker dalam The Dark Knight. Segala sesuatu tentang karakter tersebut bertentangan dengan Batman dan nekat melakukan hal-hal di luar nalar untuk melancarkan aksi jahatnya.
  2. Anti-villain–hampir serupa dengan villain, anti-villain memiliki motif yang tidak sepenuhnya jahat namun masih menjadi penghalang bagi protagonis. Beberapa diantaranya bahkan memiliki motif yang mulia. Hanya saja caranya dalam mewujudkan gagasan tersebut cukup ekstrim seperti yang dilakukan Killmonger dalam film Black Panther.
  3. False antagonist–tokoh antagonis yang menampilkan dirinya sebagai sosok jahat namun di menit-menit terakhir mereka akan mengungkap diri mereka bahwa selama ini mereka berada di pihak tokoh protagonis. Sebagai contoh ada Severus Snape yang baru terungkap bahwa dirinya berusaha melindungi Harry Potter sejak kematian ibunya di film terakhir.
  4. Hidden antagonist–Kebalikan dari false antagonist, tokoh yang satu ini memiliki persona yang baik namun terungkap memiliki motif jahat dibalik tingkah lakunya. Contoh sempurna dari hidden antagonist ada Amy Dunne di film Gone Girl. Di paruh pertama, Amy digambarkan sebagai sosok istri yang putus asa namun tetap berusaha menyelamatkan rumah tangganya. Memasuki paruh kedua film, terungkap bahwa Amy sendiri yang merencanakan aksi pembunuhan atas dirinya sendiri dan menjadikan suaminya Nick sebagai kambing hitam.
  5. Inanimate antagonist–antagonis tidak melulu hadir dalam wujud karakter. Antagonis dapat berupa penyakit yang diderita oleh protagonist seperti dalam film The Theory of Everything. Bisa juga hadir dalam bentuk hukum alam yang tidak bisa diubah seperti menua yang dialami oleh pegulat Randy Robinson dalam film The Wrestler. Dalam film bergenre science-fiction, inanimate antagonist hadir dalam bentuk teknologi canggih yang ingin memusnahkan umat manusia seperti yang menjadi premis utama dalam film Terminator. Sementara dalam film bergenre disaster, lingkungan sekitar dan bencana alam menjelma sebagai antagonis seperti yang dihadirkan dalam film Gravity dan The Impossible.
  6. Inner antagonist–sisi buruk dari tokoh protagonis juga bisa menjadi antagonis dalam sebuah film. Seperti dalam film Tar, Lydia yang diperankan dengan apik oleh Cate Blanchett terus-menerus membuat keputusan yang merugikan dan perlahan-lahan menghancurkan dirinya sendiri.
  7. Hero antagonist–kebalikan dari anti-hero, hero antagonist merupakan tokoh yang sebenarnya tidak memiliki motif jahat dan bahkan berbuat hal yang baik namun penonton lebih bersimpati pada anti-hero. Sebut saja karakter Carl Hanratty di film Catch Me if You Can. Sebagai agen FBI tentu Hanratty hanya memiliki satu tujuan yakni menangkap Frank Abagnale Jr.. Namun para penontonnya justru lebih bersimpati pada Frank dan berharap agar Hanratty berhenti mengejar Frank.

Identik dengan citra buruk, siapa sangka jika antagonis memiliki peran penting sebagai roda penggerak cerita dalam sebuah film. Karakterisasi yang unik dan kompleks tidak hanya membuat film jauh lebih hidup, tapi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para penontonnya.

 

Baca Juga: Kenali Jenis Karakter dalam Film, Bukan Cuma Protagonis-Antagonis

Febby Arshani Photo Verified Writer Febby Arshani

Akwoakwoakwoak

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Dwi Rohmatusyarifah

Berita Terkini Lainnya