Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Film Adaptasi Musikal Terbaik Pemenang Tony Awards

Chicago (dok. Miramax/Chicago)
Intinya sih...
  • The Sound of Music (1965) menggabungkan kekuatan cerita sejarah dengan lagu-lagu indah karya Rodgers dan Hammerstein, berhasil memenangkan Oscar untuk Film Terbaik.
  • My Fair Lady (1964) diadaptasi dari drama Pygmalion karya George Bernard Shaw, tampil dengan visual menawan dan sinematografi memukau, serta berhasil memenangkan 8 Oscar.
  • Fiddler on the Roof (1971) membawa penonton ke dunia Tevye, seorang ayah Yahudi yang berjuang menjaga nilai-nilai keluarga dan agama di tengah perubahan sosial di Rusia pra-revolusi.

Film musikal memiliki cara unik dalam menggabungkan emosi, cerita, dan lagu menjadi satu pengalaman sinematik tak terlupakan. Beberapa di antaranya berasal dari pentas Broadway yang sukses meraih Tony Awards dan kemudian diadaptasi ke layar lebar. Film-film ini bukan hanya mempertahankan kualitas musikalnya, tetapi juga berhasil memikat penonton.

Di antara sekian banyak adaptasi musikal, beberapa film benar-benar menonjol karena keberhasilannya menyampaikan cerita dengan energi baru. Mulai dari nuansa klasik di pegunungan Austria hingga suasana kelam Berlin di ambang perang, semuanya menghadirkan momen-momen ikonik yang tak lekang oleh waktu.

Bisa kamu jadikan tontonan di waktu senggang, ini beberapa film adaptasi musikal terbaik pemenang Tony Awards. Musiknya digubah dengan sangat indah!

1. The Sound of Music (1965)

The Sound of Music (dok. Argyle Pictures/The Sound of Music)

Diadaptasi dari kisah nyata keluarga von Trapp dan berlatar Austria menjelang Perang Dunia II, The Sound of Music menggabungkan kekuatan cerita sejarah dengan lagu-lagu indah karya Rodgers dan Hammerstein. Julie Andrews memerankan Maria, biarawati yang berubah menjadi pengasuh dan kemudian istri dari Kapten von Trapp.

Disutradarai Robert Wise, film ini menggunakan keindahan alam Austria untuk menciptakan latar yang memanjakan mata. Lagu-lagunya seperti “Do-Re-Mi,” “My Favorite Things,” dan “Climb Ev’ry Mountain” menjadi abadi. The Sound of Music bahkan memenangkan Oscar untuk Film Terbaik dan berhasil melampaui popularitas panggung musikalnya sendiri.

2. My Fair Lady (1964)

My Fair Lady (dok. Warner Bros/My Fair Lady)

My Fair Lady mengambil dasar dari drama Pygmalion karya George Bernard Shaw. Kisahnya mengikuti Profesor Henry Higgins yang berusaha mengubah Eliza Doolittle, gadis penjual bunga dengan logat Cockney kental, menjadi seorang perempuan berkelas. Broadway sukses besar dan film ini pun tidak kalah memesona.

Disutradarai George Cukor, film ini tampil dengan visual menawan dan sinematografi memukau. Rex Harrison mengulangi perannya dari panggung sebagai Higgins, sementara Audrey Hepburn membawa pesona tersendiri sebagai Eliza meski suaranya didubbing oleh Marni Nixon. My Fair Lady juga berhasil memenangkan 8 Oscar, termasuk Film Terbaik.

3. Fiddler on the Roof (1971)

Fiddler on the Roof (dok. Warner Bros/Fiddler on the Roof)

Dengan lagu pembuka legendaris “Tradition,” Fiddler on the Roof membawa penonton ke dunia Tevye, seorang ayah Yahudi yang berjuang menjaga nilai-nilai keluarga dan agama di tengah perubahan sosial di Rusia pra-revolusi. Kisah ini menyentuh tema tentang keluarga, kepercayaan, dan perubahan zaman.

Disutradarai Norman Jewison, film ini menangkap esensi komunitas shtetl dengan penuh kehangatan dan kesedihan. Topol sebagai Tevye tampil kuat dan manusiawi, menyampaikan perannya dengan penuh humor dan emosi. Lagu-lagu seperti “If I Were a Rich Man” dan “Sunrise, Sunset” membawa keharuan dan kekuatan spiritual yang membuat film ini abadi.

4. Cabaret (1972)

Cabaret (dok. ABC Pictures/Cabaret)

Disutradarai Bob Fosse, Cabaret menampilkan suasana glamor sekaligus gelap dari Berlin menjelang naiknya rezim Nazi. Ceritanya mengikuti Sally Bowles, penyanyi klub malam yang berusaha mengejar kebahagiaan di tengah kekacauan politik dan sosial. Liza Minnelli memberikan performa ikonik yang membuatnya memenangkan Oscar untuk Aktris Terbaik.

Berbeda dengan musikal klasik yang ceria, Cabaret justru menawarkan suasana suram, tajam, dan penuh simbol politik. Lagu-lagu seperti “Wilkommen” dan “Maybe This Time” tak hanya catchy, tapi juga menyampaikan nuansa krisis yang menghantui tokohnya. Film ini memenangkan 8 Oscar dan menjadi salah satu musikal paling berani dan penting dalam sejarah perfilman.

5. Chicago (2002)

Chicago (dok. Miramax/Chicago)

Chicago adalah perpaduan sempurna antara glamor, kriminalitas, dan satir media. Film ini mengangkat kisah dua perempuan, Roxie Hart dan Velma Kelly, yang terlibat dalam kasus pembunuhan dan memanfaatkan sensasi media untuk mencari kebebasan dan ketenaran. Dengan musik karya John Kander dan Fred Ebb, film ini mengkritik sistem hukum dan budaya selebritas.

Disutradarai Rob Marshall, adaptasi layar lebar ini tampil memukau dengan gaya teatrikal yang tetap terasa segar. Catherine Zeta-Jones dan Renée Zellweger memberikan performa luar biasa, didukung oleh Richard Gere sebagai pengacara licik Billy Flynn. Film ini memenangkan 6 Oscar, termasuk Best Picture, menjadikannya salah satu film musikal paling sukses.

Dari cinta, tradisi, hingga gejolak politik, kelima film ini membuktikan bahwa musikal bukan hanya soal lagu dan tarian, tapi juga kekuatan cerita. Jadi, di antara semua adaptasi musikal di atas, mana yang paling membekas di hatimu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us