Tren Film Horor dari Masa ke Masa yang Berubah, tapi Tetap Laris!

Masing-masing dekade memiliki ciri khasnya sendiri

Genre horor tak pernah sepi penonton. Kalau kamu perhatikan, selalu ada film horor andalan setiap tahunnya. Pada 2023 ini, kamu menemukan berbagai film horor andalan, seperti M3GAN, Talk to Me, The Nun 2, hingga Evil Dead Rise.

Tren film horor selalu berganti setiap dekadenya. Sejak 1960-an hingga 2020-an, film horor hadir dengan gaya penceritaan baru dan menarik. Tak hanya menyenangkan para penonton, para kritikus film juga mengaku puas dengan film horor yang selalu baru tiap dekadenya.

Meski mengalami perubahan, film horor selalu jadi pilihan banyak orang untuk mengusir rasa bosan. Tren film horor dari masa ke masa ini sepertinya patut kamu ketahui. Bisa kamu jadikan referensi pilihan tontonan film horor, lho.

1. Pada 1960-an, Hollywood menemukan ide-ide baru untuk film horornya

Tren Film Horor dari Masa ke Masa yang Berubah, tapi Tetap Laris!Rosemary's Baby (dok. William Castle Enterprises/Rosemary's Baby)

Kalau kamu perhatikan, film horor 2020-an banyak yang terinspirasi dari film horor keluaran 1960-an. Pada masa itu, masih banyak studio kecil kelas atas yang merilis film horor terbaiknya. Bahkan, tak jarang dari mereka memenangkan berbagai penghargaan.

Pada 1960-an, film horor, seperti Rosemary's Baby (1968) dan Psycho (1960), selalu jadi sorotan. Kedua film horor itu bahkan menjadi kiblat banyak sutradara ketika memutuskan memproduksi film horor. Kisah keduanya memang epik banget, sih.

Psycho bahkan masuk dalam nominasi Oscars pada masanya. Penonton terpesona dengan perubahan baru dari pada pembuat film yang mereka sudah kenal, seperti Roman Planski dan Alfred Hitchcock. Dilansir MovieWeb, Psycho adalah film horor terbaik 1960-an.

 

2. Waralaba film horor jadi tren baru 1970-an

Tren Film Horor dari Masa ke Masa yang Berubah, tapi Tetap Laris!Jaws (dok. Brody House/Jaws)

Tren film horor 1970-an tak jauh-jauh dari waralaba alias franchise. Jaws menjadi salah satu waralaba film horor yang berawal dari tahun tersebut. Film horor tentang serangan hiu buas yang meneror manusia itu menghadirkan ketegangan tak biasa.

Jaws memulai perjalanannya sebagai film waralaba sejak 1975. Kemudian, sekuelnya, yakni Jaws 2, rilis pada 1978. Sayangnya, Jaws 3-D (1983) dan Jaws: The Revenge (1987) tak sesukses kedua film pertamanya. Dua film pertamanya bahkan termasuk film terlaris, lho.

Sebelum Jaws, sebenarnya ada The Exorcist (1973) yang lebih dahulu rilis. Film horor itu memberikan kengerian luar biasa. Siapa yang bisa melupakan adegan gadis 12 tahun yang kerasukan sampai melayang itu? Tahun ini, The Exorcist kembali dengan judul The Exorcist Believer.

Baca Juga: 7 Film Horor Hollywood yang Rilis September 2023 dan Sinopsisnya

3. Subgenre slasher dan sekuel mendominasi film horor pada 1980-an

Tren Film Horor dari Masa ke Masa yang Berubah, tapi Tetap Laris!Nightmare on Elm Street (dok. New Line Cinema/Nightmare on Elm Street)

Kalau kamu bertanya-tanya, sejak kapan genre slasher muncul dalam film horor? Jawabannya adalah 1980-an. Saat itu, slasher yang menghadirkan teror pembunuhan banjir darah jadi favorit banyak orang. Ceritanya tak jauh-jauh dari pembunuh yang mengintai dan membunuh sekelompok remaja.

Waralaba Nightmare on Elm Street berawal dari 1980-an. Film pertamanya, Nightmare on Elm Street (1984), sukses di pasaran. Premis film ini sebenarnya simpel, yakni menceritakan sekelompok grup remaja yang menjadi target pembunuh berantai bernama Freddy Krueger.

Pada 1980-an, film horor yang meraih kesuksesan besar biasanya terjadi karena sutradara populer berkiprah ke genre horor, seperti dilansir Bustle. Hal itu terjadi ketika Stanley Kubrick merilis The Shining pada 1980. Hingga kini, sebenarnya genre slasher masih diminati penikmat horor.

4. Dekade 1990-an jadi masa perubahan besar tren film horor

Tren Film Horor dari Masa ke Masa yang Berubah, tapi Tetap Laris!The Blair Witch Project (dok. Summit Entertainment/The Blair Witch Project)

Film horor 1990-an bisa dibilang dibuat dengan bujet rendah. Salah satu film horor 1990-an yang sukses besar adalah The Blair Witch Project (1999). Film berformat dokumenter itu hanya dibuat dengan biaya 60 ribu dolar AS (Rp914 juta), tetapi menghasilkan lebih dari 140 juta dolar AS di bioskop (Rp2,1 triliun).

Masih dilansir Bustle, pada saat itu kritikus menyukai The Blair Witch Project karena formatnya yang berbeda dari kebanyakan film horor kebanyakan. Berkat film tersebut, banyak film horor serupa muncul, seperti Rec, V/H/S, Paranormal Activity, dan Cloverfield. Format dokumenter jadi salah satu model film horor yang populer sepanjang 1990-an. Hingga kini pun, masih ada beberapa sutradara yang menerapkan format tersebut.

5. Dekade 2000 jadi era nostalgia film horor

Tren Film Horor dari Masa ke Masa yang Berubah, tapi Tetap Laris!I Am Legend (dok. Warner Bros. Pictures/I Am Legend)

Awal 2000-an merupakan masa-masa nostalgia akan film horor. Pasalnya, meskipun zaman berkembang, para sineas kerap terinspirasi dengan beberapa gaya penceritaan film horor masa lalu. Salah satu film horor 2000-an yang mengadaptasi film lawas adalah I Am Legend (2007). Dibintangi Will Smith, film tersebut merupakan remake dari film klasik kultus 1970-an. Tak heran apabila 2000-an disebut sebagai tahunnya film horor untuk bernostalgia.

Hollywood juga mengambil langkah untuk membuat ulang beberapa film horor hit Jepang, seperti The Ring dan The Grudge. Hasilnya? Film-film tersebut berhasil dan malah dibuatkan waralabanya.

Film horor tak pernah kehilangan pamornya untuk terus laris manis. Meski menakutkan dan menebarkan teror, penonton merasa film horor memberikan keseruan tersendiri. Kamu paling suka film horor keluaran tahun berapa, nih?

Baca Juga: 8 Film Terbaik Luna Maya, Horor hingga Film Internasional

Fernanda Saputra Photo Verified Writer Fernanda Saputra

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya