5 Film Arthouse Jepang Berlatar Kemelut Keluarga, Kompleks!

Tokyo Sonata (2008) adalah film drama keluarga garapan Kiyoshi Kurosawa yang secara mengejutkan bisa menampilkan kekacauan dan kedamaian dalam satu waktu. Kurosawa memotret kehidupan keluarga kelas menengah Jepang yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua putra. Satu hari, secara mengejutkan sang ayah kehilangan pekerjaan karena tren impor tenaga kerja asing di negeri itu.

Awalnya, kita bakal iba pada sang ayah, hingga tabiat aslinya yang patriarki dan otoriter mulai tersibak. Sikap itu pula yang membuat nasib rumah tangganya berada di ambang kehancuran. Atas karya briliannya ini, Kurosawa berhasil raih Un Certain Regard di Cannes Film Festival 2008. 

Kombinasi dua hal kontras juga bisa kamu temukan dalam Maborosi. Film debut Hirokazu Koreeda itu dibuatnya dengan memadukan kesedihan dan keindahan dengan cara yang elegan. Penonton bakal diajak mengikuti perspektif perempuan bernama Yumiko (Makiko Esumi) yang harus kehilangan suami saat putranya masih bayi. 

Mirisnya, ada indikasi bunuh diri dalam kematian sang suami yang membuatnya dihantui ketidaknyamanan dan rasa ingin tahu. Bertahun-tahun setelah itu, Yumiko memutuskan membuka lembaran baru dengan menikahi seorang duda. Mengajak serta putranya yang mulai tumbuh besar, Yumiko mencoba mengobati rasa duka itu dibantu suami barunya. 

Like Father, Like Son bisa dibilang salah satu karya paling dekoratif yang pernah dibuat Koreeda. Film ini berhasil meraih Jury Prize di Cannes Film Festival dan merajai beberapa festival film bergengsi di Asia. Ceritanya sendiri tentang kemelut dua keluarga yang baru tahu kalau dua putra yang mereka besarkan sejak bayi ternyata tak sengaja tertukar di rumah sakit. 

Masalahnya, kini anak-anak itu sudah berusia enam tahun dan hidup dengan kebiasaan serta status ekonomi berbeda. Satu dibesarkan sebagai anak tunggal dari pasutri kaya raya, dan yang lainnya lahir di tengah keluarga pas-pasan dengan banyak saudara. Jangan salah, meski terdengar pakai trope anak tertukar yang cukup umum, kualitas dan kompleksitas film ini di atas rata-rata.

Drama keluarga sarat kerumitan juga bisa kamu temukan dalam film arthouse Jepang berjudul Love Life. Sinema indie buatan Koji Fukada ini mengekor kehidupan Taeko (Fumino Kimura) yang hidup tentram bersama keluarga kecilnya. Sampai sebuah insiden menimpa putra Taeko dan mau tak mau membuatnya harus menghadapi masa lalunya yang pelik. 

Putra Taeko ternyata adalah buah dari pernikahannya dengan seorang laki-laki difabel rungu asal Korea bernama Park. Masalahnya, mertua Taeko yang sekarang sebenarnya keberatan dengan pilihan putra mereka. Ini membuat tensi naik dan situasi jadi makin rumit. Love Life berhasil raih nominasi Golden Lion pada Venice Film Festival 2022. 

A Man tak kalah kompleks dan menawan. Film garapan Kei Ishikawa ini bakal membawamu mengulik rahasia rumah tangga seorang perempuan bernama Rie (Sakura Ando) yang merekrut seorang pengacara untuk mencari tahu soal mantan suaminya. Ini dilakukannya setelah kabar kematian mendadak sang suami karena insiden ganjil. Film ini dengan cermat mengekspos fenomena yang umum terjadi di Jepang, yakni orang hilang. Kebanyakan karena perubahan identitas. 

Kelima film arthouse Jepang tentang keluarga di atas punya satu kesamaan, yakni mengulik kultur dan fenomena sosial ekonomi Jepang dengan pendekatan-pendekatan yang lekat dengan kehidupan sehari-hari. Tak heran, filmnya tetap menghibur, seru diikuti, tetapi memperluas cakrawala.