8 Film British Indie dengan Representasi Kultural Akurat

- Kes (1969): Film fitur Ken Loach dengan cerita tentang bocah 15 tahun di pemukiman kelas bawah yang menemukan semangat belajar setelah menyelamatkan anak burung elang.
- My Beautiful Laundrette (1985): Potret keberagaman Inggris melalui kisah Omar, pemuda imigran Pakistan di era pemerintahan Thatcher.
- Naked (1993): Cerminan pria Inggris kelas menengah bawah berjibaku dengan isu pengangguran dan ketidakmampuan memiliki rumah.
Film gak selamanya bisa dipakai sebagai referensi yang tepat. Dibuat sebagai media hiburan, dramatisasi dan distorsi fakta pun sering dilakukan untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Termasuk saat nonton film dari Inggris Raya. Gak sedikit yang sudah melalui proses dramatisasi dan bikin substansinya menyimpang jauh dari kenyataan yang ada.
Notting Hill misalnya diklaim sama sekali tak mencerminkan kondisi London yang sebenarnya. Banyak yang mempermasalahkan absennya keberagaman etnik dan ketimpangan ekonomi. Begitu pula dengan James Bond yang sering disebut ikon aksi Inggris, tetapi hanya menampilkan sisi megah Inggris lewat identitas kelas atasnya.
Sebagai gantinya, kamu bisa melirik delapan film British indie dengan representasi kultural akurat berikut ini. Semuanya layak disebut sebagai film-film yang berhasil memotret kultur dan realitas di Inggris Raya.
1. Kes (1969)

Kes adalah film fitur kedua Ken Loach, salah satu pegiat genre kitchen sink drama Inggris yang sudah merilis puluhan karya. Bekerja sama dengan Barry Hines selaku penulis naskah, film ini banyak terinspirasi dari masa kecil Hines di Yorkshire. POV yang dipakai adalah Billy (Dai Bradley), bocah 15 tahun yang tinggal di pemukiman kelas bawah bersama ibu tunggal dan kakak laki-laki yang uring-uringan. Billy dianggap tak punya masa depan oleh orang-orang di sekitarnya. Sering mencuri karena lapar dan susah fokus di kelas. Sampai akhirnya, ia menemukan semangat belajar setelah tak sengaja menyelamatkan anak burung elang yang ia namai Kes.
2. My Beautiful Laundrette (1985)

Potret keberagaman Inggris bisa kamu temukan dalam film My Beautiful Laundrette. Film indie tahun 1980-an ini mengekor perspektif Omar (Gordon Warnecke), pemuda Inggris yang berlatarbelakang imigran Pakistan. Saat dewasa, Omar jadi perawat untuk ayahnya yang alkoholik dan bekerja untuk bisnis pamannya. Di sinilah, ia bertemu dengan teman masa kecilnya yang sekarang jadi anggota band punk. Koneksi di antara mereka terbentuk lagi, tetapi tekanan sosial jadi tantangan buat keduanya. Berlatar era pemerintahan Thatcher, kelompok konservatif dan kapitalis merajalela saat itu.
3. Naked (1993)

Sebelum dikenal sebagai aktor kawakan Inggris, David Thewlis pernah jadi pemuda hilang arah di film Naked. Film ini disutradarai Mike Leigh yang seperti Loach dikenal sebagai pegiat genre kitchen sink realism. Thewlis memerankan Johnny, cerminan pria Inggris kelas menengah bawah yang berjibaku dengan isu pengangguran dan ketidakmampuan memilik rumah. Ia kemudian mencari perlindungan ke rumah mantan pacarnya. Namun, di sana ternyata keadaan tidak pula membaik. Sang mantan harus menghadapi masalah yang gak kalah pelik dengan pemilik apartemen. Film ini cukup depresif. Banyak adegan mengganggu dan potret bobroknya sistem keamanan dan ekonomi Inggris.
4. Trainspotting (1996)

Disebut salah satu film indie British terbaik yang pernah dibuat, Trainspotting cukup provokatif. Ia berlatarkan Edinburg, Skotlandia tempat si lakon Mark (Ewan McGregor) tinggal bersama orangtuanya. Berusia 26 tahun, Mark masih bekerja serabutan menekuni bisnis peredaran narkoba bersama beberapa rekannya. Namun, ia sudah muak dengan kehidupan ini dan adiksinya terhadap heroin. Ia nekat berupaya menyembuhkan diri dengan cara ekstrem yang memunculkan kepelikan-kepelikan lain.
5. Dead Man's Shoes (2004)

Dead Man’s Shoes tak kalah depresif. Ia mengikuti upaya Richard (Paddy Considine), mantan tentara yang ingin membalas dendam pada berandalan yang membunuh adiknya saat ia berdinas di luar negeri. Tak puas dengan kinerja polisi, Richard menggunakan caranya sendiri, berbekal pengalamannya selama jadi anggota militer. Ia meneror satu per satu pelakunya. Uniknya, sebuah twist akan dibongkar di akhir dan membuat film ini menyisakan bekas tak nyaman untuk penontonnya.
6. Fish Tank (2008)

Fish Tank adalah film indie Andrea Arnold yang banjir pujian. Kali ini isu khas Inggris yang diangkatnya adalah penelantaran anak oleh orangtua kelas pekerja. Antara tekanan ekoonomi dan alkoholisme, anak-anaklah yang akhirnya jadi korban dan kelompok paling rentan terdampak. Fish Tank akan memperkenalkanmu pada Mia (Katie Jarvis), remaja 15 tahun yang berjarak dengan sang ibu, teralienasi dari teman-teman sebayanya, dan akhirnya terjebak dalam cinta tak setara dengan seorang pria dewasa.
7. Sorry, We Missed You (2019)

Ricky (Kris Hitchen) adalah bapak yang jadi korban PHK saat krisis global 2008. Bertahun-tahun kemudian, ia kesusahan dapat pekerjaan layak. Ia dan sang istri pun terpaksa jadi pekerja lepas untuk bertahan hidup dan membiayai 2 anak mereka. Ricky bekerja jadi kurir dengan jaminan minim dan risiko tinggi, sementara istrinya jadi perawat panggilan untuk klien-klien lansia.
8. How To Have Sex (2023)

How to Have Sex adalah film yang secara akurat mencerminkan betapa cairnya hubungan modern. Cair di sini juga berarti risiko dan sayangnya itu kerap jadi sumber masalah. Tara (Mia McKenna-Bruce) mengalami sebuah insiden tak menyenangkan saat berlibur di Yunani bersama dua sahabatnya. Miris, karena tekanan sosial dan agresi yang dinormalisasi, Mia pun kesulitan mengungkapkan dan melawan ketidaknyamanan itu.
Itulah salah satu keunggulan nonton film indie. Tanpa banyak bujet untuk memoles, tak heran kalau representasi kultural yang mereka tampilkan pun lebih apa adanya. Dari delapan film British indie dengan representasi kultural akurat, sudah nonton yang mana saja, nih?