Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Live Action Snow White Gagal di Box Office? Ini Alasannya!

Andrew Burnap dan Rachel Zegler dalam Snow White (dok. Walt Disney Pictures/Snow White)
Andrew Burnap dan Rachel Zegler dalam Snow White (dok. Walt Disney Pictures/Snow White)

Walt Disney Pictures akhirnya merilis live action Disney Princess terbarunya, yakni Snow White (2025) pada Rabu (19/3/2025). Fans Disney telah menantikan kisah si Putri Salju itu untuk dijadikan live action. Sayangnya, meski dinantikan, Snow White gagal di box office.

Remake live action Disney yang dibintangi Rachel Zegler dan Gal Gadot itu hanya meraup 16 juta dolar AS (Rp264 miliar) sepanjang hari pertama penayangannya, seperti dilansir Independent. Selain itu, Variety melaporkan bahwa angka itu berangsur merangkak naik di akhir pekan hingga 45 juta dolar AS (Rp745 miliar).

Dibandingkan live action The Little Mermaid (2023), Snow White sangat kalah jauh. Di minggu pertama penayangan, The Little Mermaid mengantongi 95 juta dolar AS (Rp1,5 triliun). Lantas, kenapa live action Snow White gagal di box office? Ini beberapa alasannya!

1. Kisah live action Snow White jauh dari cerita klasiknya

Rachel Zegler dalam Snow White (dok. Walt Disney Pictures/Snow White)
Rachel Zegler dalam Snow White (dok. Walt Disney Pictures/Snow White)

Di awal tahap produksi, Snow White sudah digaungkan akan memiliki cerita yang berbeda dari versi film animasi klasiknya. Sontak hal tersebut mengundang kritik dari fans Disney. Pasalnya, kisah klasik Snow White sangatlah membekas. Terlebih Snow White adalah Disney Princess pertama di Disney.

Kisah live action yang berbeda dari cerita klasiknya jadi salah satu alasan Snow White gagal total. Live action Snow White tidak lagi menempatkan si Putri Salju sebagai gadis yang lemah dan tak berdaya, melainkan pemberani dengan pola pikir lebih tangguh. Ini sebenarnya disesuaikan dengan zaman yang semakin mengedepankan kesetaraan gender.

Dalam live action Snow White sudah tidak ada lagi sosok pangeran. Karakter itu digantikan oleh Jonathan (Andrew Burnap) yang posisinya lebih seperti "teman" berperang daripada seorang pangeran. Snow White juga tidak lagi membahas soal adu kecantikan, tetapi lebih tentang menjadi gadis tangguh, pemberani, dan berdaya. Sangat berbeda, kan?

2. Efek CGI yang digunakan jauh dari sempurna, padahal bujet produksinya tinggi

Snow White (dok. Walt Disney Pictures/Snow White)
Snow White (dok. Walt Disney Pictures/Snow White)

Rotten Tomatoes memberikan "tomat busuk" alias rating rendah untuk live action Snow White saat artikel ini ditulis, yakni 44 persen. Kritikus tidak puas dengan apa yang mereka tonton di sepanjang film. 

Variety melontarkan kritik pedas pada live action Snow White. Mereka menyayangkan biaya produksi film yang mencapai angka 250 juta dolar AS (Rp4,1 triliun), tetapi hasil yang disuguhkan jauh dari ekspektasi, seperti dilansir Rotten Tomatoes.

Paling terlihat, CGI yang Disney gunakan untuk para kurcaci jadi sasaran utama kritikus. Alih-alih menggunakan aktor nyata, Disney dinilai terlalu progesif menggunakan CGI berdana tinggi. Akhirnya, ini jadi bumerang bagi Snow White.

Snow White sempat dikecam karena penggambarannya tentang kurcaci ajaib yang muncul dalam film. Peter Dinklage, aktor dengan dwarfisme, mengkritik Disney karena tidak mempertimbangkan menggunakan aktor nyata dalam remake live action Snow White, seperti dilansir The Telegraph.

3. Buntut dari pernyataan kontroversial Rachel Zegler terkait film animasi Snow White

Rachel Zegler dalam Snow White (dok. Walt Disney Pictures/Snow White)
Rachel Zegler dalam Snow White (dok. Walt Disney Pictures/Snow White)

Alasan paling besar yang membuat live action Snow White gagal di box office sepertinya karena penyataan kontroversial Rachel Zegler beberapa waktu lalu. Zegler yang memerankan Snow White sempat dikecam karena mengomentari film animasi klasik Snow White.

Dalam video interview Entertainment Weekly, Zegler mengatakan bahwa ia ketakutan saat menonton film animasi klasik Snow White and the Seven Dwarfs (1937). Zegler mengaku hanya menonton film animasi itu dua kali saja, lalu gak pernah menontonnya lagi. Fans menganggap Zegler tidak menghormati film animasi klasik tersebut.

Lebih jauh lagi, Zegler juga mengomentari kisah klasik Snow White dengan tidak sopan. Saat diwawancarai Variety pada 2022 di event D23, Zegler mengatakan jika sekarang bukan lagi tahun 1937, sehingga kisah Snow White yang diselamatkan pangeran sudah tidak relevan lagi. Lebih mengejutkan lagi, Zegler menyebut pangeran sebagai stalker atau penguntit. Komentarnya ini menuai kritik dan sangat disayangkan fans.

Drama Zegler jadi buntut buruk bagi live action Snow White. Gerakan fans untuk tidak menonton Snow White muncul tak lama setelah itu. Fans juga mengujani aktris 23 tahun itu dengan komentar buruk. 

Live action Snow White memang sudah dinantikan. Namun, fans yang merasa dikecewakan Disney dalam banyak aspek membuat mereka enggan menonton di layar lebar. Live action Snow White terancam jatuh ke jurang kerugian. Kamu sudah menonton Snow White belum, nih?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us