Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
adegan dalam film The Ugly Stepsister. (dok. Zentropa/The Ugly Stepsister)

Intinya sih...

  • The Ugly Stepsister tayang di bioskop Indonesia sejak Rabu (28/5/2025) setelah sukses di Sundance dan Berlin.

  • Film ini menghidupkan kembali cerita Cinderella dalam balutan body horror yang mengguncang, dengan kritik tajam terhadap standar kecantikan dan tekanan sosial.

  • Terdapat enam rekomendasi film body horror underrated, seperti Excision, Starry Eyes, dan The Eyes of My Mother.

Setelah mencuri perhatian di Sundance dan Berlin, The Ugly Stepsister akhirnya resmi tayang di bioskop Indonesia sejak Rabu (28/5/2025). Film karya Emilie Blichfeldt ini begitu ditunggu karena pendekatan gelapnya terhadap dongeng Cinderella. Di sini, cerita rekaan Brothers Grimm tersebut dihidupkan kembali dalam balutan body horror yang mengguncang.

Alih-alih berfokus pada Cinderella—di sini dinamai Agnes (Thea Sofie Loch Næss)—The Ugly Stepsister mengangkat kisah Elvira (Lea Myren), sang saudara tiri yang terobsesi memenangkan hati pangeran. Demi memenuhi ambisinya, ia rela menjalani sejumlah prosedur brutal, mulai dari operasi hidung tanpa anestesi hingga menelan cacing pita untuk menurunkan berat badan.

Menariknya, di balik adegan-adegannya yang sadis, The Ugly Stepsister tak lupa menyisipkan kritik tajam terhadap standar kecantikan dan tekanan sosial yang menjerat perempuan. Film ini juga memikat secara visual, dengan sinematografi ala dongeng yang menciptakan nuansa elegan sekaligus mengerikan.

Bagi kamu yang sudah menonton dan suka dengan The Ugly Stepsister, ada enam rekomendasi film body horror underrated yang bisa kamu lirik berikutnya. Meski tak sepopuler The Ugly Stepsister dan judul-judul body horror ikonis lainnya, deretan film ini menawarkan eksplorasi tentang obsesi, transformasi tubuh, dan tekanan sosial yang tak kalah menggigit!

1. Excision (2012)

adegan dalam film Excision. (dok. Anchor Bay Films/Excision)

Walau dirilis 13 tahun lalu, Excision tetap cocok buat kamu yang tergila-gila pada The Ugly Stepsister. Film yang menjadi debut penyutradaraan Richard Bates Jr. ini memadukan horor tubuh, kegilaan remaja, dan keresahan eksistensial dalam satu paket. Walau sempat lewat begitu saja di radar penonton arus utama, Excision menyimpan kejutan yang terlalu intens untuk diabaikan.

Film ini berkisah tentang Pauline (AnnaLynne McCord), remaja SMA yang bercita-cita jadi ahli bedah. Namun, obsesinya terhadap tubuh manusia melampaui batas normal. Pauline kerap membayangkan adegan bedah sadis dan ritual berdarah dalam mimpi-mimpinya. Parahnya lagi, di balik cita-cita “mulia"-nya itu, tersimpan rasa frustrasi terhadap ibu religius yang menuntut kesempurnaan dan saudara perempuan yang sedang sakit parah.

2. Starry Eyes (2014)

adegan dalam film Starry Eyes. (dok. Snowfort Pictures/Starry Eyes)

Selanjutnya ada Starry Eyes, film body horror jebolan South by Southwest (SXSW) yang bakal bikin kamu berpikir dua kali soal bermimpi menjadi selebriti. Kisahnya mengikuti Sarah (Alexandra Essoe), pelayan restoran yang ingin menjadi aktris terkenal di Hollywood. Namun, begitu ia mendapat kesempatan emas untuk berperan dalam sebuah film misterius, yang terjadi justru transformasi mengerikan, baik secara harfiah maupun batiniah.

Buat kamu yang suka The Ugly Stepsister karena eksplorasi tema obsesi dan tuntutan menjadi “cantik” demi pengakuan, Starry Eyes adalah suguhan sinis yang sama menyakitkannya. Ia menyuntikkan banyak sindiran terhadap industri hiburan, mulai dari audisi yang memalukan, standar kecantikan absurd, sampai ekspektasi toksik terhadap artis muda. Siap-siap merinding, deh!

3. The Eyes of My Mother (2016)

adegan dalam film The Eyes of My Mother. (dok. Magnet Releasing/The Eyes of My Mother)

Judulnya memang menyiratkan kisah haru seorang anak, tapi jangan salah, film kreasi Nicolas Pesce ini sejatinya mimpi buruk yang meresap perlahan ke tulang. The Eyes of My Mother adalah film body horror dengan pendekatan visual hitam-putih yang dingin dan menusuk. Kalau kamu suka estetika sinematik seperti dalam The Ugly Stepsister, film ini tentu wajib masuk watchlist!

Sinopsisnya mengikuti Francisca, seorang gadis kecil yang tumbuh dalam isolasi setelah ibunya, seorang dokter mata, dibunuh secara brutal oleh orang asing yang menyusup ke rumah mereka. Setelah tragedi itu, Francisca tak hanya kehilangan sosok ibu, tapi juga sulit membedakan antara kasih sayang dan kekerasan. Ketika ia dewasa, obsesi akan kedekatan dan kesepian membawanya pada keputusan-keputusan yang mengerikan.

4. Daniel Isn't Real (2019)

adegan dalam film Daniel Isn't Real. (dok. Samuel Goldwyn Films/Daniel Isn’t Real)

Fight Club (1999) dengan sentuhan supernatural dan horor tubuh serta psikologis mungkin adalah istilah yang tepat untuk menggambarkan film yang satu ini. Daniel Isn’t Real bercerita tentang Luke (Miles Robbins), seorang anak yang mengalami trauma hebat setelah melihat peristiwa kekerasan. Dalam masa rentannya, ia menciptakan sosok teman imajiner bernama Daniel (Patrick Schwarzenegger).

Sekilas, Daniel hadir sebagai penyelamat. Ia karismatik, percaya diri, dan selalu punya jawaban. Namun, seperti racun, pengaruh Daniel mulai merusak batas antara kepribadian Luke dan realitasnya. Apa yang tadinya terlihat seperti gangguan mental berkembang menjadi horor eksistensial yang menyayat, lengkap dengan transformasi tubuh yang tak bisa dijelaskan dengan logika medis biasa.

5. Swallowed (2022)

adegan dalam film Swallowed. (dok. Momentum Pictures/Swallowed)

Dibintangi Cooper Koch, yang tahun lalu mencuri perhatian dalam serial Netflix, Monsters: The Lyle and Erik Menendez Story, Swallowed adalah film body horror indie yang juga sayang untuk kamu lewatkan. Film karya Carter Smith ini menyatukan elemen horor tubuh yang menjijikkan dengan kisah cinta LGBTQ+ yang memilukan. Yap, bayangkan The Fly bertemu Call Me By Your Name, tapi lebih banyak cairan tubuh dan keputusan fatal!

Cerita bermula saat Benjamin (Koch) dan sahabatnya, Dom (Jose Colon), yang diam-diam suka padanya, menjalani malam terakhir bersama sebelum Ben pindah ke Los Angeles. Untuk memberi "kado perpisahan", Dom mengatur satu pekerjaan penyelundupan narkoba yang, sialnya, harus mereka bawa dalam tubuh mereka sendiri. Namun, semuanya berubah menjadi mimpi buruk ketika salah satu kapsul misterius pecah di dalam tubuh Dom.

6. Suitable Flesh (2023)

adegan dalam film Suitable Flesh. (dok. RLJE Films/Suitable Flesh)

Suitable Flesh, yang menjadi penutup daftar ini, hadir dengan pertanyaan menarik, sejauh mana tubuh dan jiwa bisa dipisahkan? Kisahnya berpusat pada Elizabeth Derby (Heather Graham), psikiater sukses yang hidupnya berubah drastis setelah bertemu pasien remaja bernama Asa Waite (Judah Lewis). Asa mengaku bahwa tubuh ayahnya dirasuki oleh entitas misterius yang kini mengincar “daging yang cocok” sebagai wadah berikutnya.

Diadaptasi dari cerpen H. P. Lovecraft berjudul The Thing on the Doorstep, Suitable Flesh adalah ode berdarah kepada film horor era 80-an. Sang sutradara, Joe Lynch, menghidupkan kembali nuansa Lovecraftian lewat visual retro, elemen erotis, dan atmosfer psikedelik yang menggelora. Bagi penggemar The Ugly Stepsister, film ini bisa menjadi pelengkap yang sempurna!

Kalau kamu merasa The Ugly Stepsister sudah cukup bikin merinding, tunggu sampai kamu menyelami enam film body horror underrated di atas. Mereka bukan sekadar tontonan sadis, tapi juga cerminan gelap dari obsesi manusia akan tubuh, identitas, dan pengakuan. Tertantang menonton semuanya secara maraton?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team