5 Alasan Barbie Lebih Untung Besar dari Oppenheimer pada Pekan Pertama

Selama sepekan, Barbie mengantongi Rp2,5 triliun!

Barbie (2023) dan Oppenheimer (2023) sedang jadi pusat perhatian para sinefili. Dua film karya sutradara ternama, Greta Gerwig (Barbie) dan Christopher Nolan (Oppenheimer), ini sudah ditunggu para penggemar. Uniknya, kedua film dengan vibes berbeda itu rilis pada tanggal yang sama, yakni 21 Juli 2023.

Karena rilis bersamaan, fans memberi singkatan unik bagi Barbie dan Oppenheimer, yakni "Barbenheimer". Sebutan itu langsung viral dan digunakan banyak media untuk memberitakan dua film tersebut.

Banyak orang yang langsung menonton Barbie dan Oppenheimer pada hari yang sama. Gak heran kalau banyak orang berpikir keuntungan yang mereka dapatkan setara. Nyatanya, jumlah pundi-pundi uang yang dikumpulkan Barbie jauh lebih besar dari Oppenheimer pada pekan pertama penayangan. Kenapa bisa begitu? Mungkin kamu bakal setuju dengan alasan-alasan ini.

1. Marketing yang dilakukan Barbie sangat kreatif

5 Alasan Barbie Lebih Untung Besar dari Oppenheimer pada Pekan PertamaBarbie (dok. Warner Bros./Barbie)

Pada awal penayangannya, Oppenheimer mendapatkan ulasan lebih baik dibanding Barbie. Hingga artikel ini ditulis, kini Oppenheimer mendapat rating sebesar 94 persen, sedangkan Barbie sedikit di bawahnya, yakni 90 persen. Rating tersebut menurut Rotten Tomatoes.

Untuk ulasan, Oppenheimer boleh lebih unggul. Namun, untuk urusan promosi dan marketing, tim Barbie jauh lebih menarik perhatian. Ini mungkin juga menjadi salah satu alasan Barbie bisa mendapat pundi-pundi uang melimpah pada pekan pertama penayangan.

Pasalnya, tim marketing Barbie dengan gencar memperkenalkan filmnya tersebut pada dunia. Caranya lewat papan reklame berkonsep unik, TikTok, hingga merchandise gemas. Salah satu merchandise yang laris manis adalah hoodie milik Ken bertuliskan "I am Kenough".

Selain itu, chemistry Margot Robbie, Ryan Gosling, dan America Ferrera selama wawancara promosi sangat dekat. Mereka bertiga dengan nyaman dan natural melakukan seluruh promosi. Tak hanya di Amerika, mereka juga promosi di Asia, tepatnya Korea Selatan.

2. Barbie mendapat rating usia lebih "aman"

5 Alasan Barbie Lebih Untung Besar dari Oppenheimer pada Pekan PertamaBarbie (dok. Warner Bros./Barbie)

Rating usia yang didapat pada film sangat memengaruhi jumlah penonton yang datang. Barbie mendapat rating PG-13 yang artinya anak di bawah 13 tahun bisa menonton, tapi tetap dengan bimbingan orangtua. Bisa dibilang, Barbie masih mencakup lebih banyak kalangan usia.

Berbeda dengan Oppenheimer, film yang dibintangi Cillian Murphy itu mendapat rating R atau restricted. Ini berarti kalangan usia di bawah 17 tahun membutuhkan bimbingan orangtua. Dengan begitu, Oppenheimer memiliki audiens lebih terbatas jika dibandingkan dengan Barbie.

Selain itu, Barbie juga masih cocok dengan anak-anak karena temanya yang berwarna. Film ini pun menyelipkan humor yang menjangkau banyak kalangan usia. Meski bermakna mendalam, humor tersebut disembunyikan dan disuarakan dengan baik melalui tema feminisme dan aktualisasi diri.

Baca Juga: 5 Fakta Tom Ackerley, Suami Margot Robbie dan Produser Film Barbie

3. Barbie mengubah cara dunia memandang perempuan

5 Alasan Barbie Lebih Untung Besar dari Oppenheimer pada Pekan PertamaBarbie (dok. Warner Bros./Barbie)

Isu kesetaraan gender dan feminisme belakangan marak digaungkan. Greta Gerwig yang memang andal menuangkan isi pikirannya terkait feminisme dan perempuan ke dalam film mencoba peruntungannya pada Barbie. Hasilnya? Tentu di luar ekspektasi!

Kombinasi narasi yang kuat dengan vibes khas Barbie dengan warna merah muda membuat siapa saja yang menonton terkesima. Uniknya lagi, Gerwig menyelesaikan film ini dengan akhir yang "seimbang". Baik Barbie dan Ken, keduanya dijelaskan berada di posisi yang setara.

Kesadaran diri terkait kesetaraan gender saat ini semakin meluas. Tak ayal jika banyak orang, baik laki-laki atau perempuan, ingin tercerahkan melalui Barbie. Dilansir TIME, Gerwig mengatakan bahwa film Barbie ini ia buat karena terinspirasi dari perempuan, yakni Ruth Handler dan putrinya, Barbara. Ruth adalah perempuan di balik Barbie.

4. Genre yang diangkat Barbie adalah komedi

5 Alasan Barbie Lebih Untung Besar dari Oppenheimer pada Pekan PertamaBarbie (dok. Warner Bros./Barbie)

Di balik kisahnya yang berat dan bermakna mendalam, Barbie bisa mengemasnya dengan baik melalui komedi. Seperti yang kamu tahu, genre komedi lebih mudah diterima oleh masyarakat karena dirasa gampang untuk dicerna.

Dengan durasi 1 jam 54 menit, Barbie sudah bisa memuaskan penonton melalui komedi dan sedikit drama di dalamnya. Berbeda dengan Oppenheimer, film biopik ini membutuhkan waktu 3 jam untuk menyelaraskan seluruh cerita agar tidak ada informasi sejarah yang tertinggal.

Dalam film Barbie, Weird Barbie, Allan, dan Ken yang mendominasi dalam segi komedi. Ketiganya hadir dengan komedi yang mampu membuat penonton tertawa. Ryan Gosling sebagai Ken memang cocok banget!

5. Barbie sudah terkenal dan akrab dengan penonton

5 Alasan Barbie Lebih Untung Besar dari Oppenheimer pada Pekan PertamaBarbie (dok. Warner Bros./Barbie)

Alasan kuat lainnya adalah Barbie sudah familier di telinga masyarakat dunia. Pasalnya, boneka keluaran Mattel itu dirilis pertama kali pada 9 Maret 1959. Sejak saat itu, Barbie mengambil alih dunia dengan sihirnya. Hampir semua anak perempuan memiliki Barbie.

Ketika dibuat live action filmnya, tak butuh waktu lama bagi masyarakat untuk merasa excited. Mereka yang tidak memiliki Barbie juga tak sabar untuk menontonnya. Mereka cenderung penasaran dengan plot yang dihadirkan Greta Gerwig dalam film ini.

Pada awal pekan penayangannya, Barbie berhasil mengumpulkan 163 juta dolar AS atau setara Rp2,5 triliun. Angka itu lebih besar dibandingkan Oppenheimer. Oppenheimer hanya mengantongi 80 juta dolar AS atau setara Rp1,2 miliar.

Namun, kedua film besutan sutradara kondang itu tetap sukses di ranahnya masing-masing. Oppenheimer begitu dielukan karena mampu menggambarkan proses penemuan bom atom dengan menarik. Barbie pun demikian, ia bersinar melalui komedi dan unsur feminismenya yang kental.

Baca Juga: Biodata dan Profil Kate McKinnon, Pemeran Weird Barbie di Film Barbie

Fernanda Saputra Photo Verified Writer Fernanda Saputra

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya