5 Film Animasi Disney Era 2000-an yang Layak Dibikin Live Action

- Disney merilis remake live action Lilo & Stitch (2025) setelah kontroversi Snow White, dengan reaksi awal yang positif.
- Film animasi Disney era 2000-an lainnya yang layak diadaptasi ke live action adalah The Emperor's New Groove, Atlantis: The Lost Empire, Treasure Planet, dan Meet the Robinsons.
- The Princess and the Frog juga memiliki potensi besar sebagai film live action yang memikat dengan representasi penting dan inspiratif.
Setelah Snow White (2025) yang cukup mengundang pro dan kontra, Walt Disney Pictures, atau yang lebih akrab disapa Disney, rupanya tak patah semangat dalam menghadirkan versi live action dari film animasi legendarisnya. Terbukti, kini giliran Lilo & Stitch (2025), remake live action dari film animasi orisinal tahun 2002 yang hingga kini sukses memikat hati banyak orang.
Lilo & Stitch mengisahkan petualangan Lilo (Maia Kealoha), gadis kecil di Hawaii yang kesepian, ketika ia bertemu Stitch, alien biru bandel yang mengajarkannya makna keluarga. Menyusul penayangan perdana untuk pers, reaksi awal para kritikus cenderung sangat positif, bahkan ada yang menyebutnya sebagai live action terbaik Disney sejauh ini. Di Indonesia sendiri, film ini dijadwalkan tayang di bioskop mulai Rabu (21/5/2025).
Bicara soal film animasi Disney era 2000-an, sebenarnya studio ini menyimpan banyak permata tersembunyi yang belum banyak dieksplorasi ulang. Bahkan, beberapa di antaranya sangat layak menyusul Lilo & Stitch untuk diadaptasi ke dalam format live action karena potensinya.
Nah, film-film mana saja, sih, yang dimaksud? Tanpa berlama-lama lagi, kita bedah lima film animasi Disney era 2000-an yang penulis rasa pantas untuk menyusul jejak Lilo & Stitch, yuk!
1. The Emperor's New Groove (2000)

Daftar ini dimulai dengan The Emperor's New Groove yang jadi salah satu film animasi Disney paling unik dan nyeleneh di era 2000-an. Ceritanya berpusat pada Kuzco, seorang kaisar muda yang egois dan manja, yang tiba-tiba dikudeta oleh mantan penasihatnya, Yzma. Bukannya dibunuh, Kuzco malah secara ajaib berubah jadi seekor lama karena ramuan salah sasaran yang diberikan oleh kroni Yzma, Kronk. Dalam wujud barunya, Kuzco harus bekerja sama dengan petani desa bernama Pacha untuk kembali ke istana dan merebut kembali takhtanya.
Salah satu kekuatan utama The Emperor's New Groove adalah jajaran pengisi suara yang sangat pas dengan karakter masing-masing. Komedian David Spade memerankan Kuzco dengan gaya sarkastik dan kekanak-kanakan yang khas. Di sisi lain, John Goodman, aktor legendaris peraih banyak penghargaan, memberi Pacha suara hangat dan membumi.
Tantangan dalam mengadaptasi The Emperor’s New Groove ke format live action tentu tidaklah kecil. Salah satunya adalah menemukan aktor berdarah Peru atau keturunan Amerika Latin yang mampu menghidupkan kembali karakter-karakter ikonis di atas dengan cara yang autentik dan menghormati budaya Inca yang menjadi latar belakang cerita. Namun, jika dilakukan dengan cermat, live-action The Emperor's New Groove ini bisa jadi campuran sempurna antara nostalgia dan inovasi.
2. Atlantis: The Lost Empire (2001)

Atlantis: The Lost Empire telah lama menjadi anomali menarik dalam katalog panjang animasi Disney. Dirilis pada 2001, film ini menandai keberanian Disney untuk keluar dari zona nyaman musikal klasiknya. Dengan nuansa petualangan ala Jules Verne dan visual bergaya steampunk, Atlantis: The Lost Empire menyuguhkan pengalaman yang berbeda dari film animasi Disney pada umumnya.
Berlatar 1914, kisahnya mengikuti Milo Thatch, seorang kartografer muda yang bermimpi menemukan kota legendaris Atlantis. Bersama tim ekspedisi yang unik, termasuk komandan Rourke dan putri Atlantis, Kida, mereka menghadapi berbagai tantangan di bawah laut. Namun, niat baik mereka diuji ketika rahasia dan pengkhianatan mulai terungkap di kedalaman samudra.
Hadirkan petualangan epik dan world-building yang kaya, tak heran jika banyak penggemar berharap Atlantis: The Lost Empire mendapat giliran adaptasi live-action. Film ini menawarkan fondasi kuat untuk sebuah produksi skala besar dengan aksi yang mendebarkan dan penjelajahan dunia bawah laut yang belum terjamah. Sayangnya, meskipun desas-desus adaptasi live-action Atlantis kerap beredar di internet, hingga kini belum ada pengumuman resmi maupun rencana konkret dari pihak Disney.
3. Treasure Planet (2002)

Film animasi Disney selanjutnya yang tak kalah menarik untuk dijadikan live-action adalah Treasure Planet. Diangkat dari novel karya Robert Louis Stevenson, film ini mengikuti petualangan Jim Hawkins, remaja pemberontak yang menemukan peta menuju planet misterius tempat harta karun bajak laut legendaris tersembunyi. Ia kemudian bergabung dalam ekspedisi luar angkasa bersama Dr. Delbert Doppler dan awak kapal RLS Legacy. Di perjalanan, Jim menjalin hubungan kompleks dengan John Silver, juru masak cyborg yang ternyata menyimpan rahasia besar.
Meski saat dirilis mendapatkan ulasan positif dan nominasi Oscar untuk Fitur Animasi Terbaik, Treasure Planet gagal secara komersial. Salah satu penyebabnya karena ia dirilis bersamaan dengan film-film besar, seperti Harry Potter and the Chamber of Secrets dan The Lord of the Rings: The Two Towers. Namun, seiring waktu, film ini mendapatkan pengakuan dan basis penggemar yang setia.
Sekarang bayangkan jika Treasure Planet dihidupkan kembali dalam format live-action. Kombinasi petualangan luar angkasa, hubungan karakter yang mendalam, dan visual yang kaya sudah pasti menawarkan pengalaman sinematik yang menarik bagi penonton modern. Apalagi, dua waralaba sukses Disney, yaitu Pirates of the Caribbean dan Guardians of the Galaxy, telah membuktikan bahwa kisah bajak laut dan space adventure bisa menjadi tontonan yang menghibur dan menguntungkan.
4. Meet the Robinsons (2007)

Jika Disney tertarik membuat film bertema time travel, mengadaptasi Meet the Robinsons ke dalam format live action bisa menjadi langkah yang patut dipertimbangkan. Film ini menggabungkan elemen petualangan waktu, drama keluarga, dan visual futuristik yang kaya imajinasi. Dengan teknologi efek visual saat ini, kisah Lewis dan keluarga Robinson tentu bisa tampil lebih memukau dan emosional di layar lebar.
Meet the Robinsons mengikuti perjalanan Lewis, seorang anak yatim piatu berusia 12 tahun yang genius dalam menciptakan berbagai penemuan. Berniat menemukan ibu kandungnya, ia pun menciptakan alat pemindai ingatan untuk mengakses memori masa kecilnya. Namun, rencananya terganggu ketika alat tersebut dicuri oleh Bowler Hat Guy, sosok misterius dari masa depan.
Dalam upaya merebut kembali alatnya, Lewis bertemu Wilbur Robinson, seorang anak dari masa depan yang membawanya ke tahun 2037 menggunakan mesin waktu. Di sana, Lewis berkenalan dengan keluarga Robinson yang unik dan penuh keanehan. Petualangannya di masa depan ini tak hanya penuh keajaiban, tetapi juga mengubah pandangannya tentang arti keluarga.
5. The Princess and the Frog (2009)

Terakhir, tentu saja ada The Princess and the Frog, film animasi yang menandai kembalinya Disney ke format 2D klasik. Disutradarai duo legendaris John Musker dan Ron Clements—otak di balik Aladdin dan The Little Mermaid—film ini menghadirkan kisah Tiana, seorang pelayan restoran di New Orleans yang bermimpi membuka usaha sendiri. Namun, segalanya berubah ketika ia mencium seekor katak yang ternyata adalah seorang pangeran bernama Naveen yang terkena kutukan.
Dengan latar New Orleans yang kaya budaya, musik, serta elemen magis dari voodoo, The Princess and the Frog memiliki potensi besar untuk menjadi film live action yang memikat. Tiana, sebagai putri Disney pertama berkulit hitam, membawa representasi yang penting dan inspiratif bagi banyak penonton. Ditambah dengan pesan moral tentang kerja keras dan impian, film live action-nya pasti bakal menyentuh hati penonton dari berbagai usia.
Meskipun kabar pembatalan serial spin-off-nya, Tiana, di Disney+ beberapa waktu lalu mengecewakan banyak penggemar, rumor mengenai adaptasi live action-nya terus beredar. Beberapa aktris Hollywood, seperti Ari Lennox, Coco Jones, dan Lupita Nyong’o, disebut-sebut sebagai kandidat kuat untuk peran tersebut, meskipun belum ada konfirmasi resmi dari Disney. Apakah akan terwujud? Mari kita nantikan bersama!
Dengan Lilo & Stitch yang siap menambah koleksi adaptasi live action Disney, jelas bahwa film animasi Disney era 2000-an menyimpan segudang potensi tersembunyi yang patut dilirik kembali. Dari petualangan epik di dunia bawah laut Atlantis hingga representasi penting dalam The Princess and the Frog, tiap judul punya pesonanya sendiri yang siap memikat penonton baru maupun lama jika digarap dengan apik.
Sambil berharap film-film favoritmu dari era 2000-an ini segera mendapat giliran emasnya di layar lebar, tak ada salahnya untuk menonton ulang kelimanya di waktu luangmu. Happy watching!